Ketikmedia.com – Pantai Parangtritis di Yogyakarta tidak hanya dikenal dengan panorama pasir hitam dan ombak besarnya, tetapi juga dengan mitos Pantai Parangtritis yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Masyarakat sekitar dan banyak wisatawan percaya, di balik keindahan pantai ini, ada aura mistis dan kisah-kisah unik yang membuatnya berbeda dari pantai lain di Indonesia.
Sejarah Pantai Parangtritis
Nama Parangtritis berasal dari kata “parang” (batu karang) dan “tritis” (tetesan air). Cerita lokal menyebutkan, dulu di pantai ini ada mata air yang menetes di antara batu karang. Sejak abad ke-18, Parangtritis sudah menjadi lokasi sakral yang kerap dikunjungi untuk ritual adat, terutama Labuhan, yang dilaksanakan oleh Keraton Yogyakarta. Tradisi ini menjadi wujud hubungan masyarakat Jawa dengan laut selatan dan sosok Nyai Roro Kidul, penguasa gaib yang dipercaya mendiami kawasan ini.
Daftar Mitos Paling Terkenal di Pantai Parangtritis
1. Larangan Memakai Pakaian Hijau
Mitos larangan mengenakan pakaian hijau sudah lama dipercaya warga dan pengunjung Pantai Parangtritis. Warna hijau dianggap warna kesukaan Nyai Roro Kidul, sehingga orang yang mengenakannya dikhawatirkan akan “diambil” oleh penguasa laut selatan. Dalam praktiknya, petugas SAR juga memperingatkan agar wisatawan tidak memakai baju hijau karena warna ini sukar terlihat jika terjadi kecelakaan di laut, alasan keselamatan ini masuk akal secara ilmiah dan menjadi budaya lisan yang terus hidup.
2. Kisah Nyai Roro Kidul “Menjemput” Pengunjung
Legenda tentang Nyai Roro Kidul sangat lekat dengan identitas Pantai Parangtritis. Banyak masyarakat yang percaya, jika tidak menghormati adat di pantai ini, seseorang bisa saja mengalami kejadian aneh, seperti hilang di laut atau “dijemput” oleh sang ratu. Meskipun penjelasan logisnya sering berkaitan dengan ombak besar dan arus bawah laut, kisah mistis ini tetap menjadi daya tarik wisata yang kental nuansa budaya Jawa.
3. Ombak Pantai yang Selalu “Memakan Korban”
Data dari Basarnas DIY dan pemberitaan media menyebutkan, kecelakaan wisatawan di Parangtritis memang sering terjadi karena ombak dan palung laut yang berbahaya. Kepercayaan bahwa ombak “memakan korban” menjadi peringatan sosial yang ditanamkan agar setiap pengunjung lebih waspada. Tradisi ini dikemas dalam bentuk cerita mistis yang mudah diingat dan diwariskan secara lisan.
4. Ritual Labuhan dan Sesajen
Setiap tahun, Keraton Yogyakarta mengadakan upacara Labuhan di Parangtritis sebagai bentuk penghormatan pada Nyai Roro Kidul. Ritual ini melibatkan prosesi adat, persembahan sesajen ke laut, dan doa bersama yang diikuti warga dan pejabat keraton. Tradisi Labuhan menjadi bukti nyata bahwa budaya spiritual dan kearifan lokal masih hidup di pesisir selatan Jawa.
5. Malam Jumat Kliwon
Malam Jumat Kliwon selalu dianggap sakral di Parangtritis. Warga dan peziarah percaya bahwa pada malam ini, alam gaib dan dunia nyata lebih “berdekatan”. Suasana malam di Parangtritis jadi lebih mistis, dengan banyak cerita tentang suara gamelan, bau kembang, atau pengalaman tidak biasa yang dialami pengunjung.
6. Keberadaan Istana Gaib
Masyarakat Jawa meyakini ada istana gaib Nyai Roro Kidul di bawah laut Pantai Parangtritis. Cerita ini sangat kontekstual dengan kepercayaan lokal, apalagi beberapa orang mengaku mengalami pengalaman supranatural saat berkunjung, seperti merasa melihat istana atau mendengar suara aneh dari arah laut.
7. Batu Karang Sebagai Pintu Gaib
Batu karang yang tersebar di sekitar pantai dipercaya sebagai pintu masuk ke dunia gaib. Tak jarang orang datang ke tempat ini untuk berziarah atau meminta berkah, terutama saat malam-malam tertentu yang dianggap penuh energi spiritual.
8. Suara Gamelan Mistis di Malam Hari
Ada banyak kisah dari warga dan wisatawan tentang suara gamelan yang terdengar di malam hari, padahal tidak ada pertunjukan sama sekali. Fenomena ini sering jadi perbincangan, karena menambah kuat citra Parangtritis sebagai pantai penuh misteri dan nuansa magis.
9. Kisah Wisatawan Hilang atau “Disembunyikan”
Beberapa pengunjung mengaku pernah mengalami kejadian hilang arah, linglung, atau “disembunyikan” di area pantai. Cerita seperti ini sering dihubungkan dengan kepercayaan bahwa pantai selatan dijaga oleh kekuatan supranatural, meski pada kenyataannya banyak juga faktor alam yang menyebabkan orang mudah tersesat, terutama saat malam atau cuaca buruk.
Cerita Nyata dari Warga dan Wisatawan
Warga lokal dan petugas pantai kerap membagikan cerita pengalaman pribadi tentang kejadian mistis, seperti mendengar suara aneh atau menemukan wisatawan dalam kondisi linglung. Pengalaman serupa juga dibagikan wisatawan di media sosial dan forum perjalanan, menambah daya tarik Parangtritis bagi pencari sensasi atau penggemar wisata mistis.
Kesimpulan
Mitos Pantai Parangtritis adalah bagian dari kekayaan budaya dan kearifan lokal yang sudah hidup ratusan tahun. Cerita dan ritual yang berkembang membuat pantai ini tak hanya indah untuk dikunjungi, tapi juga sarat pelajaran tentang menghormati alam dan tradisi. Jika Anda punya pengalaman menarik atau kisah unik seputar Parangtritis, bagikan di kolom komentar agar jadi inspirasi bagi wisatawan lain yang penasaran dengan cerita mistis di pantai selatan Jogja.