Ketikmedia.com, Tips – Beberapa waktu yang lalu, masyarakat Indonesia terkejut dengan terjadi-nya PHK massal dan penutupan perusahaan karena terbukti secara hukum telah mengalami pailit. Ini pula yang menjadi alasan betapa vital informasi terkait kiat jadi karyawan anti PHK.
PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja merupakan peristiwa paling menakutkan bagi para karyawan. Karena bisa ter-deteksi jika PHK terjadi, maka otomatis penghasilan bulanan akan berhenti yang bisa berefek pada penurunan rate kesejahteraan hidup. Untuk itu, mungkin sangatlah penting informasi Ketik Media tentang kiat untuk lolos dari PHK supaya fase kesulitan hidup tidak terjadi.
Penyebab PHK Karyawan
Sebelum menerapkan kiat untuk mencegah PHK, maka kenali terlebih dahulu penyebab mengapa Pemutusan Hubungan Kerja bisa terjadi. Nah, di bawah ini terdapat ulasan terkait hal tersebut. Berikut ulasan-nya:
1. Kondisi Perusahaan Sudah Tidak Sehat
Penyebab utama PHK karyawan ialah kondisi perusahaan sudah tidak sehat. Baik ketidaksehatan dari segi finansial, persaingan marketing produk, kekurangan bahan mentah, category produk sudah tidak familiar atau karena jenis masalah yang lain.
Kalau problematik ketidaksehatan sudah terjadi, maka itu berarti sudah tidak ada produk yang terbuat. Dalam artian pula, tidak ada lagi omzet yang masuk ke perusahaan. Nah, untuk menjaga eksistensi supaya tidak “gulung tikar”, maka pimpinan bisa mengurangi pengeluaran dari gaji karyawan dengan melakukan PHK.
2. Individu Karyawan yang Bermasalah
Jika ada seorang karyawan yang bermasalah, baik masalah kedisiplinan dan etos kerja, maka PHK bisa datang kapan saja. Apalagi jika yang bersangkutan sudah berkali-kali mendapatkan SP (Surat Peringatan) tetapi tidak juga menimbulkan efek jera.
Karyawan yang terkena jerat hukum pidana juga termasuk ke dalam kategori individu karyawan yang bermasalah. Bisa jadi, karyawan semacam ini akan langsung mendapatkan surat pemecatan (PHK) sekalipun kasus tidak terjadi di perusahaan dan memang tidak sama sekali melibatkan pejabat teras perusahaan tempat si individu bekerja.
3. Persaingan Tidak Sehat Antar Rekan Sejawat
Sekalipun tidak banyak terjadi tetapi bukan sesuatu yang not impossible. Yang nama-nya persaingan pasti ada yang melalui jalur “sehat” dan ada juga yang menggunakan jalur “tidak sehat”. Persaingan semacam ini yang terkadang menjadi alasan oknum untuk menggeser reken se-kerja.
Nah, jika si karyawan tidak memahami kiat anti di-PHK, mungkin saja akan mengalami kekalahan dalam persaingan. Konflik akan terus berlanjut yang akan berefek pada penurunan produktifitas hingga pimpinan akan mendapatkan teguran pihak terkait.
4. Berstatus Karyawan Freelance dan Tenaga Kontrak
Di dalam sebuah company atau perusahaan terkadang ada yang bernama karyawan tetap, karyawan tidak tetap atau tenaga kontrak dan ada juga karyawan lepas atau freelance. Untuk karyawan tetap, tentu sulit mendapatkan surat PHK kecuali telah berbuat masalah di perusahaan.
Sedangkan bagi karyawan tidak tetap atau tenaga kontrak, maka PHK bisa saja terjadi kalau masa kontrak sudah selesai. Begitu juga dengan karyawan lepas atau Freelance. Seorang karyawan dengan kebutuhan kerja semata aksidental. Jika job sudah terlaksana maka pimpinan pasti melakukan pemutusan hubungan kerja sepihak.
5. Perubahan “Kiblat” Usaha Perusahaan
Perusahaan yang akan sukses adalah perusahaan yang berisi karyawan-karyawan modern dengan tidak pernah berhenti menuangkan kreativitas dan produktifitas. Dua engagement semacam ini yang membuat company bisa mengubah “kiblat” usaha dari tidak produktif menjadi unit usaha yang memiliki nilai progresifitas tinggi.
Nah, terkait dengan perubahan “kiblat” usaha, terkadang pimpinan juga perlu melakukan penyortiran elemen perusahaan termasuk para karyawan. Hanya karyawan yang sesuai dengan visi dan misi terbaru saja yang masih layak bertahan sedangkan yang belum layak tentu akan mendapatkan PHK.
Tips Agar Tidak Mendapatkan PHK
Jika seorang karyawan benar-benar mencintai profesi dan pekerjaan, maka terapkan terlebih dahulu tips agar tidak mendapat PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja. Nah, di bawah ini terdapat beberapa tips dan kiat yang layak coba. Berikut ulasannya:
1. Kreatif dalam Bekerja
Direktur atau manajer tentu lebih tertarik kepada karyawan yang kreatif dalam bekerja. Karena yang pasti, kreativitas karyawan akan berefek pada produktifitas perusahaan. Ada jaminan karyawan kreatif akan tetap bertahan dan tidak akan mendapatkan surat pemecatan.
Berani menyelesaikan pekerjaan secara cepat dengan menggunakan pakem dan metode kerja yang baru termasuk karyawan yang kreatif. Mereka tidak berada pada zona nyaman dengan mempertahankan cara-cara jadul yang sudah menjadi trend di perusahaan. Biarpun demikian, kreativitas yang termaksudkan bukan asal kreatif melainkan benar-benar mampu meningkatkan kualitas dari hasil pekerjaan yang terbebankan.
2. Bisa Membangun Kekompakan antar Rekan
Sosok karyawan yang acuh tak acuh apalagi sering ber-konflik dengan rekan kerja bisa mendapatkan atensi buruk dari pimpinan. Jika karyawan apatis tetap bertahan di perusahaan, tentu produktifitas akan berkurang karena sudah tidak ada kekompakan antar tim.
Untuk itu, kalau tetap ingin bertahan di sebuah perusahaan, maka silakan bangun kekompakan antar rekan. Karena dari teamwork yang harmonis dan satu visi, maka produktifitas dan kreativitas individu akan bangkit. Pemimpin pasti memberikan apresiasi berupa perpanjangan masa kerja bukan malah memberikan PHK.
3. Bekerja dengan Jujur
Tips karyawan agar tidak mendapat PHK yang ketiga ialah bisa bekerja dengan jujur. Direktur dan manajer lebih menyukai karyawan yang tidak begitu pintar tetapi jujur dan mau belajar daripada karyawan yang cerdas tetapi tidak jujur. Apalagi karyawan yang memegang jabatan vital seperti di bagian keuangan.
Kejujuran di dalam bekerja merupakan prasyarat untuk tercegah dari segala macam problematik pekerjaan. Sebalik-nya, karyawan yang tidak jujur suatu saat pasti mendapatkan masalah entah pemecatan atau jerat hukum pidana ataupun perdata. Untuk itu, silakan bekerja di perusahaan tetapi utamakan kejujuran dan etos kerja.
4. Jaga Kedisiplinan Diri
Karyawan yang menjaga kedisiplinan diri berpotensi untuk sukses di dalam kerja yang terbebankan. Terutama yang tetap menjaga penampilan terbaik, kerapian berbusana, waktu kehadiran, absensi dan yang sejenis. Bagi orang yang bercita-cita ingin menjadi karyawan maka latihlah kedisiplinan sejak dini.
Jika seorang karyawan terbiasa mendisiplinkan diri, maka kedisiplinan tersebut akan berefek pada keteraturan ekosistem lingkungan. Termasuk lingkungan perusahaan akan lebih teratur, rapi, estetik dan kondusif. Karena salah satu karakteristik orang yang disiplin ialah tidak menyukai sesuatu yang berantakan dan acak-acakan.
5. Membangun Keakraban Tanpa Pamrih
Kiat terakhir untuk tercegah dari PHK ialah pintar dalam membangun keakraban dengan rekan kerja terlebih dengan atasan. Termasuk mengundang makan-makan atau membagi-bagikan rezeki jika mendapatkan job dari proyek-proyek kerja.
Biarpun demikian, cara ini bukan dalam kerangka untuk menjadi karyawan “bermuka dua”. Melainkan memang memberi dengan ikhlas semata untuk membangun keakraban bukan untuk tujuan yang lain. Jika demi tujuan “sikut menyikut”, tentu suatu saat pihak pimpinan akan mengendus lalu terjadilah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena konflik karyawan tidak bisa terhindarkan.
Menjadi karyawan sejati adalah karyawan yang cinta pada pekerjaan dan ingin memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Namun hal itu sulit terlaksana jika tidak menerapkan kiat jadi karyawan anti PHK. Karena yang pasti hasil pekerjaan tidak berkualitas, si karyawan pun tidak akan kreatif dan tidak akan produktif.