Ulasan Kanker Payudara: Pencegahan, Mitos, dan Gejala Awal

kanker payudara

Ketik Media – Kanker payudara merupakan salah satu penyakit berat yang menghantui berbagai kalangan, utamanya wanita dewasa. Berbagai mitos juga berkembang dengan tidak banyaknya literasi tentang penyakit ini. Hal tersebut justru membuat situasi semakin tidak sehat.

Meski masuk ke dalam penyakit berbahaya, faktanya kanker payudara bisa penderita hadapi seperti gejala medis lain. Bahkan cukup banyak penyintas yang benar-benar dapat terbebas dari kanker ini.

Menderita kanker payudara tidak secara otomatis membuat hidup seseorang berakhir. Dengan penanganan yang tepat, penyakit ini dapat teratasi. Namun pencegahan dini, deteksi awal, dan pengobatan intensif selalu menjadi kunci dalam perjalanannya.

Tentang Kanker Payudara

Tentang Kanker Payudara

Kanker merupakan kelompok penyakit yang hadir dengan adanya pertumbuhan sel-sel tidak terkendali. Sel kanker merusak jaringan sekitar dan berdampak pada kondisi tubuh secara keseluruhan.

Pada kondisi wajar, sel tubuh berkembang dan mati dalam siklus teratur. Sel kanker kehilangan kontrol pertumbuhan, berkembang biak secara abnormal, dan menyebar ke bagian tubuh lain.

Terdapat berbagai jenis kanker yang dapat memengaruhi berbagai organ dan jaringan dalam tubuh. Kanker payudara adalah jenis kanker yang berawal di sel-sel payudara. Kanker payudara dapat terjadi pada baik wanita maupun pria, tetapi jauh lebih umum pada wanita.

Pencegahan dan Pengobatan Kanker Payudara

Pencegahan dan Pengobatan Kanker Payudara

Dengan tingginya kasus kanker payudara, pemeriksaan rutin dan deteksi dini tentu akan menjadi langkah keamanan yang harus menjadi kenormalan. Pemeriksaan mandiri, mammoografi, dan evaluasi medis teratur sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan dan mengelola kanker payudara.

Bahkan pada seseorang yang telah menerima vonis kanker, deteksi awal akan membuat penanganan lebih mudah dan masuk akal. Risiko biaya, waktu, dan keselamatan juga cenderung lebih aman pada kanker yang berhasil terdeteksi sejak dini.

Sementara perawatan kanker payudara dapat mencakup pembedahan, radioterapi, kemoterapi, terapi hormon, dan terapi targeted. Hal tersebut tentu tergantung pada karakteristik individu dari kanker. Keputusan penanganan akan sangat bervariasi sesuai dengan faktor yang terdapat pada pasien.

Mitos Kanker Payudara dan Faktanya

Mitos Kanker Payudara dan Faktanya

Kasus yang cukup tinggi dan risiko besar di kalangan wanita membuat informasi yang keliru banyak berkembang. Beberapa mitos bahkan berisiko mendorong seseorang mengabaikan risiko dan menjauhi pendekatan medis.

Mengenali beberapa mitos kanker payudara berikut dapat membuat Anda lebih waspada. Anda juga dapat memberikan saran lebih akurat berakitan dengan fakta medis pada keluarga serta orang terdekat. Tujuan utamanya agar dapat bersikap lebih rasional berhubungan dengan pencegahan.

Hanya Wanita yang Terkena Kanker Payudara

Mayoritas penderita kanker di area payudara memang berjenis kelamin perempuan. Namun hal tersebut tidak menepis risiko kanker yang sama pada laki-laki. Berdasarkan riset, jumlahnya memang kurang dari 1% dari keseluruhan kasus yang tercatat.

Tetapi hal tersebut tidak membatalkan risiko serangan pada pria. Percaya pada mitos kanker payudara yang berhubungan dengan status sosial manusia merupakan kekeliruan besar. Penyakit yang timbul dan membunuh akibat kelalaian tentu merupakan kesalahan yang tidak perlu eksis.

Hanya Orang dengan Riwayat Keluarga yang Berisiko

Munculnya kanker akibat penurunan sifat DNA justru merupakan faktor yang sangat kecil kemungkinannya. Kanker secara umum lahir dari pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali. Kondisi tersebut banyak terjadi akibat situasi lingkungan dan perkembangan penderitanya.

Jadi, meski sebuah keluarga tidak memiliki riwayat kanker pada anggota lain, risiko seseorang di dalamnya mengidap kanker tetap ada. Pola hidup, konsumsi, paparan polusi dan berbagai faktor lain lebih besar berperan dibanding latar belakang DNA keluarga.

Ada Karakter Tertentu pada Wanita Berisiko

Terdapat mitos kanker payudara lainnya yang mengelompokkan wanita berdasarkan usia, etnis, dan situasi sosial dengan kaitan terhadap kanker. Gagasan demikian tentu tidak rasional dan keliru sebagai landasan berpikir.

Faktanya, kanker payudara sama dengan penyakit umum lainnya yang tidak memandang kelompok usia, etnis, sosial, dan unsur SARA lainnya. Setiap orang memiliki risiko, khususnya pada wanita. Faktor-faktor tersebut tentu tidak valid sebagai latar belakang kanker.

Wanita Menyusui Tidak Mungkin Terkena Kanker Payudara

Beberapa gejala kanker payudara cukup serupa dengan efek hormonal pada wanita melahirkan dan menyusui. Hal tersebut sering menjadi landasan mitos kanker payudara bahwa wanita menyusui terbebas dari risiko. Padahal, risiko kanker tetap terdapat pada wanita menyusui.

Pengalaman menyusui merupakan hal baik untuk ibu dan anak. Aktivitasnya memang membantu mencegah kanker dengan memperlancar peredaran darah dan aktivitas otot. Tetapi hal tersebut tidak membuat sang ibu mendapat proteksi permanen terhadap kanker.

Benjolan Selalu Menyakitkan

Benjolan merupakan salah satu gejala kanker payudara. Namun sebagian mitos kanker payudara mengatakan bahwa benjolan tersebut tidak memiliki risiko apabila tidak terasa sakit. Hal tersebut membuat penderita mengabaikan gejala meski terjadi perubahan fisik yang jelas.

Faktanya, sebagian besar benjolan yang menjadi gejala tersebut justru tidak menimbulkan rasa sakit. Jadi, pemeriksaan dan tindakan tetap perlu dilakukan, bahkan saat tidak mengalami rasa sakit.

Mammoografi Menyebabkan Kanker Payudara

Mammoografi merupakan mekanisme deteksi kanker dengan sinar X di area payudara. Beberapa mitos kanker payudara mengatakan bahwa alat tersebut justru berisiko menimbulkan kanker. Mitos tersebut muncul dan menyebabkan rasa khawatir masyarakat saat ingin memeriksakan diri.

Faktanya, paparan radiasi mammoografi sangat rendah dan tidak bisa menyebabkan kanker. Proses ini justru mempercepat tindakan apabila pasien secara jelas mengalami tanda-tanda mengidap kanker.

Semua Kista Adalah Kanker

Mitos kanker payudara lainnya adalah hubungan penyakit kista dengan kanker. Relasi buatan tersebut termasuk pada kista yang terjadi di sekitar payudara. Informasi ini sering membuat penderita mengalami tekanan berlebihan yang sebenarnya tidak tepat.

Dalam kenyataannya, sebagian besar kista justru bersifat jikan dan tidak memenuhi sifat kanker. Beberapa kasus memang memerlukan tindakan lanjutan, namun kondisi tersebut tidak membuat kedua penyakit tersebut berhubungan secara langsung.

Bra Ketat Menyebabkan Kanker

Sebagian masyarakat menganggap penggunaan bra yang terasa ketat berhubungan dengan kanker. Umumnya mitos tersebut dikaitkan dengan tertekannya aliran darah ke area sekitar dada berisiko menimbulkan kanker.

Faktanya, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut. Penggunaan bra ketat tidak berhubungan dengan kanker. Meski hal ini menjadi mitos kanker payudara lainnya. tapi secara umum anjuran penggunaan bra sesuai dengan kebutuhan lebih utama untuk kenyamanan.

Gejala Awal dan Penanganan

Gejala Awal dan Penanganan

Kanker payudara secara umum bukan merupakan penyakit yang secara tiba-tiba berada di fase kronis. Perkembangan kanker cenderung bertahap dalam rentang waktu yang bervariasi. Hal ini menyebabkan penderitanya dapat mengidentifikasi beberapa ciri awal.

Dengan mengenali gejala awal, harapannya penyakit ini bisa mendapat penanganan dini. Sehingga perawatan medis bisa menekan perkembangan kanker atau bahkan menghilangkannya secara permanen.

Pembentukan Benjolan atau Pembengkakan

Pada tahap awal, penderita kanker umumnya dapat menemukan benjolan atau pembengkakan. Benjolan di sekitar payudara tentu bukan bagian yang ada sejak awal dan juga tidak menjadi bagian dari pubertas.

Dalam beberapa kasus, payudara penderita juga bisa mengalami pembengkakan tidak wajar. Kondisi pembengkakan ini tidak hadir berkaitan dengan siklus haid ataupun persalinan. Anda bisa mendapatkan informasi cara melakukan pemeriksaannya dari layanan kesehatan terdekat.

Meski tidak diikuti dengan benjolan, rasa nyeri tanpa alasan yang jelas pada bagian payudara juga dapat menjadi salah satu indikasi kanker. Rasa nyeri tersebut umumnya muncul dan hilang tanpa alasan yang jelas serta terjadi berulang dalam waktu yang lama.

Perubahan Bentuk atau Ukuran Payudara

Seseorang yang menderita kanker juga bisa mengalami perubahan bentuk atau ukuran payudara. Perubahan tersebut dapat terjadi pada salah satu atau kedua payudara. Namun perlu Anda pahami juga bahwa perubahan bentuk dan ukuran payudara tidak hanya datang dari kanker.

Sebagian besar ibu hamil, menyusui, atau perempuan dalam siklus haid mengalami kondisi serupa. Perubahan ukuran payudara pada ibu hamil dan menyusui merupakan hal yang sangat wajar. Sebagian besar wanita bahkan mengalami perubahan permanen pada kondisi tersebut.

Namun, jika kondisi tetap bertahan setelah fase-fase alamiah tersebut, sebaiknya periksakan diri ke layanan kesehatan. Perubahan akibat hormon kehamilan tersebut juga tidak terjadi secara spontan. Beberapa kasus kanker juga menunjukkan pergeseran puting dari posisi seharusnya.

Perubahan Kulit Payudara

Kanker di area payudara juga dapat menimbulkan gejala perubahan tekstur dan warna kulit. Terdapat gejala kemerahan, kerut, atau perubahan warna tidak wajar. Beberapa gejala juga menunjukkan efek retakan seperti kulit jeruk di area payudara.

Di kondisi lain, terdapat perubahan fisik yang juga muncul pada puting. Penderita dapat menemukan perubahan bentuk dan warna tanpa alasan yang jelas. Perubahan tersebut tidak muncul akibat situasi kehamilan ataupun haid. Beberapa penderita mungkin mengalami keluarnya cairan dari puting.

Gejala kulit payudara menjadi bersisik atau terkelupas juga mungkin adalah indikasi adanya kanker. Gejala ini cukup mirip dengan penyakit eksim atau dermatitis. Namun eksim secara umum muncul sebagai reaksi alergi dari konsumsi atau paparan zat tertentu.

Apabila mengalami gejala tersebut tanpa indikasi yang cocok dengan penyebab dermatitis, maka Anda perlu memeriksakan diri untuk bantuan lanjutan. Eksim secara umum merupakan gejala alergi yang dapat tuntas dengan penanganan penyakit kulit. Sementara gejala kanker tidak menunjukkan hal serupa.

Pembesaran Kelenjar Getah Bening

Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Organ ini akan merespon infeksi, virus, atau bakteri berbahaya yang sulit ditangani tubuh. Salah satu responnya adalah dengan mengalami pembengkakan yang menjadi alarm alami bagi tubuh manusia.

Beberapa penderita kanker mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di area ketiak atau pangkal paha. Meski tidak selalu merupakan indikasi absolut tentang kanker, namun pembengkakan tersebut juga berarti terdapat situasi yang tidak wajar pada tubuh.

Jika mengalami pembengkakan pada area tersebut, carilah bantuan medis sesegera mungkin. Penanganan dini akan membantu penyelesaian masalah lebih mudah dan cepat. Hindari menunda penanganan dengan alasan yang tidak perlu.

Melalui Kanker dan Mereduksi Risiko

Melalui Kanker dan Mereduksi Risiko

Penanganan kanker payudara bervariasi tergantung pada stadium kanker, jenis kanker, dan faktor lain. Beberapa pasien bisa mendapatkan rekomendasi terapi yang berbeda dengan penderita lainnya.

Mencari informasi yang tepat, melakukan deteksi dini, dan menghindari kepercayaan pada mitos kanker payudara adalah pedoman awal berhadapan secara matang. Dukungan orang sekitar dan mengumpulkan motivasi untuk bertahan juga menjadi kebutuhan utama selama proses penyembuhan diri.

Pembedahan

Pada stadium awal, pembedahan umumnya jadi pilihan utama. Pembedahan melibatkan pengangkatan tumor atau seluruh payudara pada beberapa kondisi. Sementara pada tingkat lanjut, pembedahan juga dapat melibatkan pengangkatan kelenjar getah bening.

Radioterapi

Radioterapi merupakan proses pemberian radiasi ion kepada pasien. Metode ini biasanya berlangsung setelah proses pembedahan untuk membunuh sisa sel kanker yang masih terdapat di dalam tubuh pasien dan tidak bisa tuntas dengan proses pembedahan.

Terapi Hormon

Pada penderita dengan hormon positif, terapi ini bisa saja diperlukan untuk menghambat pertumbuhan kanker. Rekomendasi akhir berada pada hasil analisa bersama dokter dan tenaga medis lain.

Kemoterapi

Terapi ini berjalan umumnya sebelum dan sesudah pembedahan. Tujuan kemoterapi adalah untuk mengurangi ukuran tumor atau menghancurkan sel kanker yang telah menyebar. Kapasitas kemoterapi bervariasi sesuai dengan situasi pasien dan hasil analisa dokter.

Terapi Lain

Terdapat beberapa penanganan lain yang dapat dokter berikan pada pasien kanker. Beberapa terapi lanjut umumnya diberikan pada penderita stadium lanjut (IV). Terapi targeted seperti palbociclib dapat menjadi solusi untuk sebagian pasien.

Terdapat juga imunoterapi yang berguna merangsang sistem kekebalan tubuh dalam melawan sel kanker dan perawatan simptomatik untuk mengurangi gejala serta meningkatkan kualitas hidup.

Setiap kasus kanker payudara merupakan sesuatu yang unik dan rencana pengobatannya harus sesuai dengan kondisi individu. Keputusan pengobatan harus melalui diskusi mendalam antara pasien dan tim medis. Hindari mempercayai rekomendasi yang tidak dapat memberi pertanggungjawaban.

Deteksi dini dan perawatan yang tepat dapat memainkan peran kunci dalam meningkatkan peluang kesembuhan dan kualitas hidup. Penting untuk menghindari mitos kanker payudara yang berisiko memperburuk proses pencegahan dan penanganan pada pasien.