Ketikmedia.com – Rumah adat Bali merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang terkenal hingga mancanegara. Banyak wisatawan yang mengunjungi Bali tertarik untuk melihat langsung keunikan arsitektur tradisional ini.
Salah satu ciri khas rumah adat Bali adalah ukiran-ukiran artistik yang menghiasi bangunan. Setiap ukiran memiliki makna filosofis dan estetika tersendiri, membuat rumah adat ini sulit ditemukan padanannya di tempat lain. Keunikan tersebut menjadikan rumah adat Bali sebagai simbol budaya yang menarik dan patut dilestarikan.
Ciri Rumah Adat Bali
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari rumah adat ini. Berikut ciri tersebut yang bisa Kamu cermati:
- Ukiran dan hiasan yang ada pada rumah adat ini sangat khas. Hal tersebut semakin unik dengan warna dan dekorasinya yang sangat beragam.
- Ada aturan Asta Kosala Kosali pada pembangunan setiap rumah adat. Aturan ini menjadi acuan dalam penentuan tata letak ruangan hingga cara pembangunannya.
- Sudut dan arah mata angin dari setiap rumah adat memiliki aturan yang sama.
- Kelas sosial dari pemilik hunian menentukan material dari bangunan.
Jenis-jenis Rumah Adat Bali
Jika sering berkunjung ke Bali, Kamu pasti sadar kalau rumah adat di sana terdiri dari beberapa jenis yang cukup berbeda satu sama lain. Berikut jenis-jenis rumah adat tersebut:
1. Angkul-Angkul
Angkul-angkul adalah gerbang masuk rumah adat Bali, biasanya berbentuk gapura kecil yang terbuat dari batu bata atau batu alam. Tempat ini memiliki desain yang mirip dengan candi atau pura, mencerminkan gaya arsitektur Bali yang unik.
Gerbang ini biasanya dihias dengan ukiran-ukiran rumit yang melambangkan berbagai nilai spiritual dan budaya Bali. Angkul-angkul berfungsi sebagai batas fisik dan simbolik antara dunia luar dan lingkungan keluarga, memberikan kesan sakral dan menjaga privasi rumah.
2. Aling-Aling
Aling-aling adalah dinding atau sekat yang biasanya ditempatkan di belakang Angkul-angkul, tepat setelah pintu masuk. Fungsinya adalah untuk memblokir pandangan langsung ke dalam rumah dan dipercaya untuk mencegah energi negatif (ruwah) atau roh jahat memasuki area rumah.
3. Bale Daja
Bale Daja merupakan bangunan utama yang terletak di sisi utara rumah adat Bali, biasanya berfungsi sebagai tempat tidur kepala keluarga atau tamu kehormatan. Tempat ini merupakan tempat paling sakral karena posisinya di utara, yang menurut kepercayaan Bali, merupakan arah yang paling suci.
4. Bale Dangin
Bale Dangin adalah bangunan di sisi timur rumah, yang berfungsi untuk berbagai upacara adat atau keagamaan. Lokasinya di timur memiliki makna penting dalam keyakinan Hindu Bali, karena timur merupakan arah matahari terbit dan simbol kehidupan baru.
5. Bale Dauh
Bale Dauh terletak di sisi barat rumah dan biasanya berfungsi sebagai ruangan multifungsi. Di sini, keluarga berkumpul untuk berbincang atau beristirahat. Bale ini sering kali juga menjadi tempat untuk menerima tamu yang datang ke rumah.
6. Bale Delod
Bale Delod berada di sisi selatan yang fungsinya untuk aktivitas sehari-hari, seperti tempat berkumpul keluarga, makan, atau bahkan menyimpan hasil panen. Bangunan ini lebih santai dalam desain dan fungsi daripada Bale Daja atau Bale Dangin yang lebih formal dan sakral.
7. Sanggah/Merajan
Sanggah atau Merajan adalah pura keluarga yang berada di dalam lingkungan rumah adat Bali. Ini adalah tempat yang sangat suci, di mana keluarga bersembahyang dan menghormati leluhur mereka.
Sanggah normalnya terletak di bagian timur laut rumah, arah yang biasanya sangat suci dalam kepercayaan Hindu Bali.
8. Jineng
Jineng adalah lumbung padi tradisional Bali untuk menyimpan hasil panen padi. Bangunan ini lebih tinggi dari tanah untuk mencegah kelembapan dan melindungi padi dari hewan pengerat.
Menarik untuk memperhatikan bagaimana rumah adat tersebut terus lestari hingga hari ini. Penting bagi Kamu generasi muda untuk membantu melestarikan rumah adat Bali ini.