Walaupun Bali mendapatkan julukan sebagai kota 1000 pura, namun mengunjungi pura tanah lot adalah agenda yang tak boleh anda lewatkan. Ketika anda liburan di Bali, banyak sekali destinasi wisata religi yang bisa anda kunjungi. Apalagi pura. Anda bisa bebas memilih ingin mengunjungi pura apa di daerah mana. Bebas!
Namun yang jelas, setiap pura selalu memiliki Keunikan dan Tanah Lot di bali memiliki daya tariknya masing-masing. Misalnya saja Pura Luhur Lempuyang yang sudah tak asing lagi di jagat sosial media. Karena lokasi gate to heaven merupakan spot foto favorit yang mampu memikat banyak wisatawan dari berbagai daerah.
Jadi sebetulnya, kalau anda pergi ke Bali gak mungkin kehabisan destinasi wisata yang bisa anda eksplore. Salah satu yang unik dan agak di luar nalar adalah Pura Luhur Tanah Lot. Gimana gak unik, lokasinya itu agak menjorok dari pantai. Jadi mirip kaya sebuah pulau, namun kita tahu kalau itu adalah pura, yang notabene tempat ibadah dan harus mudah aksesnya. Setuju?
Sejarah Pura Tanah Lot
Yang menarik dari belajar sejarah adalah kita bisa membayangkan apa yang terjadi pada suatu lokasi. Mulai dari tahapan awal, hingga tahapan akhir. Sama seperti apa yang terjadi pada Pura Luhur Tanah Lot. Saat pertama kali melihatnya, anda mungkin akan takjub, atau bahkan bingung. Bagaimana bisa bangunan pura itu berada di pinggir laut?
Untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus mundur hingga ke abad 15. Berdasarkan cerita legenda, pada abad ke 15 tersebutlah perjalanan dari seorang Brahmana dimulai. Seseorang dari golongan Brahmana tersebut bernama Bhagawan Dang Hyang Nirartha atau yang juga terkenal dengan nama Dang Hyang Dwijendra.
Dwijendra mengembang tugas yang cukup penting bagi agama Hindu. Sebab ia bertugas untuk menyebarkan agama Hindu dari Jawa ke Bali. Saat itu, pulau Bali masih berada dalam kekuasaan Raja Dalem Waturenggong. Beruntung, kedatangan Dwijendra mendapatkan sambutan baik dari sang raja. Sehingga misi penyebaran agama hindunya pun bisa berlanjut.
Hadirnya Sinar Suci di Bali
Berdasarkan sejarah Tanah Lot, Dwijendra melihat sinar suci dari arah Bali selatan. Maka dengan segera ia mencari sumber sinar suci tersebut, dan tibalah di sebuah pantai di Desa Beraban Tabanan. Kala itu, desa tersebut memiliki seorang pemimpin yang bernama Bendesa Beraban Sakti yang sangat menentang ajaran Hindu.
Alasan penentangan tersebut karena berbeda kepercayaan. Karena Beraban Sakti menganut aliran monotheisme, sementara ajaran agama Hindu memiliki prinsip Politeisme. Karena memiliki banyak dewa dengan tugas dan peran masing-masing. Kendati demikian, ada beberapa pendapat yang juga menyatakan bahwa Hindu merupakan aliran Monotheisme.
Karena perbedaan tersebutlah, Dwijendra mendapatkan tentangan. Alhasil Dwijendra pun harus melakukan meditasi di atas batu karang yang menyerupai burung beo. Ketika Dwijendra sedang bermeditasi, berbagai usaha pun dilakukan oleh Beraban Sakti untuk mengusir Dang Hyang Dwijendra.
Agar meditasinya tidak terganggu, maka Dwijendra pun memindahkan tempat mediatasinya tersebut ke tengah pantai dengan kekuatan spiritual. Akhirnya, batukarang yang berada di tengah lautan tersebut terkenal dengan Tanah Lot yang memiliki arti tanah atau pulau yang terletak di Laut.
Karena peristiwa tersebutlah akhirnya Beraban Sakti mengakui kekuatan Dwijendra dan memilih untuk jadi pengikutnya. Sejarah mencatat, sebelum Dwijendra pergi untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia meninggalkan sebuah keris untuk penduduk desa Beraban yang memiliki kesaktian untuk menghilangkan segala penyakit yang menyerang tanaman.
Daya Tarik Pura Luhur Tanah Lot
Daya tarik utama dari Pura Luhur Tanah Lot adalah keindahan alamnya yang spektakuler. Ketika matahari terbenam, pemandangan sunset di Tanah Lot sangatlah memukau dan menjadi momen yang sayang untuk dilewatkan. Selain itu, suasana tenang dan damai di pura ini juga memikat hati para pengunjung yang ingin merasakan kedamaian spiritual.
Selain keindahan alamnya, Pura Luhur Tanah Lot juga memiliki sejarah dan kebudayaan yang kaya. Pura ini merupakan salah satu dari enam pura penting yang memuja dewa laut, Dewa Baruna. Konon, pura ini didirikan oleh seorang pendeta suci pada abad ke-16 dan menjadi tempat suci bagi umat Hindu di Bali.
1. Mata Air Suci
Namanya juga tempat ibadah, salah satu daya tarik yang tak terpisahkan mitos tentang mata air suci. Konon katanya, jika anda mengkonsumsi air dari mata air suci di Tanah Lot Temple ini bisa membawa keberkahan. Sehingga tak heran jika banyak wisatawan yang berbondong-bondong untuk mengkonsumsi air suci ini.
2. Pemandangan Alam yang Indah
Bukan rahasia umum lagi jika alam Bali memiliki anugerah yang luar biasa. Hampir di setiap sudut kota Bali memiliki pesona alam yang indah dan sukar untuk anda lewatkan begitu saja. Sama seperti yang ada di pura luhur Tanah Lot ini. Anda bisa menyaksikan keindahan laut yang luas dari lokasi pura ini.
Apalagi jika anda mengunjunginya saat matahari terbenam. Bias jingga yang menakjubkan bisa anda saksikan dengan jelas dan menakjubkan. Sunset yang indah di Pura Tanah Lot ini sudah mashur di kalangan pelancong. Sehingga keindahan dan pesonanya sudah tidak perlu anda ragukan lagi. Sekarang, giliran anda yang membuktikan!
3. Pura yang Mengapung
Waktu terbaik untuk berkunjung ke Pura Luhur Tanah Lot adalah ketika laut sedang pasang. Karena saat itu terjadi, anda akan melihat pura yang mengapung di Laut. Fenomena ini sungguh menakjubkan dan memberikan efek magis tersendiri untuk siapa saja yang melihatnya.
Jika melihat sisi sejarahnya, nampaknya energi spiritual yang tertinggal dari Dwijendra masih ada hingga kini. Namun jika anda mengunjungi Tanah Lot Temple saat laut tidak pasang. Maka anda bisa berjalan menuju pura yang ditemani dengan deburan ombak yang akan menambah kesyahduan perjalanan anda.
4. Sarat Akan Budaya
Bukan Bali namanya jika tidak menjunjung tinggi budaya dan adat istiadat. Mungkin, masyarakat Bali mirip dengan masyarakat Jepang yang selalu memegang teguh prinsip luhur nenek moyang. Dan tidak terlena dengan kemajuan jaman. Nah, jika kamu berkunjung di waktu yang tepat, kemungkinan anda bisa menyaksikan iring-iringan umat Hindu yang membawa sesajen atau pertunjukan tari kecak.
Upacara adat dan pertunjukan budaya tersebut memang sering digelar di area Pura Luhur Tanah Lot. Jika beruntung juga, anda mungkin akan menyaksikan ular laut di bawah karang atau goa kecil di Tanah Lot. Masyarakat percaya bahwa ular laut tersebut merupakan ular suci yang memiliki tugas untuk menjaga Pura Tanah Lot.
Lokasi Pura Tanah Lot
Pura Luhur Tanah lot berada di atas tebing karang Pantai Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali. Untuk bisa ke lokasi Pura Tanah Lot anda harus menempuh perjalanan sekitar 1 jam 20 menit dari bandar udara I Gusti Ngurah Rai. Perjalanan bisa anda tempuh menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum.
Harga Tiket Masuk Pura Tanah Lot
Melansir dari kompas.com, harga tiket masuk Tanah Lot Temple sebesar Rp 15.00 untuk wisatawan lokal anak-anak (6 – 12 tahun), dan Rp 20.000 untuk orang dewasa (lebih dari 12 tahun). Semantara untuk wisatawan asing harus membayar tiket masuk sebesar Rp 30.000 untuk anak-anak dan Rp 60.000 untuk orang dewasa.
Wisata Dekat Pura Tanah Lot Bali
Wisata di Pura Tanah Lot memang menarik selain wisata tersebut ada juga yang menarik yang bisa anda kunjungi. Terdapat berbagai objek wisata menarik yang bisa dikunjungi di dekatnya. Berikut adalah beberapa wisata dekat Pura Tanah Lot yang tidak boleh dilewatkan:
1. Pantai Batu Bolong
Pantai Batu Bolong terletak hanya beberapa menit dari Pura Tanah Lot dan menawarkan pemandangan pantai yang indah dengan ombak yang cocok untuk berselancar atau hanya sekedar bersantai. Di sekitar pantai juga terdapat berbagai warung dan restoran yang menyajikan makanan dan minuman lokal.
2. Taman Ayun
Kompleks pura dan taman yang terletak sekitar 30 menit berkendara dari Pura Tanah Lot. Taman ini merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO dan menawarkan pemandangan yang memukau dengan arsitektur tradisional Bali yang indah.
3. Tanah Lot Monkey Forest
Monkey Forest adalah hutan yang terletak dekat dengan Pura Tanah Lot dan merupakan rumah bagi kelompok monyet liar yang lucu. Pengunjung dapat memberi makan monyet-monyet ini dan berfoto bersama mereka.
4. Alas Kedaton
Alas Kedaton adalah hutan suci yang terletak sekitar 30 menit dari Pura Tanah Lot. Di hutan ini terdapat pura dan kuil serta koloni kelelawar yang besar. Pengunjung dapat menjelajahi hutan ini sambil menikmati keindahan alamnya.
5. Desa Sangeh
Desa Sangeh adalah desa tradisional yang terletak sekitar 45 menit dari Pura Tanah Lot dan terkenal dengan hutan monyetnya yang besar. Di desa ini, pengunjung dapat berinteraksi dengan monyet-monyet yang ramah dan menikmati keindahan alamnya.
Udah Punya Rencana ke Pura Luhur Tanah Lot?
Itulah ulasan lengkap tentang Pura Tanah Lot di Bali. Jadi, kapan anda punya rencana untuk berkunjung ke tempat wisata ini. Dengan mengunjungi tempat wisata ini, anda akan mendapatkan pengalaman wisata yang sulit terlupakan.
Apalagi soal budaya dan keindahan alamnya. Lokasinya juga cukup mudah diakses, dan harga tiket masuk yang relatif murah menjadikan tempat wisata di Bali ini cocok untuk masuk daftar kunjungan anda.
Kiranya, demikian informasi Ketik Media mengenai Pura Tanah Lot. Semoga bermanfaat.