Karena tidak melakukan pengobatan, tidak jarang penderita tekanan darah tinggi perlahan-lahan mengalami komplikasi hipertensi. Sebenarnya, masyarakat sering menganggap hipertensi sebagai masalah kesehatan yang sepele karena gejalanya tidak terasa di tahap awal.
Tekanan darah yang terus-menerus tinggi bisa merusak berbagai organ penting tubuh, seperti jantung, otak, ginjal, dan mata. Ini meningkatkan risiko kematian dini kalau tidak cepat dilakukan penanganan.
Komplikasi inilah yang mengancam nyawa termasuk berbagai kondisi berbahaya, misalnya serangan jantung. Bahaya komplikasi hipertensi berkembang secara perlahan tetapi dampaknya bisa tiba-tiba dan sangat fatal.
Karena itulah, ada baiknya kalau Anda perlu memahami hubungan antara hipertensi dan komplikasi untuk mencegah terjadinya kondisi yang lebih berbahaya, baik melalui gaya hidup sehat maupun penanganan medis yang tepat.
Penyakit Komplikasi Hipertensi
Komplikasi hipertensi menurut WHO menyebutkan bahwa angka penderita di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Penting bagi Anda untuk rutin memeriksa tekanan darah, baik secara mandiri di rumah maupun melalui layanan kesehatan terdekat.
Pemeriksaan tekanan darah tinggi sangat penting untuk menurunkan risiko berbagai jenis penyakit komplikasi yang serius. Pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi gula, garam, dan lemak secara berlebihan, menjadi penyebab komplikasi hipertensi yang di kemudian hari bisa berkembang menjadi kondisi berbahaya.
Berikut beberapa penyakit komplikasi tekanan darah tinggi yang perlu Anda ketahui.
1. Penyakit Jantung
Sudah bukan rahasia lagi kalau penyakit jantung termasuk komplikasi yang biasa terjadi pada penderita hipertensi. Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali dapat menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Akibatnya, dinding jantung menebal dan meningkatkan risiko gagal jantung. Gejala yang sering muncul mulai dari sesak napas, kelelahan yang berkepanjangan, sampai pembengkakan pada kaki akibat penumpukan cairan.
Jika hipertensi terus Anda biarkan, risiko terkena penyakit serius seperti serangan jantung dan penyakit arteri koroner pun pasti akan lebih mudah meningkat.
Hipertensi juga dapat memicu kondisi jantung kardiomiopati hipertensif, di mana otot jantung mengalami penebalan berlebihan hingga sulit memompa darah dengan efisien.
Selain itu, kerusakan pembuluh darah jantung akibat tekanan darah tinggi akan memicu aterosklerosis, yaitu penyempitan dan pengerasan arteri. Kondisi ini tidak hanya membahayakan jantung, tetapi juga meningkatkan risiko komplikasi pada organ lain.
2. Stroke
Stroke juga termasuk komplikasi lain yang sangat berbahaya akibat hipertensi. Kondisi ini biasanya menjadi komplikasi hipertensi pada lansia ketika tekanan darah yang terlalu tinggi menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak dan mengakibatkan jaringan otak kekurangan oksigen.
Gejala stroke bisa saja muncul secara tiba-tiba, seperti sakit kepala hebat, kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh, gangguan berbicara, dan penglihatan kabur. Stroke yang tidak cepat mendapatkan pertolongan nantinya membuat otak rusak permanen, bahkan terburuknya kematian.
Penting untuk mengenali tanda-tanda stroke sejak dini guna mencegah komplikasi yang lebih serius. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah FAST (Face, Arms, Speech, Time), yaitu memeriksa apakah senyum terlihat tidak simetris, lengan melemah, sulit berbicara, sekaligus mencatat waktu kemunculan gejala.
3. Aneurisma
Aneurisma merupakan komplikasi serius karena tekanan darah tinggi yang terjadi ketika pembuluh darah melemah dan mengalami pembesaran atau penonjolan. Kondisi ini paling sering ditemukan di otak atau aorta.
Meski penyebab pasti aneurisma belum diketahui, tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko utamanya. Kalau aneurisma sudah pecah, nantinya akan menyebabkan perdarahan internal yang mengancam nyawa.
Gejala aneurisma dapat bervariasi tergantung lokasinya, hanya saja biasanya terjadi di kepala yang mengakibatkan sakit kepala hebat, gangguan penglihatan, pusing, dan sulit berkonsentrasi.
Pada beberapa kasus, aneurisma yang tidak pecah dapat berkembang tanpa menunjukkan gejala, sehingga deteksi dini melalui pemeriksaan kesehatan sangat penting.
4. Gangguan Ginjal
Hipertensi yang sudah parah ke depannya akan merusak pembuluh darah kecil di ginjal yang kemudian menjadi gangguan ginjal kronis. Ginjal berperan penting dalam menyaring darah dan mengeluarkan limbah metabolisme dari tubuh.
Jika pembuluh darah di ginjal rusak akibat tekanan darah tinggi, proses penyaringan menjadi tidak optimal, lalu pada akhirnya bisa menyebabkan gagal ginjal.
Pada tahap lanjut, hipertensi juga bisa memicu gagal ginjal kronis yang membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal untuk mempertahankan fungsi tubuh. Ciri-ciri penyakit komplikasi hipertensi karena gangguan ginjal meliputi penumpukan cairan, kelelahan, dan perubahan pada pola buang air kecil.
5. Gangguan Mata
Selain gangguan ginjal yang bisa membahayakan nyawa, tekanan darah tinggi juga dapat memengaruhi kesehatan mata, terutama melalui kerusakan pembuluh darah di retina.
Kondisi ini disebut retinopati hipertensi yang bisa menyebabkan pembengkakan retina, penekanan pada saraf optik, dan gangguan penglihatan. Dalam kasus yang parah, hipertensi ternyata juga menyebabkan kebutaan.
Gejala-gejala yang biasanya terjadi pada gangguan mata akibat hipertensi, yakni pandangan kabur, bintik-bintik hitam, dan nyeri pada area mata. Karena kerusakan retina bersifat permanen, penting untuk segera memeriksakan mata jika Anda mengalami gejala tersebut.
Pencegahan Komplikasi Hipertensi
Komplikasi akibat hipertensi tentu terdengar sangat menyeramkan, Tapi, kalau Anda membiasakan hidup sehat dan mengurangi berbagai faktor risiko yang bisa memicu peningkatan tekanan darah, pastinya hipertensi bisa dapat dicegah.
Untuk Anda yang ingin mencegahnya, berikut beberapa cara efektif agar tidak terkena penyakit komplikasi serius.
1. Rutin Berolahraga Setidaknya 30 Menit Sehari
Aktivitas fisik seperti berjalan, bersepeda, berenang, atau yoga bisa membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Maka dari itu, lebih baik mulai biasakan rutin berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari. Nantinya tekanan darah bisa lebih terkontrol dan risiko hipertensi dapat diminimalkan.
2. Berat Badan Ideal Tetap Dijaga
Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan beban kerja jantung, sehingga akan menyebabkan tekanan darah tinggi.
Menjaga berat badan ideal melalui pola makan sehat dan aktivitas fisik teratur merupakan langkah penting dalam mencegah hipertensi.
3. Konsumsi Gizi Seimbang
Membiasakan mengonsumsi makanan yang kaya akan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, serta rendah garam, gula, dan lemak jenuh sudah terbukti dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) adalah salah satu cara yang direkomendasikan untuk pencegahan hipertensi.
4. Hindari Minuman Beralkohol
Sudah bukan rahasia lagi kalau terlalu banyak minum alkohol bisa meningkatkan tekanan darah dan merusak kesehatan pembuluh darah. Lebih baik Anda mulai membatasi atau sebisa mungkin menghindari minum minuman beralkohol agar menjaga tekanan darah tetap normal.
5. Menghentikan Kebiasaan Merokok
Merokok dan paparan asap rokok dapat merusak pembuluh darah sekaligus meningkatkan risiko hipertensi. Berhenti merokok tidak hanya bermanfaat untuk mencegah hipertensi, tapi juga untuk meningkatkan kesehatan, terutama paru-paru.
Kalau kondisi sudah mulai terlihat parah, cara mengatasi komplikasi hipertensi yang harus segera dilakukan yaitu pergi ke rumah sakit agar diberikan penanganan lebih baik.
Komplikasi hipertensi yang bisa mengancam nyawa bukanlah hal yang bisa dianggap enteng, karena itu, biasakan pola hidup sehat dan rutin konsumsi obat yang diberikan.
Semoga informasi ketikmedia.com tentang komplikasi hipertensi bermnafaat, salam sehat buat kita semua. Amiin.