Haji  

Panduan Lengkap Manasik Haji Terbaru

Panduan Lengkap Manasik Haji Terbaru

Ketik Media, Haji – Sebagai rukun Islam yang kelima, ibadah haji bersifat wajib bagi kaum muslim yang mampu melaksanakannya. Nah agar pelaksanaan ibadah dapat berjalan lancar dan sesuai ketentuan syariat, maka sebelum menunaikannya para calon jamaah harus mengikuti manasik haji.

Tujuan manasik haji Nantinya pada saat manasik para calon jamaah akan diberi pengetahuan tentang doa manasik haji serta tata cara manasik haji. Jamaah juga akan dibimbing tentang bagaimana urutan manasik haji berikut tips dan peraturan tak tertulis yang berkaitan dengan masalah teknis.

Mungkin bagi sebagian jamaah masih memiliki pertanyaan apa sih sebenarnya arti dari manasik haji? Lantas manasik haji berapa lama akan berlangsung? Nah bagi Anda yang kebetulan akan segera melaksanakan ibadah haji tahun ini, silahkan simak uraian berikut ini.

Pengertian

Apa itu manasik haji? Jadi istilah tersebut mengacu pada simulasi atau latihan yang harus diikuti oleh para calon jamaah haji agar paham bagaimana pelaksanaannya. Dengan mengikuti manasik, maka diharapkan para calon jamaah akan mampu melaksanakan ibadah hajinya dengan baik.

Pelaksanaan manasik umumnya akan dilakukan selama beberapa kali pertemuan, tergantung pada pihak penyelenggaranya. Pertemuan tersebut dapat bersifat tatap muka, namun untuk saat ini banyak juga biro perjalanan haji yang menyelenggarakan manasik secara online.

Di dalam manasik, jamaah akan diajarkan ragam pengetahuan yang berkaitan dengan doa haji yang akan dibaca selama pelaksanaan haji. Selain itu dibimbing juga tentang tata cara ibadah haji, sunnah dan larangan pada saat haji berlangsung dan masih banyak lagi lainnya.

Rangkaian Pelaksanaan Manasik

Agar berjalan secara efektif, umumnya pelaksanaan manasik akan dibagi menjadi beberapa tahap. Berikut materi manasik haji untuk 3 tahapan manasik yang umumnya diselenggarakan oleh biro perjalanan haji resmi, yaitu:

1. Pembekalan Teori

Pada tahap awal, calon jamaah akan mendapatkan pembekalan teori. Materi yang disampaikan antara lain adalah sejarah dan hukum ibadah haji, rukun dan syarat haji, tata cara pelaksanaan dan masih banyak lagi lainnya.

2. Simulasi Tata Cara Haji

Setelah pembekalan teori, calon jamaah haji akan diajak untuk melakukan praktik. Kegiatan ini dilaksanakan di tempat yang memiliki alat peraga layaknya keadaan di tanah suci. Dari kegiatan ini diharapkan calon jamaah akan lebih paham atas teori yang telah diterimanya.

3. Simulasi Perjalan Haji

Tak hanya simulasi pelaksanaan haji, calon jamaah juga akan menjalani simulasi keberangkatan. Tujuannya calon jamaah akan paham bagaimana kondisi serta situasi yang akan dialami dalam perjalanan haji nantinya.

Urutan Pelaksanaan Haji

Dirangkum dari beberapa sumber, berikut tata cara dan urutan pelaksanaan ibadah haji yang wajib diketahui oleh para calon jamaah. 

1. Berniat

Niat harus dilaksanakan oleh semua jamaah haji sebelum melaksanakan semua rangkaian ibadah hajinya. Niat ini harus dilakukan dengan tulus, ikhlas dan sungguh-sungguh jika semua pelaksanaan haji ini dilakukan hanya karena Allah. 

Baca Juga:  Haji Ifrad Adalah: Tata Cara & Keutamaannya

Niat untuk berhaji ini paling lambat dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah pada miqat tertentu sesuai ketetapan. Sebelum melakukan niat, jamaah haji disarankan untuk mandi besar, berwudhu lantas menggunakan baju ihram. 

Berikut bacaan untuk niat berhaji:

نَوَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلهِ تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بحَجًَةِ

Arti Latin: Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma hajjan.

Artinya: “Aku berniat melaksanakan haji dan berihram karena Allah ta’ala. Aku sambut panggilanMu untuk berhaji ya Allah”.

2. Berihram

Tahapan berikutnya adalah berihram. Untuk para lelaki baju ihramnya berupa 2 lembar kain warna putih tanpa jahitan. Satu lembar digunakan untuk menutupi bagian bawah punggung layaknya sarung dan selembar lagi menutupi bagian pundak.

Untuk jamaah wanita, baju ihramnya harus menutup seluruh badan dan disunnahkan berwarna putih. Namun khusus bagian wajah dan telapak tangan tetap harus terbuka. nantinya para jamaah lelaki boleh menggunakan wangi-wangian, namun untuk kaum wanita dilarang.

Setelah menggunakan baju ihram, jamaah membaca doa berikut:

اَللّٰهُمَّ أُحَرِّمُ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ وَجَسَدِيْ وَجَمِيْعَ جَوَارِحِيْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ حَرَّمْتَهُ عَلَى الْمُحْرِمِ أَبْتَغِيْ بِذٰلِكَ وَجْهَكَ الْكَرِيْمَ يَا رَبَّ الْعَــالِمِيْنَ

Arti Latin: Allahumma uharrimu sya’ri wa basyari wa jasadi wa jami’a jawarihi min kulli sya-in harramtahu ‘alal muhrimi abtaghi bidzalika wajhakal karima ya rabbal ‘alamin

Artinya: “Ya Allah aku mengharamkan rambut, kulit, tubuh dan seluruh anggota badanku dari semua yang Engkau haramkan bagi yang sedang berihram, demi mengharap ridha-Mu semata, wahai Tuhan yang maha memelihara  semua keadaan”.

3. Membaca Talbiyah

Jamaah haji dianjurkan untuk memperbanyak bacaan talbiyah selama menggunakan ihram. Talbiyah terus dikumandangkan dalam setiap kegiatan dan keadaan selama berihram.

Bacaan talbiyah yang dimaksud adalah:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ

Arti Latin: Labbaikalla humma Labbaikh. Labbaikalaa Syariika Laka Labbaik. Innal Hamda Wa Ni’mata Lakawal Mulk Laa Syariikalakaa.

Artinya: “Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku penuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kekuasaan adalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu”.

4. Wukuf di Padang Arafah

Setelah berniat dan mengenakan ihram, jamaah haji akan berangkat ke Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf. Jamaah haji berkumpul di area wukuf ini tepat di hari Arafah untuk melakukan zikir, doa serta memohon ampunan pada Allah Subhanallahu wata’ala.

5. Mabit di Muzdalifah

Saat matahari telah tergelincir, jamaah haji akan pergi ke Mina untuk mabit atau menetap sebentar setidaknya hingga lewat tengah malam. Nantinya setelah melaksanakan sholat Subuh (waktu afdol), jamaah haji dapat mulai melempar jumrah. 

Pada saat tiba di Muzdaliffah, jamaah dianjurkan untuk membaca doa berikut, yaitu:

اَللّٰهُمَّ إِنَّ هٰذِهِ مُزْدَلِفَةُ جُمِعَتْ فِيْهَا أَلْسِنَةٌ مُخْتَلِفَةٌ تَسْأَلُكَ حَوَائِجَ مُتَنَوِّعَةً فَاجْعَلْنِيْ مِمَّنْ دَعَاكَ فَاسْتَجَبْتَ لَهُ وَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فَكَفَّيْتَهُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Arti Latin: Allâhumma innâ hâdzihi Muzdalifah jumi’at fîhâ alsinatun mukhtalifatun tas’aluka hawâ’ija mutanawwi’atan, faj’alnî mimman da’âka fastajabta lah, wa tawakkala ‘alaika fakafaitah, yâ arhamar râhimîn.

Artinya: “ Ya Allah sesungguhnya di Muzdalifah ini berkumpul berbagai bahas yang memohon kepadaMu dengan beragam kebuhan. Maka jadikanlah Aku termasuk orang yang berdoa kepadaMu lalu Engaku Kabulkan. Dan yang berserah diri kepadaMu lalu Engau cukupkan kebutuhan, wahai Yang Maha Pengasih dari segala pengasih”.

Baca Juga:  8 Jamaah Haji Makassar Dirawat di Arab Saudi, Kepulangan Tertunda

6. Lontar Jumrah Aqabah

Dari Mina jamaah akan melaksanakan lontar jumrah di Aqabah sebanyak 7 kali. 

بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ رَجْمًا لِلشَّيَاطِيْنِ وَرِضًا لِلرَّحْمٰنِ اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا

Arti Latin: Bismillâhi wallâhu akbar, rajman lissyayâthîn wa ridhân lirrahmân, Allâhummaj’al hajjan mabrûran wa sa’yan masykûran.

Artinya: “ Dengan nama Allah, Allah Maha Besar untuk melempar setan dan demi keridhaan Allah yang Maha Pengasih. Ya Allah jadikanlah hajiku haji yang mabrur dan sa’i yang diterima.

7. Tahallul Awal

Selepas pelaksanaan lontar jumrah, jamaah haji melakukan tahallul awal yang disimboliskan dengan mencukur sebagian rambutnya, minimal 3 helai rambut. 

8. Tawaf Ifadhah

Setelah tahallul awal, jamaah akan pergi ke Masjidil Haram untuk melakukan tawaf ifadhah. Pada saat tawaf ini jamaah haji membaca doa berikut:

بِسْمِ اللهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُمَّ إِيْمَاناً بِكَ وَتَصْدِيقاً بِكِتَابِكَ وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ وَاتِّبَاعاً لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Arti Latin: Bismillahi wallahu akbar. Allahumma imanan bika, wa tashdiqan bi kitabika, wa wafa’an bi‘ahdika, wattiba‘an li sunnati nabiyyika Muhammadin shallallahu ‘alayhi wa sallam.

Artinya: “Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah aku bertawaf karena keimananku kepada-Mu, kepercayaanku terhadap kitab suci-Mu, pemenuhan terhadap janji-Mu dan kepatuhan terhadap sunnah Nabi-Mu, Muhammad SAW”.

9. Sa’i

Jika tawaf ifadhah telah selesai dilaksanakan, maka jamaah haji melakukan Sa’i dengan cara berjalan serta berlari-lari kecil (diantara 2 pilar). Kegiatan Sa’i ini dilaksanakan sebanyak 7 kali bolak balik dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah.

اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا

Arti Latin: Allâhu akbar, Allâhu akbar, Allâhu akbar, Allâhu akbar, kabîran walhamdulillâhi katsîran wa subḥânallâhi bukratan wa ashîlâ

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Beasr, Allah Maha Besar dengan pujian yang banyak dan Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang”.

Khusus saat berada di atas Bukit Shafa dan Marwah, maka membaca doa berikut:

اللَّهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ ولِلَّهِ الْحَمْدُ اللهُ أَكْبَرُ عَلَى مَا هَدَانَا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى مَا أَوَّلَانَا لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّشَيْءٍ قَدِيرٌ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، اَللَّهُمَّ إِنَّكَ قُلْتَ أَدْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ،وَإِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ وَإِنِّي أَسْأَلُكَ كَمَا هَدَيْتَنِيْ لِلْإِسْلَامِ أَنْ لَا تَنْزِعَهُ مِنِّي حَتَّى تَتَوَفَّانِيْ وَأَنَا مُسْلِمٌ

Arti Latin: Allâhu akbar, Allâhu akbar, Allâhu akbar wa lillâhil hamd, Allâhu akbar ‘alâ mâ hadânâ, walhamdu lillâhi ‘alâ mâ aulânâ, lâ ilâha illallâhu wahdahu lâ syarîka lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyî wa yumît, biyadihil khair, wa huwa ‘alâ kulli syai’in qadîr. Lâ ilâha illallâhu anjaza wa’dahu wa nashara ‘abdahu wa hazamal ahzâba wahdah. 

Lâ ilâha illallâhu wa lâ na’budu illâ iyyâhu mukhlisîna lahud dîna wa law karihal kâfirûn. Allâhumma innaka qulta ud’ûnî astajib lakum, wa innaka lâ tukhliful mî’âd, wa innî as’aluka kamâ hadaitanî lil islâmi an lâ tanzi’ahu minnî hattâ tatawaffanî wa anâ muslim.

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah. Allah Maha Besar atas petunjukyang diberikanNya kepada kami dan segala puji bagi Allah atas segala karuniaNya kepada Kami.

Baca Juga:  Haji dengan Visa Ziarah, Apakah Boleh?

Tiada Tuhan selain Allha yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, dan bagiNya kerajaan serta segala pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan, di tanganNya segala kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Tiada Tuhan selain Allah yang menepati janjiNya, menolong habanYa dan menghancurkan musuh-musuh sendirian. Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali kepadaNya dengan tulus dalam beragama meski orang-orang kafir membenci.

Ya Allah sesungguhnya Engaku telah berfirman “bedoalaj kepadaKu, niscaya akan Aku kabulkan” dan Engkau tidak pernah mengingkari janjiMu. Aku memohon kepedaMu sebagaimana Engkau telah memberi hidayah Islam kepadaku. Janganlah Engkau mencabutnya dariku hingga Engkau wafatkan aku dalam keadaan Muslim”.

10. Tahallul Tsani

Tahapan selanjutnya adalah melakukan tahallul kedua, yaitu Tahallul Tsani. Di masa ini, jamaah haji telah diperbolehkan untuk mengganti pakaian ihramnya dengan pakaian biasa. Untuk pemotongan rambut bagi jamaah pria boleh sebagian, boleh juga secara keseluruhan.

11. Mabit di Mina

Kegiatan paling akhir dari ibadah haji adalah melaksanakan mabit di Mina pada hari Tasyrik yaitu 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Namun jamaah boleh memilih apakah akan mabit selama 2 malam atau 3 malam.  

Selama di Mina jamaah haji akan melaksanakan lagi lontar jumrah di 3 tempat, yaitu Ula, Wustha dan Aqabah. Nantinya sebelum meninggalkan Mina, jamaah harus melaksanakan tawaf perpisahan atau tawaf Wada.

Manfaat Mengikuti manasik

Para calon jamaah haji diharapkan mengikuti semua sesi manasik secara rutin mengingat ada banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh. Ibadah haji adalah momen yang sangat penting bagi setiap Muslim.

Haji bukan hanya sekadar perjalanan fisik menuju Tanah Suci, tetapi juga perjalanan spiritual yang mendalam. Banyak jamaah yang berharap ibadah hajinya diterima oleh Allah dan mendapatkan gelar haji mabrur, yaitu haji yang diterima dan menjadi amal yang baik. Berikut manfaat mengikuti manasik Haji antara lain:

1. Calon Jamaah Haji Menjadi Paham Tata Cara Haji

Dengan mengikuti manasik, para calon jamaah haji akan paham bagaimana tata cara ibadah yang benar dan sesuai ketentuan. Apalagi pihak penyelenggara juga akan menggunakan alat peraga manasik haji sehingga jamaah akan mendapatkan gambaran secara lebih jelas.

2. Meningkatkan Mental & Fisik Calon Jamaah Haji

Calon jamaah haji akan paham jika harus melakukan persiapan fisik dan mental yang kuat sebagai persiapan sebelum berangkat ke tanah suci.

3. Meningkatkan Tali Persaudaraan Antar Calon jamaah

Melalui manasik, para calon jamaah akan saling mengenal satu dengan yang lainnya. Dengan begitu akan terjalin rasa persaudaraan yang erat sehingga di tanah suci nanti akan bisa saling membantu untuk kelancaran ibadah.

Penutup

Mengikuti manasik haji akan membuat calon jamaah memiliki pedoman pelaksanaan serangkaian ibadah yang akan dilaksanakan di tanah suci. Calon jamaah juga paham apa yang wajib dilakukan serta kegiatan apa yang disunnahkan untuk menambah pahala.

Itulah mengapa sangat dianjurkan jika semua calon jamaah yang akan berhaji untuk mengikuti keseluruhan sesi manasik.