Risiko gejala gagal ginjal kronis (GGK) menjadi perhatian besar bagi masyarakat modern, terutama di kelompok sosial dengan budaya kerja ekstrem. Fatalnya, kondisi GGK justru baru menunjukkan gejala yang tampak saat fase yang sudah kritis.
Dampak gagal ginjal kronis juga bersifat permanen, bahkan jika penderitanya sudah melewati masa-sama kritis penanganan penyakitnya. Hal tersebut dapat berdampak pada karir, rutinitas, dan rencana jangka panjang penderitanya.
Gejala Gagal Ginjal Kronis
Dikutip dari Perpustakaan Medis Nasional Amerika Serikat (NIH), gagal ginjal kronis dapat kita pahami sebagai situasi kerusakan fungsi organ ginjal pada tubuh manusia. Kerusakan tersebut muncul jika ginjal tidak lagi mampu menyaring 60ml cairan per menitnya.
Penurunan fungsi tersebut menyebabkan darah menyimpan zat-zat berbahaya yang dalam kondisi ideal semestinya keluar dari tubuh. Adanya permasalahan tersebut membuat tubuh menjadi rentan menderita penyakit berat lain atau risiko komplikasi.
Sayangnya, gejala GGK tahap awal sulit kita deteksi secara kasat mata. Indikasi masalah pada ginjal baru dapat kita temukan apabila melakukan pengamatan mendalam.
Hal tersebut termasuk analisa pada tekanan darah, siklus kelelahan tidak wajar, dan perubahan pola buang air kecil. Namun dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut tentu bukan sesuatu yang mudah kita amati.
Penyebab Gagal Ginjal Kronis
Meski berhubungan dengan kemampuan ginjal menyaring darah, tetapi GGK lebih banyak muncul karena faktor eksternal tubuh. Hal ini tentu tidak mengherankan, pasalnya darah juga merupakan bagian tubuh yang berinteraksi paling banyak dengan zat-zat luar.
Secara sederhana, gagal ginjal kronis muncul akibat organ terkait bekerja terlalu keras dalam jangka panjang. Situasinya tentu akan semakin parah dengan kurangnya kebugaran tubuh dan asupan nutrisi untuk memperbaiki fungsi ginjal.
Kerja keras ginjal dalam jangka panjang hadir dari gaya hidup tidak sehat, pola makan yang buruk, dan kekurangan aktivitas fisik. Banyaknya asupan makanan dan minuman tidak sehat membuat ginjal bertugas lebih berat untuk menyaring zat kotor dari dalam darah.
Pilihan konsumsi yang buruk dan pola hidup tidak sehat memperbesar risiko GGK. Situasi seperti pola istirahat yang tidak baik, kekurangan air mineral, dan minimnya aktivitas olah fisik menjadi katalis dari memburuknya situasi GGK.
Diagnosa Gagal Ginjal Kronis
GGK tidak dapat kita diagnosa hanya dengan pengamatan sekilas. Kita memerlukan tes dan pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuk mendeteksi GGK. Dalam hal ini, sangat baik juga untuk kita memeriksakan kondisi kesehatan secara berkala setiap 6 bulan.
Diagnosa terhadap risiko gagal ginjal kronis baru dapat disimpulkan dari analisa terhadap kualitas darah, pola istirahat, riwayat konsumsi harian, dan kebugaran fisik secara keseluruhan. Meski tampak rumit, sebenarnya kita bisa melakukannya hanya dalam 30-60 menit kunjungan ke layanan kesehatan seperti Puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Rutinitas tersebut setiap enam bulan tentu bukan waktu yang terlalu sulit untuk kita sisihkan. Dengan mempertimbangkan risiko kesehatan dan manfaat pencegahan dini pada GGK, maka waktu tersebut akan menjadi investasi tubuh yang sangat layak.
Menyikapi Gagal Ginjal Kronis
Dalam tahapan pencegahan dan risiko dini, GGK dapat kita sikapi dengan perubahan gaya hidup. Respon tersebut termasuk diet sehat yang mendukung kesehatan ginjal. Perhatian pada pola istirahat, asupan makanan dan minuman, dan olahraga jadi menu utama.
Sementara itu, beberapa diagnosa risiko gagal ginjal kronis bisa menempatkan adanya kebutuhan obat-obatan dan terapi. Apabila telah berada di tahap ini, maka perhatian dan komitmen untuk memperbaiki kesehatan haruslah lebih tinggi lagi.
Hindari risiko GGK semakin memburuk dengan terlebih dulu fokus pada pola pikir dan komitmen. Kesembuhan dan perbaikan kualitas kesehatan hanya dapat terjadi jika kita memiliki komitmen dalam menjalankan rekomendasi medis dari tenaga profesional.
Pencegahan Gagal Ginjal Kronis
GGK adalah isu kesehatan yang dapat hadir di setiap manusia modern saat ini. Situasinya menjadi lebih gawat jika kita mempertimbangkan risiko polusi, budaya kerja modern, dan tawaran konsumsi makanan yang semakin tidak terkendali.
Di sisi lain, kondisi GGK pun tidak terjadi secara instan dalam satu malam. Beberapa penderitanya bahkan baru menyadari saat situasi benar-benar sudah tidak tertolong. Maka setiap orang saat ini harus benar-benar memperbaiki seluruh faktor risikonya.
Pola Hidup Teratur
Kita bisa memulai pencegahan risiko gagal ginjal kronis dengan hidup secara lebih teratur. Terdapat faktor risiko yang terletak pada pola istirahat dan prioritas aktivitas. Pahami bahwa dalam 24 jam kehidupan manusia, terdapat hak tubuh untuk beristirahat.
Meski terasa sangat sibuk dan memiliki banyak keinginan, tapi kita tetap harus berada dalam kondisi sehat. Target kerja dan tujuan finansial tentu akan menjadi sia-sia jika kita tidak berada dalam kondisi sehat dan bugar.
Aktivitas melebih batas rentan mengarahkan kita pada konsumsi zat-zat penambah energi atau kebugaran. Sebagian besar zat tersebut umumnya berdampak tidak terlalu baik bagi tubuh, seperti gula, kafein, hingga komposisi zat rokok yang destruktif.
Menata Pola Makan
Sebagian orang tidak memiliki rencana yang nyata tentang makanan harian. Keputusan pembelian sajian banyak diambil beberapa jam sebelum jadwal makan. Meski terlihat sederhana, risiko gagal ginjal kronis juga hadir dari kebiasaan demikian.
Porsi makan, gizi, dan keseimbangannya adalah tanggung jawab pribadi. Sedini mungkin, kita harus menata kembali pola makan. Pastikan selalu memiliki rencana konsumsi harian untuk menyeimbangkan asupan gizi dengan kebutuhan tubuh.
Hindari tawaran makanan yang tidak kita butuhkan, bahkan saat terdapat promo sekalipun. Pada dasarnya, manusia makan untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan merasa bahagia. Jadi, penuhi terlebih dulu fungsinya dari pada sebatas mementingkan kesenangan saja.
Memiliki Aktivitas Fisik
Risiko gagal ginjal kronis menjadi lebih buruk dengan fakta bahwa sejumlah orang dewasa berhenti memiliki aktivitas olah fisik selepas kehidupan pendidikan formal. Hal ini umumnya terjadi karena rutinitas yang tinggi dan minimnya dukungan komunitas sekitar.
Pada masa sekolah, kita berolahraga 1-2 kali dalam satu pekan. Hal ini terjadi dengan adanya tuntutan jadwal, kurikulum, dan ekosistem sekolah yang mendukung. Namun selepas pendidikan formal, hal-hal tersebut tidak lagi tersedia dengan mudah.
Padahal, aktivitas olah fisik tetap kita perlukan tanpa mengenal jenjang pendidikan. Maka dari itu, di tahap yang lebih dewasa, terdapat tuntutan untuk menyediakan kebutuhan tersebut secara mandiri.
Lakukan aktivitas olah fisik dengan atau tanpa adanya dukungan yang ideal. Apabila tidak mendapat dukungan ideal, kita masih bisa melakukan olahraga mandiri seperti jogging atau home workout.
Risiko Komplikasi dan Perawatan Tambahan
Gagal ginjal kronis menyebabkan penurunan kapasitas ginjal menyaring zat kotor dari dalam darah, terdapat risiko kesehatan besar yang muncul di dalam tubuh. Zat-zat yang bertahan di dalam tubuh tersebut akan menimbulkan masalah jangka panjang jika tidak ditangani dengan benar.
Sebagian besar masalah yang lazim muncul adalah adanya risiko komplikasi penyakit. Beberapa diagnosa umum yang muncul bersamaan dengan GGK adalah risiko diabetes dan masalah jantung.
Dalam tahapan yang lebih serius, seseorang dengan gagal ginjal akan memerlukan perawatan tambahan di luar terapi sederhana. Salah satu yang umum adalah dialisis atau yang sering dikenal sebagai “cuci darah”. Beberapa pasien juga harus menjalani prosedur transplantasi.
Pada fase ini, situasi tentu sudah semakin buruk dan tidak ideal untuk penderita. Di sisi lain, mendapatkan dukungan transplantasi juga tentu bukan hal yang mudah. Sebagian besar aktivitas dan target individu akan sangat berubah dengan munculnya situasi tersebut.
Dukungan emosional dari orang-orang sekitar akan sangat berpengaruh besar. Hal tersebut akan membantu pasien melewati masa-masa krusial. Meski setelah prosedurnya kehidupan pasien akan berubah total, namun keluarga dan orang terdekat harus terlibat dalam melalui proses tersebut. Semoga informasi ketikmedia.com tentang gagal ginjal bermanfaat.