Ketikmedia.com – Sebagai Suku terbesar di Indonesia, upacara adat Jawa kini jadi salah satu tradisi yang masih dilestarikan. Upacara adat biasanya punya tujuan khusus, seperti bentuk syukur, permohonan keselamatan, hingga sebagai penghormatan kepada leluhur.
Mulai dari upacara adat Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, semuanya tidak hanya sekadar ritual saja, melainkan juga mengandung nilai filosofis yang mendalam. Untuk lebih jelasnya seputar upacara adat di Jawa, simak penjelasan dari Ketik Media berikut ini!
Tradisi Upacara Adat di Jawa
Suku Jawa terkenal sebagai suku yang kental dengan upacara adat dan tradisi-tradisi lainnya. Sejumlah upacara dan tradisi adat Jawa mengandung nilai filosofis, budaya, dan spritual. Berikut berbagai upacara adat Jawa yang masih terus dilestarikan sampai sekarang:
1. Tedhak Siten
Tedhak Siten adalah upacara adat Jawa yang menandai momen pertama kali seorang anak menginjakkan kaki ke tanah (bumi). Pelaksanaan upacara ini ketika anak mulai berusia sekitar 7 bulan sesuai kalender Jawa atau 8 bulan kalender Masehi, ketika ia mulai belajar duduk dan berjalan.
Tujuan:
Sebagai penghormatan kepada bumi ketika anak mulai belajar berjalan. Selain itu, juga sebagai harapan orang tua bahwa anak akan kuat dan mampu berdiri sendiri dalam menempuh kehidupan yang penuh tantangan.
Rangkaian Upacara:
- Membersihkan Kaki Anak
- Melewati 7 Jadah
- Orang Tua Naik 7 Tangga yang Terbuat dari Batang Tebu Wulung
- Anak Masuk ke Kurungan Ayam
- Memandikan Anak
- Menyebar Udhik-Udhik
2. Tingkeban
Tingkeban adalah upacara adat Jawa untuk syukuran kehamilan pertama memasuki usia 7 bulan. Hari yang diyakini sebagai hari baik untuk melakukan upacara ini adalah Rabu atau Sabtu dan pada tanggal ganjil sebelum tanggal 15 dalam kalender Jawa.
Pada upacara Tingkeban ini khusus untuk wanita yang sedang hamil. Upacaranya hampir mirip dengan selamatan, karena sama-sama bertujuan untuk mendoakan keselamatan bagi ibu hamil dan bayi di dalam kandungannya.
Tujuan:
Untuk mendoakan keselamatan ibu dan bayi agar lahir dengan normal dan sehat. Selain itu, untuk mempermudah proses kehamilan, persalinan, dan pertumbuhan anak sampai dewasa.
Rangkaian Upacara:
- Sungkeman
- Siraman
- Pecah Telur
- Memutus Janur
- Brojolan
- Pecah Kelapa
- Mengganti Busana dengan 7 Kain
- Calon Ayah dan Ibu seakan Berjualan Cendol dan Rujak dengan Uang Koin
- Potong Tumpeng
3. Nyadran
Nyadran adalah rangkaian upacara dan tradisi masyarakat Jawa, terutama di Jawa Tengah. Upacara Nyadran ini untuk menghormati leluhur dengan membersihkan makam, tabur bunga, serta menggelar kenduri dan doa bersama.
Tujuan:
Mendoakan arwah leluhur, mengungkapkan rasa syukur, serta mengingatkan manusia akan kematian. Nyadran juga sebagai sarana melestarikan budaya gotong royong sekaligus upaya untuk menjaga keharmonisan masyarakat melalui kegiatan kembul bujono.
Rangkaian Upacara:
- Ziarah Kubur
- Membersihkan Makam
- Tabur Bunga
- Kenduri (Makan Bersama)
4. Siraman
Siraman adalah upacara adat tradisional masyarakat Jawa, Melayu, dan Sunda. Upacara ini menjadi salah satu rangkaian pada prosesi pernikahan. Air yang digunakan untuk siraman diambil dari 7 sumber yang berbeda.
Tujuan:
Untuk membersihkan jiwa dan hati calon pengantin sebelum mengarungi bahtera rumah tangga.
Rangkaian Upacara:
- Sungkeman
- Air Siraman
- Ngeracik Sear
- Siraman
- Memecahkan Kendi
- Potong Rikmo
- Bopongan
5. Brokohan
Brokohan adalah upacara syukuran dalam tradisi masyarakat Jawa untuk menyambut kelahiran bayi, yang dilakukan sehari setelah bayi lahir. Upacara brokohan ini akan mengundang tetangga dan kerabat untuk berdoa bersama dan menyajikan makanan kepada para tamu undangan.
Tujuan:
Untuk keselamatan dan perlindungan bagi sang bayi. Selain itu, brokohan juga sebagai harapan bagi sang bayi agar kelak menjadi anak yang memiliki perilaku yang baik.
Rangkaian Upacara:
- Mendhem Ari-Ari
- Bancaan
- Coplok Pusar Setelah 7 Hari
6. Supitan/Khitanan
Supitan adalah upacara adat tradisional yang berkaitan dengan proses khitanan (sunat) bagi anak laki-laki. Pada Supitan ini sebagai bagian dari upacara yang menandai peralihan ke masa dewasa, terutama dalam tradisi masyarakat Jawa.
Tujuan:
Untuk menjalankan kewajiban syariat Islam, menjaga kebersihan dan kesehatan organ intim, serta sebagai simbol transisi menuju kedewasaan.
Rangkaian Upacara:
- Gress atau Pawai Keliling Kampung
- Proses Inti (Khitan)
- Tasyakuran
- Hiburan
7. Ruwatan
Ruwatan adalah salah satu upacara adat dari kebudayaan Jawa. Dalam pelaksanaan ruwatan, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sajen. Sajen tidak hanya sebatas makanan saja, melainkan mencakup beberapa benda lainnya.
Adapun benda yang digunakan sebagai sajen dalam acara ruwatan, seperti padi, bunga, kain, dan sejumlah barang lainnya. Saat ini, tradisi ruwatan masih dipercayai sebagian besar masyarakat karena berhubungan dengan keselamatan anak beserta keluarganya.
Tujuan:
Untuk membebaskan atau melepaskan seseorang dari hukuman atau kutukan yang membawa sial atau membahayakan.
Rangkaian Upacara:
- Persiapan (penentuan tanggal, perlengkapan acara, sajen, daftar donatur, konsep acara, dan lainnya)
- Menampilkan Kesenian
- Sumaninggah
- Kirab Agung
- Pembacaan Doa dan Selamatan
8. Sedekah Laut/Larung Sesaji
Sedekah Laut adalah tradisi masyarakat nelayan di pesisir pantai. Upacara Sedekah Laut ini masih banyak dilakukan, terutama di wilayah Gunungkidul, Banyuwangi, Blitar, Cilacap, Tuban, Kebumen, Jepara, Semarang, Trenggalek, Demak, Brebes, dan masih banyak lagi.
Pada tradisi ini, akan dilakukan pemanjatan doa kepada Allah SWT agar para nelayan senantiasa diberikan keselamatan dan perlindungan ketika mencari nafkah. Selain itu, upacara sedekah laut ini juga digunakan sebagai ajang silaturahmi.
Tujuan:
Sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan rezeki yang masyarakat dapatkan dari hasil laut.
Rangkaian Upacara:
- Ziarah
- Pelepasan Sesaji
- Kirab
- Larung Sesaji
9. Brobosan
Brobosan adalah salah satu upacara adat Jawa Tengah. Pada Brobosan ini menjadi tradisi upacara kematian masyarakat Jawa di mana anak cucu almarhum berjalan melewati bawah keranda jenazah sebagai penghormatan terakhir dan harapan agar sifat baik jenazah dapat menurun kepada keturunannya.
Tujuan:
Untuk memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah sebelum dimakamkan, serta untuk menghormati para leluhur yang telah mendahului.
Rangkaian Upacara:
- Pengantaran Jenazah ke Pemakaman
- Berhenti Sejenak di Depan Rumah Tempat Jenazah Disemayamkan
- Keluarga Jenazah Menerobos atau Berjalan Mondar Mandir di Bawah Keranda Sebanyak 7 Kali
10. Padusan
Padusan adalah upacara tradisi masyarakat Jawa untuk melakukan pembersihan diri. Pembersihan diri ini baik secara lahir maupun batin dengan mandi atau berendam di sumber air alami seperti sungai, pantai, atau mata air.
Pada dasarnya, Padusan ini bersal dari kebiasaan Walisongo yang menyatukan budaya Hindu dengan budaya Islam. Biasanya tradisi ini akan dilakukan beramai-ramai di satu mata air.
Tujuan:
Untuk membersihkan diri, baik lahir maupun batin, sebelum bulan suci Ramadhan tiba.
Rangkaian Upacara:
- Basuh Tangan
- Membersihkan Najis
- Berwudhu dan Berdoa
- Mandi Wajib
- Mengguyur Badan
Dari penjelasan di atas, ada beberapa kumpulan upacara Jawa, mulai dari upacara adat Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Selain upacara di atas, sebenarnya masih ada banyak upacara lainnya yang juga masih lestari hingga saat ini.
Dengan mengetahui apa saja upacara adat Jawa, menjadi salah satu cara mengenal kebudayaan Indonesia secara lebih dalam.