Sejak lahir, serangan berbagai macam penyakit sudah mengintai si kecil. Penyakit yang harus mendapat perhatian khusus dari orang tua adalah pneumonia neonatal. Penyakit paru-paru ini berpotensi menyebabkan kematian bila tidak mendapat penanganan segera.
Sebagian besar bayi yang menderita infeksi paru-paru yang berakhir kematian adalah akibat dari penanganan pneumonia neonatal terlambat.
Lebih Dekat dengan Penyakit Pneumonia Neonatal
Edukasi terkait kesehatan di masyarakat masih tergolong kurang sehingga banyak informasi penting yang terlewat. Untuk memperbaiki hal tersebut, mari kita belajar tentang pneumonia neonatal bersama Ketik Media.
1. Apa Itu Penyakit Pneumonia Neonatal?
Sebagian besar masyarakat Indonesia mungkin sudah sangat paham dan tahu terkait penyakit yang bernama pneumonia. Bagaimana tidak, penyakit pneumonia atau paru-paru basah merupakan salah satu penyakit yang paling banyak masyarakat miliki.
Pneumonia neonatal ini merupakan bagian dari jenis penyakit pneumonia pada umumnya. Pembedanya di sini adalah terjadi infeksi paru-paru pada bayi dan bukannya orang dewasa atau anak-anak.
Neonatal adalah masa ketika usia bayi yang baru lahir belum mencapai 28 hari. Bisa dibayangkan sendiri betapa menyakitkannya melihat bayi yang baru lahir sudah menderita penyakit mematikan ini. Khususnya bagi ibu dan orang tua sang bayi.
Ada banyak bakteri atau patogen yang menjadi penyebab pneumonia neonatal, misalnya Staphylococcus aureus, E. Coli, Proteus sp, atau Klebsiella sp. Infeksi awal penyakit pneumonia pada bayi sering kali karena air ketuban yang pecah sebelum waktunya..
2. Gejala Pneumonia Neonatal
Tanda-tanda kelainan paru-paru bayi bervariasi, ada yang bisa teridentifikasi dengan mudah dan ada yang tidak. Salah satu gejala yang paling mudah untuk diamati adalah laju pernapasan bayi yang tidak wajar, tekanan darah rendah, hingga kegagalan pernapasan.
Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya pneumonia neonatal, khususnya bila air ketuban pecah saat persalinan harus melalui pemeriksaan terlebih dahulu. Jadi, tidak perlu terburu-buru membawa pulang buah hati dan biarkan dokter memeriksa kesehatannya secara intensif.
3. Pengobatan
Tidak sedikit orang tua yang merasa takut akan tindakan-tindakan pengobatan neonatal pada buah hatinya. Pada akhirnya ada rasa keengganan pada orang tua untuk membawa bayi ke dokter dan lebih memilih menggunakan pengobatan tradisional setahunya saja.
Hal ini tentu sangat berbahaya karena justru berpotensi menyebabkan komplikasi pneumonia neonatal. Penting untuk orang tua ketahui bahwa tindakan dokter selalu berdasar pada kondisi pasien dan pasti meminta persetujuan orang tua dulu.
Nah sebelum itu dokter akan memberikan informasi bagaimana bayi tersebut akan mendapatkan penanganan. Pengobatan pneumonia pada bayi biasanya menggunakan terapi antibiotik untuk menyembuhkan infeksi yang ada pada paru-paru.
Selain itu ada pula terapi suportif dan simptomatik yang merupakan bantuan penyelesaian masalah kesehatan secara tidak langsung.
4. Pencegahan Penyakit
Sayangnya tidak ada hal khusus yang secara langsung dapat mencegah pneumonia neonatal. Semuanya berupa upaya-upaya untuk mengurangi potensi terjadinya pneumonia pada bayi. Berikut ini adalah kiat-kiat untuk menurunkan potensi terjadinya pneumonia pada bayi.
- Melakukan pemeriksaan antenatal secara rutin pada masa kehamilan.
- Menjaga kesehatan ibu hamil dengan konsumsi makanan bergizi sesuai kebutuhan dan anjuran dokter.
- Menjaga kebersihan diri ibu hamil dan lingkungan tempat aktivitas.
- Memilih lokasi persalinan yang terpercaya, bersih, dan memiliki staf yang terbukti profesional di bidangnya.
Demikian informasi Ketikmedia.com tentang pneumonia neonatal. Orang tua yang teredukasi, secara signifikan dapat menurunkan angka kematian bayi akibat infeksi paru-paru. Melihat tubuh bayi yang masih begitu kecil dan rentan, tentu saja kesehatannya adalah tanggung jawab mutlak kedua orang tuanya.