Ayah Bunuh Anak Kandung Perkara Motor Rusak

ayah bunuh anak kandung

Bambang (44) seorang ayah di Kabupaten maros terungkap membunuh anak kandungnya berinisial MRA (13) setelah melalui proses rekonstruksi. Korban tewas karena mengalami pemukulan dan penikaman.

Proses rekonstruksi ini berjalan di Posko Jatanras Polres Maros di hari Senin (14/10) siang. Bambang hadir pada proses rekonstruksinya dan langsung memperagakan hingga 30 adegan.

Saksi pada Kasus Ayah Bunuh Anak Kandung

Menurut Iptu Mukhbirin selaku KBO Satuan Reskrim Polres Maros, kasus ayah membunuh anak kandung ini memiliki empat orang saksi utama. Keempat orang tersebut ikut pada proses rekonstruksi tersebut di mana pemeran pengganti menggantikan dua di antaranya.

Pada proses rekonstruksi tersebut, nampak aksi pelaku yang secara keji menendang juga memukul kepala dari korban. Penganiayaan ini sendiri berakibat sangat fatal pada fisik korban karena menghasilkan 100 luka di seluruh tubuh.

“Pelaku yang merupakan Ayah melakukan pemukulan pada kepala, badan, hingga pinggul sebelah kiri korban yang merupakan anak kandungnya hingga menyebabkan luka-luka. Luka memar yang membekas sendiri ada pada lebih dari 100 titik” ujarnya.

Sang Ayah Menikam Anak Kandungnya Memakai Pisau

Kasus ayah membunuh anak kandung di Maros ini sampai melibatkan kejadian penikaman memakai pisau. Mukhbirin melanjutkan, ada tiga luka tikaman yang ada pada tubuh korban.

“Terlihat ada tiga tusukan pada tubuh korban yang terletak di punggung, lengan tangan sebelah kiri, dan dada sebelah kiri walaupun tidak dalam,” jelasnya.

Baca Juga:  Pemkab Bone Janji Bayar Gaji ke-13, Paling Lambat Akhir Juli

Penganiayaan pada anak kandung yang dilakukan oleh sang ayah ini berlangsung pada Kamis (8/10/2024) pukul 21.00 WITA di Perumahan Lagosi, Kecamatan Mandai yang merupakan rumah pelaku.

Kanit PPA Polres Pangkep, Bripka hidayat menjelaskan pelaku mengaku melakukan ini karena kesal motornya mengalami kerusakan setelah sang anak meminjamnya. “Korban menjatuhkan motornya tanpa sengaja dan bapaknya baru mengetahui motor tersebut rusak saat sampai rumah,” ujarnya.

Pelajaran dari Kasus Ayah Bunuh Anak Kandung

Ada banyak hal yang perlu menjadi pembelajaran pada kasus ayah bunuh anak kandung ini. Supaya hal serupa tidak sampai terjadi lagi, berikut beberapa hal penting tersebut:

1. Pengelolaan Emosi

Mengelola emosi, terutama kemarahan, adalah keterampilan penting yang perlu dipraktikkan setiap hari. Dalam situasi yang memicu emosi, seperti masalah kendaraan rusak, seseorang harus mampu menenangkan diri sebelum bereaksi. 

Emosi yang tidak terkendali dapat mendorong seseorang melakukan tindakan yang merugikan, sebagaimana terlihat dalam kasus ini, di mana kemarahan yang meledak tanpa kendali menyebabkan tragedi yang sangat disayangkan.

2. Komunikasi dalam Keluarga

Kasus ayah bunuh anak kandung ini menggaris bawahi pentingnya komunikasi yang baik dalam keluarga. Ketika komunikasi tidak terbuka atau kurang efektif, masalah kecil bisa berubah menjadi konflik besar. 

Membicarakan masalah dengan tenang dan mendengarkan sudut pandang masing-masing anggota keluarga dapat mencegah terjadinya ketegangan. Dengan dialog yang sehat, penyelesaian masalah bisa lebih mudah dicapai tanpa harus menggunakan kekerasan.

3. Pentingnya Kontrol Diri

Kontrol diri adalah bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat menghadapi hal-hal yang mengecewakan. Dalam situasi ini, kontrol diri tidak hanya menjaga hubungan antar anggota keluarga tetap harmonis, tetapi juga mencegah keputusan yang berbahaya. 

Baca Juga:  Razia Satpol PP PKL di Maros, Padahal Sudah Setor ke Polisi

Jika sang ayah bisa menahan diri untuk melampiaskan amarah pada anak kandungnya, tragedi bisa dihindari. Pelajaran ini relevan dalam banyak aspek kehidupan.

4. Dampak Kekerasan

Kekerasan, baik fisik maupun emosional, selalu memiliki dampak yang merusak, terutama dalam keluarga. Selain melukai secara fisik, kekerasan meninggalkan trauma psikologis yang mendalam bagi keluarga dan lingkungan sekitar. 

Kasus ayah bunuh anak kandung ini menjadi pengingat keras bahwa kekerasan tidak pernah menjadi solusi dan hanya akan memperburuk situasi, meninggalkan dampak jangka panjang yang sulit diperbaiki.