Istilah “diabetes kering” dan “diabetes basah” seringkali kita dengar dalam percakapan sehari-hari, terutama di kalangan penderita diabetes dan keluarga. Namun, tahukah Anda bahwa dalam dunia medis, istilah ini tidak ada? Penggunaan istilah ini lebih kepada pemahaman awam tentang perbedaan kondisi yang berbeda pada penderita diabetes.
Mitos Diabetes Kering dan Basah
Mitos tentang perbedaan diabetes kering dan basah berawal dari pengamatan pada luka yang dialami penderita diabetes. Luka yang sulit sembuh, bernanah, atau bahkan mengalami gangren seringkali dikaitkan dengan “diabetes basah”. Sebaliknya, luka yang kering dan tidak terlalu parah dianggap sebagai “diabetes kering”.
Fakta Medis tentang Diabetes
Dalam dunia medis, diabetes diklasifikasikan menjadi beberapa tipe, seperti diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan gestasional. Klasifikasi ini didasarkan pada penyebab, gejala, dan cara pengelolaannya. Tidak ada klasifikasi berdasarkan perbedaan tingkat keparahan luka atau kondisi kulit.
Mengapa Terjadi Miskonsepsi?
- Kurangnya edukasi: Banyak penderita diabetes dan masyarakat umum kurang memahami tentang penyakit ini.
- Pengalaman pribadi: Pengalaman setiap penderita diabetes berbeda-beda, sehingga muncul generalisasi yang tidak akurat.
- Informasi yang tidak valid: Informasi yang beredar di masyarakat, terutama di media sosial, seringkali tidak berdasar pada bukti ilmiah tentang perbedaan diabetes kering dan basah.
Komplikasi Diabetes yang Sering Disalahartikan
Luka yang sering terjadi pada penderita diabetes sebenarnya merupakan komplikasi dari penyakit ini. Komplikasi tersebut antara lain:
- Neuropati diabetik: Kerusakan saraf yang menyebabkan penurunan sensitivitas terhadap rasa sakit, sehingga luka tidak terasa dan sulit sembuh.
- Penyakit arteri perifer: Penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke kaki dan tangan berkurang, sehingga luka sulit mendapat oksigen dan nutrisi.
Cara Mengelola Diabetes dan Mencegah Komplikasi
Untuk mencegah terjadinya komplikasi, penderita diabetes perlu melakukan beberapa hal berikut:
- Kontrol gula darah: Rutin memeriksa kadar gula darah dan menggunakan obat-obatan sesuai anjuran dokter.
- Jaga pola makan sehat: Konsumsi makanan bergizi seimbang, batasi asupan gula, lemak jenuh, dan kolesterol.
- Rutin berolahraga: Lakukan aktivitas fisik secara teratur untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi perbedaan diabetes kering dan basah.
- Periksa kaki secara teratur: Periksa kaki setiap hari untuk mencari tanda-tanda luka atau infeksi.
- Jaga kebersihan kaki: Cuci kaki setiap hari dengan air hangat dan sabun, dan keringkan secara menyeluruh.
Kesimpulan
Istilah “diabetes kering” dan “basah” tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Penderita diabetes perlu memahami bahwa kondisi luka yang dialami merupakan komplikasi dari penyakit ini dan bukan jenis diabetes yang berbeda. Dengan mengelola diabetes dengan baik, komplikasi dapat dicegah atau ditunda dan tidak perlu memusingkan perbedaan diabetes kering dan basah.