Ketikmedia.com – Kalau kamu mulai tertarik untuk mencoba perawatan kecantikan non-bedah, kemungkinan besar dua istilah ini sudah sering muncul di telingamu: filler dan botox.
Nah, selain itu, kalau kamu sedang mencari informasi tambahan seputar dunia farmasi atau pelayanan kesehatan mata khususnya dengan wilayah Klungkung, Bali sekitarnya, kamu juga bisa mengunjungi pafiklungkungnews.org.
Kedua prosedur ini memang populer, terutama di kalangan orang yang ingin tampil lebih muda, segar, atau memperbaiki kontur wajah tanpa harus masuk ruang operasi.
Nah, daripada kamu salah pilih atau malah kecewa setelah prosedur, yuk kita kupas tuntas 5 perbedaan filler dan botox secara jelas dan praktis. Biar nggak cuma ikut tren, tapi juga paham betul apa yang sedang dilakukan ke wajahmu.
1. Cara kerja: Botox vs Filler
Ini hal paling mendasar. Botox bekerja dengan cara melemahkan atau memblokir sinyal saraf ke otot tertentu, sehingga otot tersebut tidak berkontraksi. Hasilnya, garis halus dan kerutan yang disebabkan oleh pergerakan otot (seperti kerutan dahi atau garis senyum) jadi memudar.
Sementara itu, filler sesuai namanya, digunakan untuk mengisi volume yang hilang. Biasanya, area seperti pipi, dagu, bibir, atau bawah mata yang mulai cekung akibat penuaan atau kurang kolagen. Filler mengisi kekosongan itu, membuat kulit tampak kenyal dan kencang lagi.
Jadi simpelnya, botox melumpuhkan otot, filler menambahkan volume.
2. Bahan yang digunakan
Botox dibuat dari botulinum toxin tipe A, zat yang diolah dari bakteri Clostridium botulinum. Jangan panik, ini sudah sangat dimurnikan dan aman dalam dosis medis.
Sebaliknya, filler biasanya menggunakan asam hialuronat (hyaluronic acid), zat alami yang memang ada di kulit kamu. Ada juga jenis lain seperti calcium hydroxylapatite atau polylactic acid, tergantung kebutuhan dan hasil yang diinginkan.
Karena asam hialuronat adalah zat alami, tubuh kita perlahan akan menyerap filler ini secara alami dalam waktu beberapa bulan hingga satu tahun.
3. Area perawatan yang ideal
Kalau kamu mau menghilangkan kerutan (kerutan yang muncul saat berekspresi, seperti saat tersenyum atau mengerutkan kening), botox adalah pilihan terbaik. Biasanya diaplikasikan di area dahi, sekitar mata (crow’s feet), dan garis alis (glabellar lines).
Tapi kalau masalah kamu adalah volume yang hilang atau bentuk wajah yang kurang proporsional, filler lebih tepat. Cocok untuk mempertebal bibir, mengisi pipi yang cekung, mempertegas dagu, atau memperhalus bekas luka dan garis halus.
4. Lama efek bertahan
Ini pertanyaan yang hampir selalu muncul di klinik. Botox umumnya bertahan 3 hingga 6 bulan, tergantung area yang disuntik dan metabolisme tubuhmu. Biasanya orang melakukan touch-up 2–3 kali dalam setahun.
Sedangkan filler bisa bertahan lebih lama, sekitar 6 bulan hingga 2 tahun, tergantung jenis filler, area yang disuntik, dan cara tubuhmu memetabolisme bahan tersebut. Bahkan ada filler seperti Radiesse (berbahan calcium hydroxylapatite) yang efeknya bisa sampai 18 bulan.
Namun, baik botox maupun filler, hasilnya tidak permanen. Kalau kamu ingin mempertahankan efeknya, memang harus dilakukan secara berkala.
5. Waktu pemulihan dan efek samping
Kalau kamu tipe orang yang sibuk (atau agak takut jarum), penting untuk tahu soal downtime. Botox biasanya hampir tidak ada waktu pemulihan. Setelah disuntik, kamu bisa langsung lanjut aktivitas, walau kadang ada sedikit kemerahan atau bengkak ringan (yang hilang dalam beberapa jam).
Filler bisa sedikit berbeda. Karena filler melibatkan suntikan di area yang lebih dalam, kadang muncul bengkak, memar, atau nyeri ringan selama 1–3 hari. Ini normal dan bisa diredakan dengan kompres es atau obat anti-inflamasi ringan.
Jadi, Mau Pilih Botox atau Filler?
Sekarang kamu sudah tahu, botox lebih pas untuk kerutan karena gerakan otot, filler lebih cocok untuk menambah volume atau kontur wajah.
Kalau kamu bingung mana yang dibutuhkan, diskusi dengan dokter estetika yang berpengalaman akan sangat membantu.