Eksplorasi Keajaiban Budaya di Candi Selogriyo di Jawa Tengah

Candi Selogriyo

Jika Anda mencari destinasi wisata yang menawarkan kombinasi pemandangan alam yang memesona dan warisan budaya yang kaya, tidak salah jika Anda menempatkan Candi Selogriyo di atas daftar kunjungan tempat wisata anda di Jawa Tengah. Tersembunyi di antara pegunungan yang hijau, candi ini merupakan salah satu destinasi yang paling menarik dan lebih jarang dikunjungi oleh wisatawan.

Candi Selogriyo terdiri dari tiga candi utama yang indah dan kompleks lainnya. Diperkirakan dibangun pada abad ke-9, candi-candi ini merupakan bagian dari warisan Budha Mahayana pada masa kerajaan Mataram Kuno. Candi utama, yang dikenal sebagai Candi Selogriyo, menjadi pusat peribadatan dan refleksi spiritual bagi para penganut agama Budha pada zaman dulu.

Dekorasi yang rumit dan arsitektur yang indah dapat Anda lihat di sekitar candi-candi ini. Patung-patung yang terukir dengan detail menceritakan kisah-kisah dari kitab suci Budha. Sementara itu, relief-relief cantik yang menghiasi dinding candi menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa itu. Selain itu, atmosfer yang tenang dan jauh dari keramaian modern membuat pengunjung dapat merasakan kedamaian dan keanggunan kerajaan kuno.

1. Sejarah Candi Selogriyo

Candi Selogriyo merupakan salah satu candi Hindu-Buddha yang terletak di Dusun Selogriyo, Desa Candi, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini didirikan pada abad ke-9 pada masa pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno.

Asal-usul Candi ini masih menjadi misteri, tetapi diduga candi ini merupakan tempat ibadah bagi para penduduk desa sekitar. Pada masa itu, agama Hindu-Buddha sangat kuat di Jawa Tengah, dan penduduk setempat melakukan berbagai upacara keagamaan di candi ini.

Dalam cerita rakyat, terdapat legenda terkait dengan pendirian Candi Selogriyo. Legenda ini disebut “Legenda Putri Dwijendra”.

Menurut cerita rakyat, pada zaman dahulu, terdapat seorang putri bernama Dwijendra yang sangat cantik dan bijaksana. Ia adalah keturunan raja dari kerajaan Mataram Kuno. Suatu hari, putri Dwijendra mendapat petunjuk dalam mimpi untuk memohon di suatu tempat dimana turun dari langit mempesona.

2. Keunikan Arsitektur Candi Selogriyo

Gaya arsitektur Candi Selogriyo didominasi oleh pengaruh arsitektur Hindu-Buddha, khususnya gaya arsitektur Jawa Tengahan pada masa Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-9. Ciri khas arsitektur candi ini adalah bentuk bangunan yang lebih sederhana dan kecil jika dibandingkan dengan candi-candi besar lainnya seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

Candi Selogriyo terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tangga, ruangan utama, dan atap. Tangga candi ini memiliki beberapa langkah yang mengarah ke pintu masuk dan terlihat seperti menanjak secara bertahap. Ruangan utama adalah ruang berbentuk persegi atau Kubus yang terbuat dari batu bata, dengan dinding yang relatif tebal dan terdapat beberapa relung sebagai jendela. Atap candi ini berbentuk spesifik yakni berbentuk paduraksa, yaitu atap yang melengkung ke atas seperti tanduk kerbau.

Baca Juga:  4 Wisata Ayunan Gantung di Bandung yang Lagi Hits 2024

3. Makna dan Simbolisme Candi Selogriyo

Makna dan simbolisme di balik struktur dan ukiran yang ada di Candi Selogriyo dapat mengungkapkan pemahaman dan kepercayaan spiritual masyarakat pada masa itu. Berikut beberapa makna dan simbolisme yang terkait dengan Candi Selogriyo:

A. Bentuk bangunan: Candi Selogriyo memiliki struktur bangunan yang terdiri dari beberapa tingkat platform yang semakin ke atas semakin kecil. Bentuk ini mencerminkan pemahaman kosmologi dan pandangan alam semesta masyarakat Hindu pada masa itu. Struktur bertingkat tersebut mewakili alam semesta yang terdiri dari lapisan-lapisan dan hierarki yang berbeda.

B. Relief dan ukiran: Candi Selogriyo memiliki beberapa relief dan ukiran yang menggambarkan berbagai cerita dan mitologi Hindu. Relief-relief ini memberikan pemahaman tentang kisah-kisah epik dan kepercayaan Hindu yang dianggap penting oleh masyarakat pada masa itu. Misalnya, ada relief yang menggambarkan Dewa Siwa dan Dewi Parvati, serta relief yang menggambarkan kisah Ramayana. Setiap ukiran dan relief di Candi Selogriyo memiliki makna dan simbolisme tersendiri yang menceritakan kisah-kisah suci atau menjelaskan konsep-konsep spiritual.

C. Lingga dan yoni: Di dalam candi juga terdapat lingga dan yoni, yang merupakan simbol alam semesta dan kesuburan dalam kepercayaan Hindu. Lingga melambangkan kekuatan dan energi siwa, sedangkan yoni melambangkan Dewi Parvati sebagai simbol kesuburan dan keseimbangan. Kehadiran lingga dan yoni di Candi Selogriyo menggambarkan pemahaman dan devosi masyarakat pada masa itu terhadap dewa-dewi tertentu dan pentingnya kesuburan dalam kehidupan.

4. Rute Pendakian ke Candi Selogriyo

Untuk mencapai Candi Selogriyo, terdapat beberapa rute pendakian yang dapat dilewati. Berikut adalah rute yang umum digunakan:

1. Rute Pendakian Melalui Desa Selogriyo:
– Rute ini merupakan rute yang biasa digunakan karena merupakan rute terpendek dan paling mudah.
– Dimulai dari Desa Selogriyo, Anda akan melewati jalan setapak yang cukup curam menuju Candi Selogriyo.
– Rute ini membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk mencapai candi.

2. Rute Pendakian Melalui Pos Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda:
– Rute ini mengambil titik awal pendakian dari Pos Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang terletak di Desa Donorejo, Kecamatan Grabag.
– Dari Pos Taman Hutan Raya, Anda akan mengikuti jalan setapak yang melintasi hutan dan jurang sepanjang pendakian.
– Rute ini membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam untuk mencapai Candi Selogriyo.

3. Rute Pendakian Melalui Desa Batur:
– Rute ini mengambil titik awal pendakian dari Desa Batur yang terletak di Kecamatan Getasan.
– Anda akan melewati jalur pendakian yang menantang dengan medan yang cukup curam.
– Rute ini membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam untuk mencapai candi.

Baca Juga:  Bukit Pantai Pandawa Jogja: Daya Tarik, Tiket & Lokasi

5. Keindahan Alam Sekitar Candi Selogriyo

Pertama-tama, keindahan alam di sekitar Candi Selogriyo terpancar dari pemandangan gunung yang menjulang tinggi. Gunung Sumbing yang berada di sekitar candi menambah keindahan dan keasrian alam di sekelilingnya. Wisatawan dapat menikmati keindahan pegunungan yang tampak begitu mempesona dari kaki candi. Momen matahari terbit atau terbenam juga memberikan pemandangan yang memukau di antara belukar pepohonan yang melingkupi gunung tersebut.

Kedua, hutan-hutan lebat yang menghijau di sekitar candi juga menambah pesona alamnya. Pepohonan yang tumbuh subur, seperti pohon bambu, pohon jati, dan pohon albizia, menciptakan kesejukan dan ketenangan bagi pengunjung. Wisatawan dapat berjalan-jalan di tengah hutan yang rindang dan diiringi oleh kicauan burung-burung yang merdu. Udara segar dan sejuk yang terhirup di dalam hutan ini akan membuat pengalaman wisata semakin menyenangkan.

Selain itu, sungai yang mengalir di sekitar Candi Selogriyo juga memberikan pesona yang menakjubkan. Sungai yang disebut juga Sungai Silikap ini memperindah panorama alam sekitar dengan airnya yang jernih dan mengalir deras. Keberadaan sungai memberikan kesan yang sangat asri dan menyejukkan. Pengunjung dapat merasakan kesegaran air sungai dengan bermain air atau hanya sekedar bersantai di tepi sungai sambil menikmati pemandangan alam yang indah.

6. Legenda dan Mitos di sekitar Candi Selogriyo

A. Kisah Jaka Tarub dan Nawang Wulan: Mitos yang sangat terkenal terkait dengan Candi Selogriyo adalah kisah percintaan antara Jaka Tarub dan Nawang Wulan. Konon, Jaka Tarub yang merupakan seorang pemuda tampan jatuh cinta kepada Nawang Wulan, seorang bidadari yang sering mandi di sebuah kolam yang indah di sekitar candi. Untuk memikat hati Nawang Wulan, Jaka Tarub mencuri pakaian Nawang Wulan saat dia sedang mandi. Saat Nawang Wulan mengetahui keberadaan Jaka Tarub, dia memaksa Jaka Tarub untuk menikahinya dan mengembalikan pakaiannya. Namun, Jaka Tarub melanggar janjinya sehingga Nawang Wulan kembali ke alam bidadari dan meninggalkannya sendirian.

B. Mistis dalam menjaga candi: Legenda mengatakan bahwa Candi Selogriyo memiliki makhluk halus yang menjaga kelestariannya. Beberapa penduduk setempat mempercaya bahwa ada penunggu atau hantu-hantu (genius) yang kerasukan di dalam candi. Konon, penunggu ini memastikan agar tak ada orang yang berniat jahat atau berniat merusak situs bersejarah. Beberapa pengunjung melaporkan pengalaman mereka merasa ada kekuatan mistis yang melindungi candi dan menghentikan mereka untuk melakukan perilaku yang buruk.

B. Keberadaan keris pusaka: Kabarnya, di dalam Candi Selogriyo terdapat keris pusaka yang dipercaya memiliki kekuatan magis. Konon, keris tersebut bisa membawa keberuntungan dan keselamatan bagi pemiliknya. Legenda mengatakan bahwa keris pusaka tersebut ditanamkan di dalam candi sebagai bentuk barokah yang melindungi dan menjaga keutuhan situs ini.

Baca Juga:  Hidden Gem Wisata Kampung Putih Malang

7. Keberadaan Peninggalan Sejarah Lain di Sekitar Candi Selogriyo

Di sekitar Candi Selogriyo, terdapat beberapa peninggalan sejarah lain yang menjadi saksi bisu perkembangan budaya dan peradaban zaman dahulu. Beberapa di antaranya adalah:

A. Situs Arkeologi Punden Berundak: Terletak tidak jauh dari Candi Selogriyo, situs arkeologi ini merupakan situs pemakaman yang terdiri dari beberapa tingkat punden berundak yang dibangun dengan batu andesit. Penemuan berbagai artefak seperti perlatan pemakaman dan benda-benda upacara menunjukkan pentingnya situs ini sebagai tempat peribadatan atau ritual pada masa lalu.

B. Makam Syekh Tua Ronggolawe: Terletak di Bukit Kiskendo, dekat dengan Candi Selogriyo, situs makam ini diyakini sebagai makam dari Syekh Tua Ronggolawe atau Ronggo Lawe, seorang pemuka agama Islam pada zaman Kerajaan Mataram Hindu yang terkenal sebagai pahlawan nasional Jawa. Makam ini masih sering dikunjungi oleh masyarakat setempat sebagai tempat ziarah dan penghormatan.

C. Goa Jepang: Terletak di sebelah selatan Candi Selogriyo, Goa Jepang adalah sebuah kompleks gua yang diperkirakan digunakan sebagai markas pasukan Jepang pada masa Perang Dunia II. Gua-gua ini digunakan sebagai tempat persembunyian dan penjagaan, serta diyakini mengandung sejarah tentang perjuangan dan keberanian pasukan Jepang.

D. Candi Canggal: Terletak sekitar 10 kilometer dari Candi Selogriyo, Candi Canggal adalah sebuah kompleks candi yang terdiri dari tiga candi utama dan beberapa candi pendamping. Terbuat dari batu andesit, candi-candi ini memiliki arsitektur yang mirip dengan Candi Selogriyo dan diyakini berasal dari masa yang sama. Candi Canggal memiliki nilai sejarah yang signifikan dalam mengungkapkan keagungan peradaban Jawa kuno.

E. Sendang Keputran: Terletak sekitar 3 kilometer dari Candi Selogriyo, Sendang Keputran adalah sebuah kolam yang diyakini memiliki air yang suci dan dikaitkan dengan berbagai keajaiban serta legenda. Tempat ini sering dikunjungi oleh peziarah dan dipercaya memiliki kekuatan penyembuhan.

Informasi Fasilitas, Lokasi dan Harga Tiket Candi Selogriyo

Fasilitas yang tersedia di Candi Selogriyo dapat dikatakan sederhana. Namun, ini sebenarnya merupakan bagian dari daya tariknya. Pengunjung dapat menikmati keindahan alam dengan berjalan-jalan di sekitar candi atau duduk-duduk di area yang tersedia. Selain itu, pengunjung juga dapat mengikuti meditasi atau yoga yang diadakan di candi ini, untuk menghilangkan kelelahan dan stres.

Lokasi Candi Selogriyo terletak sekitar 45 kilometer dari Kota Semarang, dengan akses yang cukup mudah. Pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi atau menggunakan jasa angkutan umum untuk mencapai tempat ini. Jam buka candi ini adalah sepanjang hari, namun disarankan untuk berkunjung pada pagi atau sore hari untuk menikmati suasana yang tenang.

Harga tiket masuk Candi Selogriyo sangat terjangkau, yaitu sekitar Rp 10.000 per orang. Dengan harga yang murah, pengunjung dapat menikmati keindahan candi ini tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.