Paru-paru basah, penyakit yang sering dialami masyarakat tapi tak tahu banyak tentang penyakitnya. Informasi terkait penyakit paru-paru ini sangat perlu ada, agar masyarakat dapat waspada. Sehingga, langkah pencegahan dan tindakan penanganan bisa tepat waktu.
Namun, informasi terkait penyakit paru-paru ini masih simpang siur. Tidak jarang pengidap penyakit ini denial dan meyakini hanya sakit sesak napas biasa. Hal seperti ini tentu sangatlah berbahaya dan berpotensi menunda pengobatan penyakit paru-paru basah.
Masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan mendalam terkait penyakit paru-paru basah. Untuk mendapatkannya tentu tidak harus menunggu adanya sosialisasi dari dinas kesehatan atau puskesmas setempat. Ada banyak sekali sumber informasi termasuk artikel yang satu ini.
Mengenal Penyakit Paru-Paru Basah
Dari namanya saja semua orang pasti tahu bahwa penyakit paru-paru basah ini menyerang organ utama pada pernapasan manusia, yaitu paru-paru. Nama lain paru-paru basah yang mungkin lebih terkenal oleh masyarakat luas adalah pneumonia.
Penyakit ini merupakan kondisi di mana adanya penumpukan cairan di kantung udara yang ada pada organ paru-paru.
Kondisi infeksi paru-paru tidak bisa disepelekan karena pada dasarnya organ paru-paru harusnya hanya berisi udara saja, bukan air atau apa pun yang berupa cairan lainnya. Adanya cairan asing di paru-paru dapat mengganggu kinerja paru dalam memasok oksigen ke tubuh.
Hal ini harus mendapatkan penanganan segera karena oksigen memegang peranan penting dalam tubuh manusia. Penderita penyakit ini tidak hanya terbatas pada orang dewasa atau lansia saja. Anak-anak atau bahkan bayi pun berpotensi mengalami penyakit paru-paru basah.
Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan di Indonesia karena menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak. Penyumbang angka kematian tersebut sebagian besar berasal dari balita dan anak-anak.
Mengetahui Penyebab Penyakit Paru-Paru Basah
Penyakit paru-paru basah ini tentu saja tidak serta-merta menjangkit seseorang begitu saja. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab paru-paru basah sebelum seseorang bisa dikatakan mengidap penyakit ini.
Ini merupakan bagian penting dari edukasi terkait penyakit infeksi pada paru-paru. Masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan dengan mengacu pada penyebab-penyebab penyakitnya.
Nah, berikut informasi Ketik Media mengenai beberapa hal yang menjadi penyebab seseorang bisa menderita penyakit paru-paru basah.
1. Infeksi Paru-Paru oleh Bakteri
Kondisi penyakit pneumonia adalah adanya cairan di paru-paru tetapi bukan berarti penyebabnya karena paru-paru kemasukan air dari luar tubuh. Infeksi dari bakteri adalah salah satu penyebab utama mengapa bisa terdapat cairan di rongga paru-paru.
Dari semua bakteri penyebabnya, streptococcus pneumoniae adalah penyebab paling umum pneumonia. Bakteri ini bukanlah penyebab satu-satunya penyakit paru-paru basah. Masih ada beberapa bakteri lain yang juga dapat menjadi penyebab pneumonia.
Berikut ini adalah beberapa bakteri-bakteri yang juga menyebabkan pneumonia.
- Legionella pneumophila
- Haemophilus influenzae
- Mycoplasma pneumoniae
- Streptococcus aureus
Infeksi ini juga sangat mungkin terjadi karena penggunaan alat bantu pernapasan dalam jangka waktu yang lama.
Penularan paru-paru basah bisa pula terjadi dari orang lain yang sudah terlebih dahulu mengidap penyakit tersebut. Oleh karena itulah edukasi terkait paru-paru basah sangatlah penting.
Informasi ini bukan hanya untuk menghindarkan diri, mendeteksi dini, tetapi juga melindungi dari sekitar.
2. Infeksi Paru-Paru oleh Virus

Bakteri bukan satu-satunya hal yang bisa menginfeksi paru-paru manusia. Masih ada virus yang memiliki potensi penularan yang sama besarnya. Berikut ini adalah jenis-jenis bakteri yang menyebabkan penyakit paru-paru basah pada manusia.
- Virus flu
- Virus SARS-Cov-2 (Virus yang menyebabkan penyakit Covid-19)
- Virus RSV (Respiraatory Syncytial Virus)
Penularan penyakit paru-paru yang berasal dari virus relatif mudah untuk disembuhkan. Bahkan, beberapa jenis penyakit paru-paru basah dari virus ini dapat sembuh dengan sendirinya tanpa harus mengonsumsi atau melakukan pengobatan apa pun.
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa bahaya penyakit paru-paru basah terlihat dari hal yang menyebabkan penyakit itu sendiri. Tidak semua jenis pneumonia mematikan dan membutuhkan penanganan dari dokter.
Meski demikian, kondisi dari penderita juga sangat mempengaruhi bagaimana penyakit paru-paru basah pada tubuh. Bila calon penderitanya memiliki daya tahan tubuh lemah atau penyakit lain yang berpotensi memperburuk, maka jenis ringan pun bisa jadi masalah berat.
3. Infeksi Paru-Paru oleh Jamur
Hal terakhir yang berpotensi menjadi pemicu penyakit paru-paru basah adalah infeksi oleh jamur. Infeksi jamur bisa terjadi akibat bersinggungan dengan jamur yang dapat menyebabkan penyakit paru-paru basah.
Berikut inilah jenis-jenis jamur yang dapat memicu pneumonia pada manusia.
- Pneumocystis jirovecii (tersebar di lingkungan)
- Coccidioidomycosis (biasa ada di dalam tanah)
- Cryptococcus (biasa ada di kotoran burung)
- Histoplasmosis (biasa ada di tanah yang terkontaminasi kotoran hewan atau unggas)
Peradangan paru-paru atau pneumonia akibat jamur biasanya terjadi pada penderita yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Mereka yang memiliki daya tahan tubuh tinggi kecil kemungkinan terjangkit pneumonia setelah berinteraksi oleh jamur-jamur tersebut.
Alasannya tentu karena sistem kekebalan tubuh yang lebih dari cukup untuk mematikan jamur penyebab penyakit paru-paru basah.
Kebiasaan-Kebiasaan yang Meningkatkan Potensi Paru-Paru Basah
Ini merupakan hal yang sangat penting untuk dipahami masyarakat luas terkait pneumonia ini. Ketiga hal di atas bukanlah satu-satunya hal yang dapat memicu munculnya pneumonia ini.
Ada pula beberapa kebiasaan pemicu penyakit paru-paru yang sama besar potensi dampaknya dengan ketiga hal di atas. Kebiasaan-kebiasaan ini tentu harus kita hindari dengan baik dalam rangka menjaga diri dari pneumonia.
Nah, berikut ini adalah beberapa kebiasaan yang perlu kita hindari agar tidak berpotensi menderita sindrom gangguan pernapasan akut.
1. Merokok

Masyarakat Indonesia sepertinya tidak bisa jauh-jauh dari yang namanya rokok khususnya bagi kaum pria. Rasa-rasanya sulit sekali menemukan seorang pria yang tidak merokok karena banyaknya perokok aktif di Indonesia ini.
Banyak yang mengabaikan ancaman kesehatan akibat konsumsi rokok hanya demi kesenangan semata. Pneumonia menjadi salah satu ancaman kesehatan yang bisa diderita oleh para pecandu rokok.
Kebiasaan merokok dapat merusak jaringan paru-paru secara bertahap. Kerusakan ini jelas saja menurunkan fungsi paru-paru dan mengurangi kemampuan paru-paru melindungi diri dari segala macam infeksi eksternal.
2. Konsumsi Alkohol
Ternyata kebiasaan mengonsumsi alkohol yang berlebih juga dapat menjadi alasan seseorang menderita penyakit paru-paru basah. Alkohol dapat menurunkan daya tahan atau kekebalan tubuh sendiri.
Pada masa ini pastinya tubuh lebih rentan terserang berbagai penyakit dan kurang kemampuannya melawan infeksi. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa pada masa ini tubuh berada jauh dari jangkauan bakteri, virus, atau jamur penyebab pneumonia.
3. Kebiasaan Hidup Kurang Bersih
Seperti penjelasan sebelumnya, sebagian besar penyebab penyakit ini adalah karena lingkungan tempat tinggal. Khususnya penyebab pneumonia akibat infeksi jamur.
Kebiasaan hidup yang kurang menjaga kebersihan bisa menjadi kebiasaan yang makin mendekatkan diri pada risiko terkena penyakit paru-paru basah. Sangat penting untuk selalu menjaga agar lingkungan tempat tinggal selalu bersih.
Kebiasaan hidup bersih seperti mencuci tangan pakai sabun harus terus ada. Perubahan gaya hidup untuk kesehatan paru-paru sangat dibutuhkan khususnya bagi mereka yang tidak terbiasa hidup bersih dan sehat.
Mengetahui Gejala-Gejala pada Penderita Paru-Paru Basah
Setelah mengetahui tindakan pencegahan penyakit paru-paru khususnya pneumonia sekarang saatnya mengetahui gejala-gejalanya. Informasi ini bisa menjadi patokan untuk mengidentifikasi terserang tidaknya seseorang oleh pneumonia.
Penting untuk diketahui bahwa dari temuan gejala-gejala saja tidak bisa langsung memastikan seseorang menjadi penderita paru-paru basah. Gejala hanya sebagai tanda untuk periksa saja sehingga pasien tetap harus menemui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Jangan sampai melakukan tindakan pengobatan tanpa petunjuk dokter hanya dengan bermodalkan informasi gejala suatu penyakit. Masih ada kemungkinan gejala tersebut akibat dari hal lain dan pengobatan yang tak tepat justru menimbulkan permasalahan baru.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang muncul pada penderita pneumonia. Ingat! Hanya gunakan informasi gejala ini sebagai tanda untuk pemeriksaan paru-paru ke dokter.
1. Permasalahan Pernapasan
Pneumonia secara khusus menyerang organ utama pernapasan, paru-paru. Bila organ ini bermasalah tentu saja penderitanya akan mengalami masalah pernapasan. Salah satu yang paling sering terjadi adalah kesulitan bernapas.
Tumpukan cairan yang ada di paru-paru membuat pasokan udara yang masuk ke paru-paru berkurang. Sehingga pernapasan cenderung dangkal dan lebih cepat. Biasanya hal ini juga disertai oleh rasa nyeri di bagian dada.
2. Tubuh Terasa Lemas
Sekilas kondisi ini sering kali gagal masyarakat sadari, sebab merasa kondisi tubuh yang lemas tidak berhubungan dengan pernapasan. Padahal kedua hal tersebut berhubungan erat dengan pasokan oksigen dalam tubuh.
Tubuh lemas terjadi karena kurangnya pasokan energi yang dalam hal ini tidak melulu soal makan. Oksigenlah yang memiliki peran untuk mengubah glukosa menjadi energi dari nutrisi yang sudah kita makan.
Tanpa adanya oksigen, nutrisi yang sudah kita makan tidak bisa tubuh cerna dengan baik sehingga kita tetap lemas meski sudah makan.
3. Batuk
Gejala paru-paru basah yang satu ini tentu paling mudah diamati dan dirasakan. Batuk pada penderita pneumonia berbeda dengan batuk biasa. Penderita paru-paru basah batuknya disertai oleh lendir kehijauan, kuning, atau bahkan batuk darah.
Selain itu, ada rasa sakit atau nyeri di bagian dada ketika batuk.
4. Kepala Pusing

Dampak penyakit paru-paru basah pada tubuh memang sangat beragam dan tidak semua penderita sama. Salah satu gejala yang terjadi pada sebagian kecil kasus adalah kepala pusing. Kondisi ini bisa terjadi akibat tubuh yang kekurangan oksigen.
5. Nyeri pada Bagian Dada
Ini merupakan gejala yang umum dan hampir semua penderita pneumonia merasakan gejala ini. Bila paru-paru bermasalah tentu sangat wajar ada rasa nyeri yang terasa di bagian dada. Entah itu nyeri ketika batuk, ketika bernapas, atau rasa nyeri yang muncul tiba-tiba.
6. Demam
Gejala yang satu ini bisa dibilang sangat umum dan sering kali membuat salah paham. Ini karena ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab demam. Demam karena penyakit pneumonia umumnya tinggi dan disertai oleh gejala-gejala penyakit pneumonia lainnya.
Jadi, jangan khawatir bila tubuh demam karena belum tentu itu adalah tanda penyakit pneumonia. Demamnya pengidap pneumonia ini terjadi sebagai respon tubuh dalam melawan infeksi penyebab pneumonia.
Dapat pula dikatakan bahwa demam adalah kondisi yang bagus bagi penderita pneumonia karena ada perlawanan terhadap infeksi.
Informasi Terkait Pemeriksaan Paru-Paru Basah
Selanjutnya ada informasi terkait pemeriksaan penyakit paru-paru basah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui benar tidaknya ada penyakit pneumonia dan bila ada seberapa parah penyakit tersebut.
Dari data ini barulah dokter dapat merancang perencanaan perawatan penyakit paru-paru yang paling tepat. Setiap jenis pemeriksaan memiliki tujuan tertentu dan dengan pertimbangan tertentu yang didasarkan pada kondisi pasien.
Dalam hal ini tentu pasien harus memberikan informasi sebenar-benarnya agar dokter bisa memberikan jenis pemeriksaan yang tepat. Ketepatan jenis pemeriksaan dapat membantu mempercepat proses penanganan terhadap pneumonia.
1. Tes Darah
Seseorang yang menderita pneumonia akan melalui pengecekan kadar oksigen yang ada dalam darah. Hal ini untuk mengetahui berapa banyak oksigen yang dapat diedarkan jantung setelah diikat oleh darah di paru-paru.
Melalui tes ini pula infeksi-infeksi oleh penyebab pneumonia dapat diketahui secara lebih jelas. Dalam prosesnya juga dapat dicari tahu seberapa parah pneumonia yang dialami oleh seorang pasien.
2. X-Ray
Pemeriksaan X-Ray untuk mengetahui kondisi paru-paru dan organ di sekitarnya secara visual. Tumpukan cairan di paru-paru dapat dilihat melalui pemeriksaan X-Ray. Metode pemeriksaan ini memungkinkan dokter mengetahui lokasi tumpukan cairan di paru-paru.
3. Ekokardiogram
Ini merupakan pemeriksaan untuk mengetahui kinerja jantung. Pemeriksaan ini memang tidak memeriksa pneumonia secara langsung, melainkan penyakit jantung yang mempengaruhi pneumonia atau sebaliknya.
Pengobatan Terhadap Paru-Paru Basah

Bila ada penyebab, gejala, dan pemeriksaan, tentu ada pula pengobatannya. Sampai saat ini pengobatan pada paru-paru basah hanya untuk mengurangi atau menangani gejalanya saja.
Masih belum ada obat khusus yang mampu menangani dan menyembuhkan penyakit pneumonia ini. Jadi, mengobati paru-paru basah pada dasarnya melawan gejala-gejala yang muncul pada penderita.
Berikut ini adalah pengobatan yang umum dilakukan pada penderita pneumonia.
1. Pemberian Bantuan Pernapasan
Salah satu gejala umum pada penderita pneumonia adalah gangguan pernapasan. Penderita perlu dibantu pernapasannya agar aliran oksigen dalam tubuh terpenuhi. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan bantuan pernapasan menggunakan ventilator.
Dorongan udara dari ventilator dapat membantu mengeluarkan sebagian cairan yang menumpuk di rongga paru-paru.
2. Pemberian Obat-Obatan
Mengatasi paru-paru basah juga bisa dilakukan dengan konsumsi obat. Jenis obat yang biasa tersedia adalah obat antibiotik untuk mengobati infeksi pada paru-paru dan obat penenang untuk memudahkan pernapasan.
Ada pula yang diberikan obat nyeri bila penderita mengalami nyeri di bagian dada ketika bernapas. Masing-masing obat ini disesuaikan dengan kondisi pneumonia yang dialami.
Tentu saja disesuaikan pula dengan riwayat penyakit dan tubuh penderita untuk menghindari komplikasi.
3. Pengurasan Cairan di Paru-Paru
Tindakan ini dilakukan bila kondisi pneumonia pada penderita sudah cukup parah dan pengobatan-pengobatan lain tidak banyak membantu. Cairan yang terlalu banyak di paru-paru ini harus segera dikeluarkan agar tidak mengancam nyawa.
Dokter bisa menggunakan kateter untuk mengeluarkan cairannya atau tindakan pembedahan. Keluarga bisa konsultasi dengan dokter terkait tindakan terbaik untuk menangani pasien.
Keluarga dan pasien bisa memilih tindakan yang ingin diambil dengan konsekuensi tentunya. Karena tidak sedikit orang yang merasa takut akan operasi pembedahan dan kondisi stres seperti ini sudah pasti dapat memperburuk kondisi pasien.
Itulah informasi lengkap terkait penyakit paru-paru basah yang bisa diketahui dan dipahami. Selalu ingatlah bahwa sebaik-baiknya pengobatan suatu penyakit akan lebih baik lagi bila penyakit itu bisa dicegah.