10 Penyebab Hipertensi yang Sering Diabaikan

penyebab hipertensi

Tahukah Anda, ternyata ada beberapa penyebab hipertensi yang tidak sadar kita lakukan setiap hari yang semakin memperparah tekanan darah.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi serius yang terjadi ketika tekanan darah dalam arteri meningkat melebihi batas normal, yaitu di atas 120/80 mmHg. Kalau tidak segera ditangani, nantinya akan menyebabkan komplikasi yang lebih berbahaya, seperti serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Meski menjadi kondisi yang sering ditemukan di Indonesia, bahkan mulai terjadi dari sejak remaja, tekanan darah tinggi tidak boleh disepelekan. Karena itu, simak informasi terbaru ketikmedia.com mengenai penyebab hipertensi dan solusi terbaik buat anda berikut ini. 

Penyebab Hipertensi

Meskipun gaya hidup tidak sehat seperti jarang berolahraga dan merokok adalah penyebab umum hipertensi, ada banyak faktor lain yang juga berkontribusi terhadap kondisi ini.

Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai penyebab hipertensi menurut WHO yang harus Anda ketahui.

1. Kurangnya Aktivitas Fisik

Penyebab utama tekanan darah tinggi yaitu kurang gerak atau aktivitas fisik. Ketika tubuh jarang bergerak, risiko peningkatan berat badan meningkat yang nantinya akan menyebabkan obesitas dan tekanan darah tinggi.

Maka dari itu, lebih baik Anda berolahraga secara teratur minimal 30 menit setiap hari. Selain itu, aktivitas ringan seperti berjalan kaki atau bersepeda sudah cukup untuk mengontrol tekanan darah dan menjaga tubuh tetap bugar.

2. Merokok

Merokok merupakan salah satu penyebab hipertensi pada laki-laki yang bisa memicu penyempitan pembuluh darah dan mengakibatkan tensi naik tiba-tiba. Tidak hanya itu, zat kimia pada tembakau bisa merusak lapisan pembuluh darah, sehingga memicu berbagai penyakit kardiovaskular.

Baca Juga:  Infeksi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

3. Sering Stres

Stres bisa meningkatkan hormon seperti adrenalin dan kortisol yang menyebabkan lonjakan tekanan darah sementara. Kalau Anda tidak bisa mengelola stres dengan baik, nantinya menjadi stres kronis dan memicu hipertensi.

Beberapa cara efektif untuk mengelola stres, seperti meditasi, berolahraga, melakukan hobi, atau berbicara dengan orang terdekat.

4. Konsumsi Alkohol dan Kafein

Tidak sedikit anak-anak muda zaman sekarang yang sudah mulai mengkonsumsi alkohol dan kafein. Tidak heran kalau kedua minuman tersebut menjadi salah satu penyebab darah tinggi pada usia muda.

Alkohol yang dikonsumsi berlebihan bisa merusak sistem jantung sekaligus meningkatkan tekanan darah. Begitu juga kafein yang bisa memicu lonjakan tekanan darah sementara saat diminum berlebihan.

5. Konsumsi Terlalu Banyak Garam

Makanan yang banyak kandungan garam, seperti makanan olahan dan cepat saji, bisa memicu retensi cairan dalam tubuh dan meningkatkan tekanan darah.

6. Asal Mengonsumsi Obat

Ada banyak obat yang dijual bebas, seperti ibuprofen, naproxen, dan dekongestan yang tanpa diketahui bisa menaikkan tekanan darah. Karena itu, mulailah berhati-hati saat mengonsumsi obat tanpa rekomendasi dokter, terutama ketika sudah memiliki riwayat hipertensi.

7. Suplemen Diet Herbal

Tidak jarang wanita mengonsumsi suplemen diet herbal untuk mendapatkan bentuk tubuh yang diinginkan. Hanya saja, tidak semua suplemen herbal aman untuk dikonsumsi, apalagi dikonsumsi secara berlebihan. Tidak heran, suplemen diet menjadi penyebab darah tinggi pada wanita.

8. Pola Hidup Tidak Sehat

Pola hidup yang tidak sehat, seperti jarang mengonsumsi sayur dan buah, tapi terlalu sering makan makanan cepat saji, dan jarang berolahraga hanya akan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.

9. Kurang Tidur

Gangguan tidur seperti sleep apnea menyebabkan oksigen yang diterima tubuh berkurang selama tidur dan menjadi penyebab tensi naik tiba-tiba yang memengaruhi sistem jantung.

Bahkan, kurang tidur juga bisa memengaruhi regulasi hormon yang mengatur tekanan darah, sehingga memperburuk risiko hipertensi.

10. Kurangnya Asupan Kalium

Tidak banyak yang tahu kalau kalium berperan penting dalam mengimbangi efek natrium dalam tubuh. Kekurangan kalium bisa berasal dari pola makan yang tidak sehat. Untuk menaikkan jumlah kalium, perbanyak makan pisang, kentang, dan bayam. 

Baca Juga:  Tips Aman Menjaga Imunitas yang 100% Tokcer

Jenis Makanan Penyebab Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat dipengaruhi dari pola makan yang tidak sehat. Berikut beberapa makanan penyebab hipertensi yang perlu Anda ketahui.

1. Makanan Tinggi Garam

Mengonsumsi makanan yang terlalu banyak garam, seperti ikan asin, telur asin, kentang goreng, mie instan, keju, dan acar secara berlebihan bisa menyebabkan tekanan darah mudah naik.

Garam yang terlalu menumpuk di dalam tubuh membuat jantung memompa semakin keras. Selain itu, kadar garam yang terlalu tinggi bisa mempersempit pembuluh darah dan memaksa ginjal bekerja lebih keras untuk membuang cairan berlebih.

2. Makanan Tinggi Gula

Asupan gula berlebih, terutama fruktosa, bisa meningkatkan tekanan darah dengan cara meningkatkan kadar asam urat dalam darah.

Kalau kadar tersebut tinggi akan menghambat produksi nitric oxide, senyawa yang menjaga elastisitas pembuluh darah dan mengakibatkan tekanan darah meningkat.

3. Makanan Tinggi Lemak Trans atau Lemak Jenuh

Daging merah, gorengan, mentega, dan berbagai camilan seperti cookies dan cupcake mengandung lemak trans dan lemak jenuh yang bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah.

Kolesterol jahat inilah yang bisa membentuk plak di pembuluh darah, sehingga menyempitkan aliran darah dan membuat jantung bekerja lebih keras dan tekanan darah meningkat.

4. Makanan Cepat Saji

Dari usia muda sampai orang tua, makanan cepat saji, seperti burger, kentang goreng, pizza, dan hot dog menjadi pilihan menu favorit. Padahal, makanan cepat saji mengandung kadar natrium atau garam yang tinggi.

Konsumsi berlebihan makanan ini bisa meningkatkan tekanan darah dengan cara yang sama seperti makanan tinggi garam lainnya. Adanya kandungan lemak trans dalam makanan cepat saji juga menjadi penyebab pada penyempitan pembuluh darah.

5. Makanan Kaleng

Sarden, kornet, dan makanan kaleng lainnya sering kali memiliki kandungan natrium yang sangat tinggi. Belum lagi makanan kaleng juga mengandung BPA atau bisfenol A, bahan kimia dari wadah makanan yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan hipertensi.

Baca Juga:  9 Makanan Khas Austria yang dapat Anda Coba, Simak Selengkapnya

6. Makanan Beku

Nugget, sosis, dan kentang beku termasuk makanan beku yang tidak hanya mengandung kadar garam tinggi tapi juga lemak jenuh. Kombinasi ini dapat meningkatkan tekanan darah kalau dikonsumsi terlalu sering.

Pengobatan Tekanan Darah Tinggi

Pengobatan hipertensi dilakukan tergantung dari beberapa hal, termasuk hasil pemeriksaan dan kondisi kesehatan pasien itu sendiri. Dengan begitu, tekanan darah tetap terkendali, mencegah komplikasi, sekaligus meningkatkan kualitas hidup pasien.

Berikut beberapa cara pengobatan tekanan darah tinggi atau Hipertensi yang mencakup perubahan gaya hidup dan pemberian obat-obatan.

1. Perbaikan Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup menjadi langkah awal yang penting dalam mengelola hipertensi. Tentu saja pengobatan ini melibatkan kebiasaan sehat yang membantu menurunkan tekanan darah secara alami dan menjaga kestabilannya.

Langkah-langkah perbaikan gaya hidup:

  • Menurunkan berat badan: Pasien dengan kelebihan berat badan atau obesitas dianjurkan untuk menurunkan berat badan ke batas ideal. Bahkan penurunan 5-10% dari berat badan bisa membantu menurunkan tekanan darah secara signifikan.
  • Konsumsi makanan sehat: Anda harus mengonsumsi makanan yang kaya buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, dan produk susu rendah lemak.
  • Membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak menjadi cara pencegahan hipertensi yang tidak boleh terlewatkan.
  • Aktivitas fisik: Lakukan olahraga rutin minimal 30 menit per hari, seperti berjalan cepat, berenang, atau bersepeda.

2. Pemberian Obat-obatan

Kalau tekanan darahnya sulit dikontrol hanya dengan perubahan gaya hidup, dokter akan memberikan obat-obatan antihipertensi. Obat tersebut mampu menurunkan hipertensi sekaligus mencegah komplikasi berbahaya.

Tapi perlu diingat! Penggunaan obat antihipertensi tentunya membutuhkan pengawasan ketat dari dokter dan jangan mengubah dosis atau menghentikan obat tanpa adanya persetujuan dokter. Obat ini biasanya dikonsumsi seumur hidup dengan dosis yang mungkin disesuaikan berdasarkan efektivitas dan kondisi pasien.

Setelah mengetahui hipertensi adalah salah satu kondisi kronis yang tidak dapat sembuh sepenuhnya, mulai sekarang lakukan perbaikan gaya hidup yang lebih baik. Hindari sebisa mungkin penyebab hipertensi yang biasanya Anda lakukan agar kesehatan tubuh dan jantung tetap terjaga.