Berkunjung ke Desa Penglipuran, Surga Tersembunyi di Bali

Desa Penglipuran

Desa Penglipuran adalah salah satu bukti bahwa masyarakat Bali sangat menjunjung tinggi adat istiadat. Pada era perubahan zaman yang begitu pesat, Warga desa penglipuran Bali masih mempertahankan nilai-nilai luhur. Tak hanya itu, mereka juga masih menjaga hubungan antara manusia dan alam sebaik mungkin. 

Karena prinsip teguh yang masih dipertahankan hingga kini, membuat Desa Wisata Penglipuran di Bali ini meraih beberapa prestasi. Salah satu prestasi yang membanggakan adalah penobatan sebagai desa adat paling bersih di Dunia oleh UNESCO. Selain itu, masih ada penghargaan lainnya yang sangat membanggakan. 

Prestasi yang diperoleh desa penglipuran antara lain adalah Kalpataru, Indonesia Sustainable Tourism Award, dan Top 100 Sustainable Destination. Prestasi tersebut membuktikan bahwa menjaga hubungan antara manusia dan alam yang dilakukan masyarakat desa bukanlah omong kosong belaka.

Daya Tarik Desa Adat Penglipuran

Perlu anda ketahui bahwa nama penglipuran bersumber dari dua suku kata, pengeling atau eling dan pura. Pengeling atau eling mempunya arti mengingat atau ingat. Sementara pura memiliki arti tempat, benteng, atau tanah leluhur. Sehingga, Penglipuran memiliki arti ingat kepada tanah leluhur atau kampung halaman. 

Versi lain dari arti nama desa wisata penglipuran ini adalah penghibur lara. Arti tersebut bersumber dari kata pelipuran yang terdiri dari kata pelipur dan lara. Siapa yang menyangka, bahwa Desa Penglipuran Bali memiliki arti yang cukup dalam. Selain namanya yang unik, masih ada banyak daya tarik lainnya yang bisa anda dapatkan. Berikut ulasannya!

Baca Juga:  Wisata Tarakan, Ini 15 Rekomendasi Tempat Terbaik!

1. Desa Adat Paling Bersih

Seperti yang sudah kami singgung, bahwa desa adat penglipuran ini terkenal sebagai desa adat paling bersih. Ketika anda memasuki desa adat ini, jangan heran jika yang menyambut anda bukanlah masyarakat setempat. Melainkan deretan tanaman hijau yang sehat dan terawat. 

Sehingga semakin dalam anda memasuki area desa, semakin sejuk pula suasananya. Sehingga anda bisa menikmati menghirup udara bersih tanpa polusi di desa wisata penglipuran ini. Pasalnya, salah satu aturan desa ini melarang penggunaan kendaraan bermotor. Jadi, mengeksplor desa ini, anda harus berjalan kaki. Makin sehat kan?

2. Konsep Tata Ruang yang Unik

Daya tarik lainnya dari desa wisata penglipuran ini adalah konsep tata ruangnya yang cukup unik. Karena konsep yang digunakan dalam pembangunan desa penglipuran menggunakan konsep Tri Mandala. Tri Mandala adalah konsep yang membagi desa ini menjadi tiga wilayah utama yaitu Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala. 

Area utama mandala berada di paling utara penglipuran village yang berfungsi sebagai tempat suci. Sehingga pada area ini anda bisa menemukan tempat beribadah. Kemudian untuk area Madya Mandala berada di tengah desa yang berfungsi sebagai area pemukiman penduduk. Sementara are nista mandala berada di sisi paling selatan desa dan berfungsi sebagai area khusus pemakaman penduduk. 

3. Hutan Bambu

Perlu anda ketahui, bahwa luas area hutan bambu yang dijaga oleh masyarakat desa Penglipuran Bali Mencapai 45 hektar, atau sekitar 40% total luas area desa adat. Adanya kondisi ini, memunculkan banyak pertanyaan. Salah satunya adalah “Mengapa hutan bambu di desa penglipuran sangat dijaga kelestariannya?

Sebetulnya untuk menjawab pertanyaan tersebut sangat mudah, karena warga desa adat penglipuran sangat menjunjung tinggi hubungan antara manusia dan alam. Sehingga salah satu cara mewujudkannya adalah dengan menjaga dan merawat hutan bambu ini. Selain berfungsi sebagai pelindung di kala panas, hutan bambu di desa penglipuran Bali ini juga berfungsi sebagai kawasan resapan air. 

Baca Juga:  7 Taman Wisata Alam Indonesia yang Menakjubkan

4. Festival Budaya

Ketika anda berkunjung ke desa adat penglipuran Bali di akhir tahun, anda punya kesempatan untuk menyaksikan festival budaya. Festival budaya tersebut terkenal dengan nama Penglipuran Village Festival. Tujuan utama acara ini adalah sebagai sarana promosi desa wisata sekaligus pemberdayaan potensi masyarakat.

Penglipuran Village Festival memiliki rangkaian kegiatan yang beragam, mulai dari parade pakaian adat bali, hingga lomba-lomba. Tak jarang juga, banyak wisatawan yang turut serta meramaikan acara ini dengan mengikuti lomba yang tersedia. Jika anda tertarik untuk menyaksikan festival ini secara langsung, pastikan anda datang di waktu yang tepat ya!

5. Wisata Kuliner

Tak lengkap rasanya jika berkunjung ke suatu desa wisata tanpa menikmati sajian kuliner yang menggugah selera. Beberapa menu di penglipuran village sangat menarik untuk anda cicipi. Seperti Loloh Cemcem yang merupakan minuman khas dengan khasiat melancarkan pencernaan. 

Selain itu, minuman loloh cemcem juga dibuat dengan proses tradisional tanpa bahan pengawet dan pemanis buatan. Sementara untuk makanannya anda bisa menikmati sajian yang terdiri dari ketupat dan sayuran rebus yang dibalut dengan bumbu kacang. Sajian tersebut bernama tipat cantok. Menikmati makanan khas di penglipuran village akan membuat lidah anda bergoyang kegirangan. Gak percaya? Buktikan sendiri!

Lokasi Desa Adat Penglipuran Bali

Secara geografis, lokasi desa adat penglipuran berada di ketinggian 600 mdpl. Desa ini berlokasi di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Luas wilayah desa penglipuran mencapai 112 Ha yang terbagi berdasarkan konsep Tri Mandala. Sementara itu, batas utara desa penglipuran adalah desa Adat Kayang, batas selatan Desa Adat Cempaga, batas timur Desa Adat Kubu, dan Batas Barat desa Adat Cekeng.

Baca Juga:  10 Tempat Wisata di Tondano dengan Pemandangan Eksotis

Rute Menuju Desa Penglipuran

Untuk menjangkau desa adat ini, anda harus menempuh jarak sejauh 63 kilometer dari Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) atau sekitar 1 jam 50 menit perjalanan. Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa mobil sesaat setelah mendarat di Pulau Bali. Ada banyak opsi sewa mobil yang bisa anda gunakan dengan harga yang murah. 

Untuk rutenya, anda bisa melalu jalan Bypass Ngurah Rai, Bypass Ida Bagus Mantra hingga ke ke kota Bangli. Sesampainya anda di kota bali, perjalanan anda sudah dekat. Anda hanya perlu mencari Jalan Nusantara sampai menemukan petunjuk arah “Objek Wisata Penglipuran Traditional Village” atau Jalan Penglipuran. Jika sudah, anda hanya perlu mengikuti jalan hingga sampai ke pintu gerbang Penglipuran Village. 

Harga Tiket Masuk Desa Adat Penglipuran

Untuk harga tiket masuk ke penglipuran Village sebesar Rp 25.000 untuk wisatawan lokal dewasa dan Rp 15.000 untuk anak-anak. Sementara untuk wisatawan asing dibanderol dengan harga sebesar Rp 50.000 untuk orang dewasa dan Rp 30.000 untuk anak-anak. Anda bisa berkunjung ke desa wisata ini mulai dari pukul 08.15 –  18.30 WITA. 

Sudah Punya Rencana ke Desa Penglipuran Belum?

Kalau anda belum juga punya rencana untuk berkunjung ke desa Penglipuran. Lebih baik anda membuat rencananya sekarang juga. Karena desa adat ini memiliki daya tarik dan prestasi yang menakjubkan yang harus anda buktikan sendiri. Oya, selama kunjungan ke Bali, jangan lupa untuk menghargai adat istiadat setempat. Karena Bali masih memegang teguh prinsip dan budaya keluhuran.

Kiranya, demikian informasi Ketik Media mengenai desa Penglipuran. Semoga bermanfaat.