Pertandingan Liga Konferensi Eropa, Cek Daftar Juaranya

ilustrasi stadion untuk pertandingan liga konferensi eropa (sumber pexels Pablo Cordero)
ilustrasi stadion untuk pertandingan liga konferensi eropa (sumber pexels Pablo Cordero)

Ketikmedia.com – Pertandingan Liga Konferensi Eropa selalu menyajikan duel-duel yang menarik antara tim-tim di kawasan Eropa.

Kompetisi ini, yang dikenal sebagai UEFA Conference League, merupakan ajang kasta ketiga antar klub Eropa setelah Liga Champions dan Liga Europa.

Meski terbilang baru, Liga Konferensi UEFA telah mencuri perhatian pecinta sepak bola dengan pertandingan penuh gairah, kejutan, dan talenta-talenta baru yang bersinar.

Musim 2024-25 menjadi sorotan khusus karena perubahan format kompetisi serta persaingan sengit yang kini telah memasuki babak semifinal.

Artikel ini akan mengulas perjalanan kompetisi, sejarah singkat, daftar juara, pemain paling produktif, hingga perkembangan terkini di musim ini.

Sejarah Pertandingan Liga Konferensi Eropa

Liga Konferensi Eropa adalah kompetisi yang relatif muda di dunia sepak bola.

Pasalnya kompetisi tersebut baru dimulai pada musim 2021-2022 dan baru menyelesaikan tiga musim

Sejak debutnya, kompetisi ini memberikan kesempatan bagi klub-klub yang tidak lolos ke Liga Champions atau Liga Europa untuk tetap bersaing di panggung Eropa.

Dengan format yang dinamis, Liga Konferensi Eropa berhasil menarik perhatian penggemar, terutama karena melibatkan klub-klub dari berbagai negara dengan gaya permainan yang beragam.

Tujuan utama UEFA menciptakan kompetisi ini adalah untuk memberikan lebih banyak klub kesempatan merasakan atmosfer kompetisi Eropa.

Selain itu, Liga Konferensi Eropa juga menjadi panggung bagi pemain muda dan pelatih untuk menunjukkan kemampuan mereka.

Dalam tiga musim pertamanya, kompetisi ini telah menghasilkan cerita-cerita epik, mulai dari kejutan klub kecil hingga dominasi tim-tim berpengalaman.

Daftar Juara Liga Konferensi Eropa

Sejak musim perdananya, Liga Konferensi Eropa telah menghasilkan tiga juara yang masing-masing meninggalkan jejak bersejarah.

Baca Juga:  Prediksi Djurgarden vs Chelsea Semifinal Liga Konferensi Eropa

Berikut adalah daftar juara berdasarkan yang Ketikmedia.com rangkum:

Musim 2021-22: AS Roma

Pada musim perdana, yakni 2021-22, AS Roma berhasil menjadi juara Liga Konferensi Eropa.

Saat itu, AS Roma masih dilatih oleh Jose Mourinho, sehingga Jose Mourinho menjadi pelatih pertama yang mengangkat trofi Liga Konferensi Eropa.

Kemenangan AS Roma menjadi momen bersejarah, terutama karena ini adalah trofi Eropa pertama klub tersebut dalam beberapa dekade.

Di bawah asuhan Mourinho, AS Roma menunjukkan permainan pragmatis namun efektif, mengalahkan Feyenoord di final.

Musim 2022-23: West Ham United

Di musim selanjutnya, yakni 2022-23, klub asal Inggris, West Ham United sukses menjuarai Liga Konferensi Eropa.

Pada saat ini David Moyes yang melatih West Ham.

Kemenangan West Ham menjadi pencapaian luar biasa bagi klub London tersebut, yang berhasil mengakhiri paceklik trofi selama puluhan tahun.

Musim 2023-24: Olympiacos Piraeus

Kemudian, pada musim 2023-24, Olympiacos Piraeus keluar sebagai sang juara Liga Konferensi Eropa, saat itu Olympiacos dilatih oleh Jose Luis Mendilibar.

Dengan strategi menyerang yang atraktif, Olympiacos mengukir sejarah baru di bawah kepemimpinan Mendilibar.

Pemain Paling Subur di Kompetisi

Liga Konferensi Eropa tidak hanya menjadi ajang bagi klub, tetapi juga panggung bagi pemain untuk menunjukkan ketajaman mereka.

Berdasarkan data, sejauh ini pemain asal Maroko, Ayoub El Kaabi jadi pemain paling subur di ajang Liga Konferensi Eropa.

Pada musim 2023-24, El Kaabi mencetak 11 gol untuk Olympiacos, sekaligus membawa klubnya meraih gelar juara.

Ketajamannya di depan gawang menjadi kunci sukses Olympiacos, terutama dalam pertandingan-pertandingan krusial.

Di posisi kedua, ada Cyriel Dessers, yang bermain untuk Feyenoord pada musim 2021-22.

Pada musim itu, Dessers mencetak 10 gol untuk Feyenoord.

Meski Feyenoord gagal menjadi juara, kontribusi Dessers tetap dikenang sebagai salah satu penampilan individu terbaik dalam sejarah kompetisi ini.

Baca Juga:  Piala Conference League Buat Format Baru, Cek Aturannya

Pemain-pemain seperti El Kaabi dan Dessers membuktikan bahwa Liga Konferensi Eropa adalah tempat bagi striker untuk bersinar, bahkan jika mereka berasal dari klub yang kurang jadi sorotan di panggung Eropa.

Perubahan Format Kompetisi 2024-25

Musim 2024-25 membawa angin segar bagi Liga Konferensi Eropa dengan perubahan signifikan pada format kompetisi.

UEFA menghapus pembagian grup tradisional dan menggantinya dengan format liga tunggal yang lebih kompetitif.

Dengan format baru ini, sebanyak 36 tim jadi satu grup, kemudian setiap tim mendapat jatah enam pertandingan dengan tim yang berbeda.

Setelah fase grup selesai, peringkat 1-8 klasemen akan masuk babak knock-out, lalu peringkat ke-9 sampai ke-24 akan masuk babak play-off knock-out, sementara sisanya tersingkir.

Format ini terancang untuk meningkatkan intensitas persaingan, karena setiap pertandingan memiliki dampak langsung pada posisi klasemen.

Selain itu, format ini juga memberikan peluang lebih besar bagi tim-tim underdog untuk melaju jauh, sekaligus mengurangi kemungkinan hasil imbang yang monoton.

Perubahan ini mendapat sambutan positif dari banyak pihak, meskipun beberapa penggemar masih beradaptasi dengan sistem yang terasa lebih kompleks.

Namun, satu hal yang pasti, format baru ini membuat setiap pertandingan terasa seperti final, karena tidak ada ruang untuk kekalahan bagi tim yang ingin melaju ke babak knock-out.

Semifinal Liga Konferensi Eropa 2024-25

Hingga artikel ini dibuat, Liga Konferensi Eropa 2024-25 telah memasuki babak semifinal, dengan empat tim yang berhasil menembus fase ini.

Ada empat tim yang kini masuk semifinal, mereka adalah Chelsea, Fiorentina, Djurgarden, serta Real Betis.

Kehadiran keempat tim ini mencerminkan keragaman dan daya saing kompetisi, dengan perwakilan dari Inggris, Italia, Swedia, dan Spanyol.

Chelsea, raksasa Premier League, tampil sebagai salah satu favorit juara musim ini.

Dengan skuad yang ada pemain bintang dan pengalaman di kompetisi Eropa, The Blues menunjukkan performa konsisten sepanjang fase liga.

Baca Juga:  On Black Sisters Street, Kisah Kelam Perempuan Afrika

Fiorentina, yang pernah menjadi runner-up pada musim 2022-23, kembali menunjukkan taringnya. La Viola, julukan Fiorentina, mengandalkan permainan menyerang yang atraktif dan soliditas di lini belakang.

Kehadiran Djurgarden dari Swedia menjadi kejutan besar musim ini.

Sebagai tim yang jarang diperhitungkan di panggung Eropa, Djurgarden menunjukkan semangat juang luar biasa untuk mencapai semifinal.

Dengan permainan kolektif dan disiplin taktik, mereka berhasil mengalahkan beberapa tim besar di fase sebelumnya.

Sementara itu, Real Betis, wakil Spanyol, tampil dengan percaya diri di musim ini. Los Verdiblancos, julukan Real Betis, mengandalkan kombinasi pemain muda berbakat dan veteran berpengalaman.

Babak semifinal Liga Konferensi Eropa 2024-25 sepertinya akan berlangsung sengit. Chelsea, dengan kekuatan finansial dan kualitas skuadnya, mungkin jadi tim paling unggul di atas kertas.

Namun, Fiorentina, Djurgarden, dan Real Betis telah membuktikan bahwa mereka mampu memberikan kejutan.

Pertandingan semifinal akan menjadi ujian sejati bagi keempat tim, baik dari segi strategi maupun mental.

Kesimpulan

Liga Konferensi Eropa telah membuktikan diri sebagai kompetisi yang lebih dari sekadar “kasta ketiga” Eropa.

Kompetisi ini memberikan panggung bagi klub-klub kecil untuk bersinar, peluang bagi pemain muda untuk menonjol, dan kesempatan bagi pelatih untuk mengukir sejarah.

Dari kemenangan dramatis AS Roma hingga kejutan Olympiacos, Liga Konferensi Eropa terus menghadirkan cerita-cerita inspiratif yang memperkaya dunia sepak bola.

Di musim 2024-25, dengan format baru dan persaingan yang semakin ketat, Liga Konferensi Eropa kembali menegaskan posisinya sebagai ajang yang wajib untuk pecinta bola saksikan.

Babak semifinal yang sedang berlangsung menjadi bukti bahwa kompetisi ini tidak pernah kehilangan pesonanya.

Siapakah yang akan menjadi juara berikutnya? Hanya waktu yang akan menjawab, tetapi satu hal yang pasti: pertandingan Liga Konferensi Eropa akan terus menghibur dan menginspirasi penggemar sepak bola di seluruh dunia.