Insiden pesawat Lion Air berputar-putar di langit Binjai pada hari Senin tanggal 11 Maret 2024 silam dengan segera mencuri perhatian masyarakat. Kejadian ini terekam oleh video amatir berdurasi 42 detik yang diunggah oleh salah satu warga di media sosial pribadinya.
Pada video tersebut, seorang perempuan mengatakan bahwa insiden pesawat Lion Air Binjai ini sudah berlangsung sejak pukul 6 sore. Hal ini pun menimbulkan pertanyaan tentang apa kira-kira penyebab pesawat Lion Air berputar-putar di langit Binjai.
Pesawat Berputar-putar Karena Ada Penutupan Lalu Lintas Udara di Sri Lanka
Ternyata, alasan kenapa pesawat Lion Air muter-muter di Binjai adalah karena ada penutupan udara Sri Lanka. Karena hal ini, pesawat tersebut tidak bisa melewati langit Sri Lanka selama proses penutupan terjadi dan harus melakukan pendaratan darurat di Deli Serdang.
Strategi Komunikasi Korporasi Lion Air, Danang Mandala Prihantoro pun segera mengklarifikasi jika video tersebut benar adanya. Pesawat yang mendarat darurat di Binjai tersebut adalah pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-106 dari Surabaya menuju Jeddah.
Pesawat Lion Air mendarat darurat di Binjai, lebih tepatnya di Bandar Udara Internasional Kualanamu. Hal ini selaras dengan pemberitahuan dari pemerintah Sri Lanka tentang perubahan waktu terbang karena ada penutupan udara di sana secara sementara.
Alasan kenapa pesawat Lion Air berputar-putar di langit Binjai adalah karena pesawat tersebut harus mengurangi bahan bakar sebelum mendarat. Maka dari itu, untuk menghabiskan bahan bakarnya, pesawat itu harus berputar-putar selama 5 jam.
“Pesawat Lion Air berputar-putar di langit Binjai dan harus mendarat darurat adalah standar operasional agar keselamatan dan keamanan penerbangan tetap terjaga,” jelas Danang.
Pendaratan Darurat Bukan Karena Ada Masalah Teknik
Lebih jauh lagi, Danang menjelaskan jika insiden pesawat Lion Air berputar-putar di langit Binjai bukan karena ada masalah teknis. Pesawat harus mendarat darurat dan melakukan holding atau mengelilingi udara hanya untuk menghabiskan bahan bakar sebelum mendarat.
“Ada limitasi berat sebelum pesawat bisa mendarat, karena itu pesawat harus terus berkeliling dan berputar-putar agar bahan bakar berkurang dan berat pesawat sudah sesuai standar,” ucap Danang.
Prosedur ini sangat penting untuk bisa memastikan keselamatan dan keamanan semua penumpang dan kru pesawat. Jadi, alasannya memang berbeda dengan insiden pesawat Batik Air yang terjadi karena ada pilot dan co-pilot yang tertidur selama di jalan.
Insiden Batik Air tersebut terjadi karena sang pilot kurang tidur di malam sebelumnya. Alasannya adalah karena istrinya baru-baru ini melahirkan dan dia harus bangun semalaman untuk menjaga bayi, sehingga tidurnya sedikit terganggu karena ini.
Sedangkan, insiden pesawat Lion Air ini terjadi karena ada notice to airmen (NOTAM) kepada pilot dan bersifat penting. Setelah udara Sri Lanka kembali aktif, maka pesawat Lion Air tersebut siap untuk kembali melanjutkan perjalanan.
Pesawat Lion Air yang Mendarat Darurat di Bandara Internasional Kualanamu Sudah Melanjutkan Perjalanan
Setelah berputar-putar di langit Binjai selama kurang lebih 5 jam dan mendarat darurat di Bandar Udara Internasional Kualanamu, pesawat Lion Air JT-106 siap kembali melanjutkan perjalanan. Hal ini dari keterangan Danang pada Selasa, 12 Maret 2024.
Tepat setelah udara Sri Lanka kembali aktif dan aman untuk melintas, pesawat akan kembali bergerak menuju Jeddah, Arab Saudi. Menurut penjelasan Danang, kebanyakan dari penumpang adalah orang yang ingin melakukan ibadah umroh di awal Ramadhan.
Jadi, meskipun harus tertunda, pesawat akan tetap mengantarkan para penumpang ke Jeddah dengan selamat. Kini, pesawat tersebut sudah lepas landas dari Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang dan melanjutkan perjalanan menuju Kota Jeddah.
Sebelumnya, pesawat Lion Air tersebut memiliki jadwal akan melakukan penerbangan selama 9 jam menuju Jeddah dan harusnya sudah mendarat di kota tersebut. Hanya saja, perjalanannya terlambat karena ada insiden penutupan lalu lintas udara di Sri Lanka.
Sebagai informasi, ini bukanlah kali pertama pesawat delay akibat ada penutupan lalu lintas udara. Pada tahun 2023, penutupan lalu lintas udara menjadi salah satu alasan mengapa pesawat delay yang paling sering terjadi di Eropa dan negara lainnya.
Selain penutupan lalu lintas udara di negara tertentu, delay juga bisa terjadi karena kekurangan staff dan karena ada kesalahan teknis pada pesawat. Hal ini membuat pesawat harus berputar-putar di udara untuk mengurangi bahan bakar dan mendarat darurat.
Selain itu, masalah cuaca juga bisa membuat pesawat melakukan pendaratan darurat sebelum sampai ke tujuan. Langkah ini merupakan SOP yang harus dipatuhi oleh pilot dan co-pilot untuk keselamatan dan keamanan bersama dan mencegah terjadi kecelakaan.
Jadi, pesawat Lion Air berputar-putar di langit Binjai merupakan insiden yang tidak bisa dihindari. Jika pilot memaksa terus terbang, ada kemungkinan penumpang dan kru pesawat tidak akan pernah sampai ke Jeddah.