Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab ibu meninggal saat melahirkan. Menurut WHO, yang masuk dalam kategori ibu meninggal setelah melahirkan ini adalah kematian yang terjadi pada masa kehamilan hingga 42 hari setelah persalinan.
Kematian Ibu Setelah Melahirkan
Angka kematian ibu setelah melahirkan ternyata sangat tinggi baik pada level global maupun level nasional. Khusus di Indonesia angka kematian ibu (AKI) per 1.000 kelahiran mencapai 230 kasus pada tahun 2020 yang lalu.
Sebenarnya angka ini telah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan data AKI di tahun 1991 yang mencapai angka 390 kasus. Hanya saja tren penurunan angka kematian ini masih jauh dari target AKI skala nasional.
Dari Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, diperoleh data jika kasus ibu meninggal sebagian besar disebabkan oleh terbatasnya akses kesehatan. Baik terbatasnya akses untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas maupun terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan.
Itulah sebabnya kasus AKI di Indonesia banyak terjadi pada berbagai daerah dengan lokasi terpencil seperti daerah kepulauan atau perbatasan.
Penyebab Kematian Setelah Melahirkan
Berikut beberapa hal yang menjadi penyebab ibu meninggal saat melahirkan maupun meninggal di masa kehamilannya.
1. Perdarahan Hebat
Sebenarnya perdarahan adalah hal yang umum terjadi pada proses melahirkan. Perdarahan akan selalu terjadi baik saat melakukan proses kelahiran melalui operasi Caesar maupun saat menjalani kelahiran normal.
Perdarahan ini dapat terjadi karena vagina robek, leher rahim robek atau rahim yang tak berkontraksi setelah proses kelahiran. Namun dengan penanganan yang baik dan cepat maka perdarahan tidak akan mengarah ke hal yang akan membahayakan nyawa si ibu.
2. PostPartum
Infeksi postpartum dapat terjadi karena serangan bakteri namun tubuh sang ibu tak dapat melawannya. Jika bakteri Streptokokus yang menyerang, maka ibu dapat mengalami sepsis sehingga terjadi penggumpalan darah yang menghalangi aliran darah ke organ penting.
Akibatnya organ dalam tubuh akan mengalami kegagalan sehingga menyebabkan ibu meninggal saat melahirkan.
3. Pre-Eklampsia
Hal ini terjadi karena selama masa kehamilan bumil mengalami peningkatan tekanan darah. Umumnya pre-eklampsia terjadi setelah masa kehamilan di atas 20 minggu. Untungnya masalah kesehatan ini dapat diobati.
Namun pada kasus yang parah, preeklampsia akan menyebabkan sindrom HELLP, dimana ibu akan mengalami kerusakan organ hati. Kerusakan ini berkembang dengan cepat sehingga tanpa perawatan yang baik akan menyebabkan ibu meninggal dunia.
4. Emboli Paru
Darah yang menggumpal lantas menghalangi aliran darah pada pembuluh darah di paru-paru disebut emboli paru. Umumnya gumpalan ini terjadi ketika deep vein thrombosis di kaki atau paha pecah lantas mengalir ke paru-paru.
Sumbatan tersebut kemudian mengakibatkan kadar oksigen dalam darah menjadi rendah sehingga ibu mengalami nyeri dada dan sesak napas.
Organ tubuh yang tak mendapatkan cukup asupan oksigen pun menjadi rusak dan menjadi penyebab kematian pada saat ibu melahirkan.
5. Penyakit Jantung
Riwayat penyakit jantung yang dimiliki oleh bumil akan menjadi faktor risiko selama masa kehamilan dan proses melahirkan. Pasalnya selama masa kehamilan sendiri, jantung mengalami banyak sekali perubahan pada fungsinya.
Sehingga ketika dari awal telah ada riwayat, maka tentu saja resikonya semakin tinggi. Umumnya masalah jantung yang menjadi penyebab adalah Kardiomiopati, yaitu kelainan otot jantung sehingga terjadi gagal jantung serta penumpukan cairan di paru-paru.
Penutup
Semoga penjelasan di atas dapat membantu para bumil untuk menghindari faktor penyebab ibu meninggal saat melahirkan.