Apa Itu Hipertensi Maligna? Gejala dan Penanganannya

hipertensi maligna

Hipertensi maligna merupakan kondisi hipertensi berat yang tergolong darurat medis. Tetapi dalam keberjalanannya penyakitnya terbagi menjadi dua, yaitu hipertensi Maligna dan Benigna.

Hipertensi Benigna adalah tekanan darah tinggi yang berkembang perlahan tanpa gejala dan sering kali hanya terdeteksi saat pemeriksaan rutin. Sebaliknya, Maligna termasuk kondisi hipertensi yang tergolong  lebih berbahaya dan berkembang cepat. 

Penyakit ini sering disertai gejala darurat akibat komplikasi serius pada organ vital seperti otak, jantung, dan ginjal, sehingga membutuhkan penanganan medis yang cepat. 

Kondisi ini ditandai dengan melonjaknya tekanan darah secara drastis. Lalu, berapa tekanan darah tinggi yang berbahaya? Seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tensinya mencapai 180/120 mmHg atau lebih.

Kalau sudah parah, tidak jarang penderitanya mengalami kerusakan organ tubuh lain, seperti ginjal, otak, atau mata. Jika tidak segera ditangani, hipertensi ini bisa menyebabkan komplikasi yang lebih serius, bahkan mengancam nyawa.

Apakah tekanan darah Anda sering kali meningkat dengan cepat dan tidak terkontrol? Jangan anggap remeh gejala ini. Tekanan darah tinggi Maligna tentu termasuk kondisi serius yang membutuhkan penanganan medis segera.

Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengenali lebih jauh apa itu hipertensi Maligna, gejala, penyebab, dan cara mencegahnya agar terhindar dari jenis hipertensi ini. Mari simak informasi Ketik Media berikut ini.

Mengenal Hipertensi Maligna

Sebelum mengenal lebih jauh, perlu Anda ketahui bahwaada istilah hipertensi Maligna ICD 10. Ini artinya kode penyakit yang termasuk pada ICD 10 untuk menganalisis penyakit dan masalah kesehatannya agar mudah disimpan dan mempermudah administrasi rumah sakit.

Baca Juga:  Makanan Tradisional yang Mengandung Serat Tinggi untuk Hipertensi

Sebenarnya secara umum hipertensi memiliki kode diagnosis 110, tapi ada beberapa kondisi yang membuatnya memiliki kode sendiri.

Lanjut ke pokok pembahasan. Tekanan darah tinggi Maligna atau dikenal juga sebagai hipertensi darurat adalah kondisi medis serius yang ditandai oleh peningkatan tekanan darah secara drastis dan cepat hingga mencapai 180/120 mmHg, bahkan ada yang mencapai tensi 300/100.

Sebagai perbandingan, tekanan darah normal biasanya berada di bawah 120/80 mmHg. Kondisi ini membutuhkan penanganan medis yang cepat karena nantinya bisa memicu kerusakan parah pada organ-organ vital lainnya, mulai dari mata, otak, jantung, hingga ginjal.

Kalau tidak segera diobati, hipertensi ini bisa mengakibatkan komplikasi fatal, termasuk kematian.

Penyebab Hipertensi Maligna

Sebenarnya hipertensi ini masih tergolong sangat langka, hanya terjadi pada 1–5% penderita hipertensi menurut American Urological Association. Beberapa penyebab hipertensi Maligna, yakni:

  • Tidak rutin mengonsumsi obat hipertensi, seperti mengurangi dosis obat, melewatkan jadwal minum obat, atau berhenti sepenuhnya.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti pil KB, antidepresan monoamine oxidase inhibitor (MAOI), atau obat-obatan terlarang (kokain dan amfetamin).
  • Kondisi medis tertentu, seperti, penyakit ginjal kronis, gangguan autoimun (skleroderma), stenosis arteri renalis (penyempitan pembuluh darah ginjal), cedera medula spinalis, dan tumor adrenal yang memengaruhi produksi hormon pengatur tekanan darah.

Tidak hanya itu saja, Maligna lebih umum terjadi pada pria, perokok, dan ibu hamil dengan riwayat preeklampsia.

Meski jarang, tekanan darah tinggi ini ternyata juga bisa menyerang seseorang tanpa riwayat hipertensi sebelumnya. Dengan kata lain, Maligna bisa menyerang siapa saja, terutama jika terjadi karena kondisi atau faktor tertentu.

Gejala Hipertensi Maligna

Seperti pada penjelasan sebelumnya, Maligna termasuk kondisi medis darurat yang tanda utamanya berupa lonjakan tekanan darah.

Baca Juga:  9 Tips Menjaga Kesehatan Ginjal Secara Optimal

Kondisi ini memicu berbagai gejala yang tentunya bervariasi dengan penderita lainnya, tergantung pada organ yang juga mendapatkan dampaknya. Di bawah ini beberapa gejala tekanan darah tinggi Maligna berdasarkan organnya:

1. Gejala Neurologis

Hipertensi ini sering kali menyerang sistem saraf dengan gejala seperti sakit kepala parah, pusing, atau bahkan pingsan akibat gangguan aliran darah ke otak. Pada kondisi lebih serius, tekanan darah tinggi bisa memicu kejang dan menyebabkan kebingungan atau cemas berlebihan karena fungsi otak terganggu.

2. Gejala Kardiovaskular

Beban berat atau proses kerja lebih berat pada jantung akibat Maligna dapat menyebabkan nyeri dada yang membuat usaha jantung untuk melawan tekanan tinggi.

Selain itu, kondisi ini sering kali muncul dengan sesak napas akibat akumulasi cairan di paru-paru atau kerusakan pada fungsi jantung. Gejala ini termasuk sangat berbahaya dan harus mendapatkan penanganan yang cepat dari dokter.

4. Gejala Ginjal

Kalau Maligna sudah semakin parah, maka bisa merusak pembuluh darah ginjal, sehingga mengurangi kemampuan ginjal untuk menyaring darah. Hal ini ditandai dengan oliguria atau produksi urin yang sangat sedikit, akibatnya fungsi ginjal akan lebih mudah terganggu dan kalau dibiarkan menjadi kondisi komplikasi yang lebih serius.

5. Gejala Lainnya

Gejala lainnya yang bisa terjadi pada penderita tekanan darah tinggi maligna yakni penglihatan kabur akibat kerusakan retina. Sering juga terjadi mati rasa, mual, muntah karena tekanan pada otak, serta batuk karena adanya cairan di paru-paru yang menumpuk.

Maka dari itulah, jika terdapat orang terdekat yang mengalami tekanan darah sangat tinggi dengan gejala-gejala di atas, segera cari bantuan medis. Ada baiknya dilakukan deteksi dini dan penanganan yang cepat agar komplikasi lebih lanjut bisa cepat dicegah.

Baca Juga:  Alternatif Bahan Pengganti Garam dalam Masakan Tradisional

Mengapa Hipertensi Maligna Berbahaya?

Kerusakan organ akibat jenis hipertensi ini sering kali bersifat progresif dan sangat cepat. Beberapa komplikasi serius yang dapat terjadi termasuk:

  • Stroke akibat pecahnya pembuluh darah di otak.
  • Gagal jantung karena tekanan berlebih pada jantung.
  • Gagal ginjal akibat kerusakan pembuluh darah ginjal.
  • Kebutaan karena pembuluh darah di mata yang rusak.

Dengan risiko seperti ini, sangat penting untuk mengenali gejala-gejala awal hipertensi ini dan segera cari bantuan medis untuk mencegah hal-hal yang semakin fatal.

Penanganan Hipertensi Maligna

Cara mengatasi hipertensi Maligna lebih fokus pada menurunkan tekanan darah secara bertahap untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada organ vital, seperti otak, jantung, dan ginjal.

Proses penurunan tekanan darah ini harus Anda lakukan secara hati-hati dan tidak boleh sembarangan. Menurunkannya terlalu cepat ternyata bisa mengurangi aliran darah ke otak dan menyebabkan komplikasi serius.

Penderita tekanan darah tinggi Maligna biasanya perlu menjalani rawat inap sampai tekanan darah benar-benar sampai batas normal.

Langkah awal penanganan biasanya sudah termasuk pemberian obat antihipertensi melalui infus (intravena) untuk segera menurunkan tekanan darah. Setelah kondisi stabil, dokter akan memberikan resep obat antihipertensi oral untuk membantu pasien mengontrol tekanan darah di rumah.

Tidak hanya itu saja, perawatan tambahan juga dapat Anda berikan sesuai gejala yang muncul. Misalnya, bila terdapat penumpukan cairan di paru-paru, obat diuretik akan digunakan untuk membantu mengeluarkan cairan tersebut.

Penanganan yang tepat dan cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi fatal akibat tekanan darah tinggi Maligna.

Dengan memahami gejala, penyebab, dan cara penanganannya, sudah seharusnya Anda bisa lebih waspada terhadap risiko yang terjadi. Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan tanda-tanda hipertensi Maligna, segera cari bantuan medis untuk mencegah kerusakan organ yang lebih parah.