Ketikmedia.com – Pernah dengar soal retina, kan? Itu, bagian mata yang fungsinya menangkap cahaya dan mengirimkan gambar ke otak lewat saraf optik. Retina ini tipis, sensitif, dan letaknya ada di bagian belakang bola mata.
Sekarang makin banyak orang mulai aware soal kesehatan mata, apalagi dengan gaya hidup zaman sekarang. Coba saja kamu ingat, berapa jam sehari habiskan di depan layar HP atau laptop? Menurut data The Vision Council, rata-rata orang dewasa menghabiskan lebih dari 7 jam sehari di depan layar digital.
Nah, selain itu, kalau kamu sedang mencari informasi tambahan seputar dunia farmasi atau pelayanan kesehatan mata khususnya dengan wilayah Bolaang Mongondow Utara sekitarnya, kamu juga bisa mengunjungi pafibolaangmongondowutarakab.org.
Efeknya? Mata mudah lelah, perih, dan dalam jangka panjang, bisa berpotensi meningkatkan risiko gangguan retina.
Jadi pertanyaannya, apakah retina rusak bisa disembuhkan?
Retina Rusak Itu Seperti Apa, Sih?
Pertama, kamu perlu tahu dulu jenis-jenis kerusakan retina. Karena ternyata, istilah retina rusak itu luas banget. Contohnya:
- Ablasi Retina: retina terlepas dari lapisan di bawahnya. Ini darurat medis.
- Degenerasi Makula: kerusakan pada bagian tengah retina, biasanya terjadi karena usia.
- Retinopati Diabetik: akibat komplikasi diabetes yang merusak pembuluh darah di retina.
- Robekan Retina: terjadi karena trauma atau perubahan bentuk bola mata karena faktor usia.
Masing-masing jenis ini punya penyebab, gejala, dan penanganan yang berbeda. Ada yang bisa dipulihkan, ada yang hanya bisa diperlambat progresnya.
Bisa Disembuhkan atau Nggak?
Nah, ini yang sering bikin orang penasaran. Jawabannya: tergantung jenis dan tingkat keparahannya. Misalnya, kalau kamu mengalami ablasi retina tapi masih di tahap awal, prosedur laser fotokoagulasi bisa dilakukan untuk “merekatkan” retina kembali.
Teknik ini cukup efektif kalau dilakukan sebelum retina benar-benar lepas total. Ada juga metode vitrektomi atau pneumatic retinopexy, tergantung kondisi pasien.
Tapi kalau kerusakan udah parah dan area yang terdampak cukup luas, penglihatan yang hilang biasanya nggak bisa sepenuhnya dipulihkan. Pengobatan yang diberikan hanya untuk mencegah kerusakan bertambah parah.
Pada degenerasi makula, terutama yang terkait usia (age-related macular degeneration / AMD), pengobatan modern seperti suntikan anti-VEGF bisa memperlambat perkembangan penyakit.
Sayangnya, sampai sekarang belum ada cara untuk menyembuhkan total. Jadi, tujuan utamanya adalah mempertahankan penglihatan yang masih ada.
Sementara retinopati diabetik bisa dikendalikan dengan kontrol gula darah ketat dan prosedur laser. Menurut American Academy of Ophthalmology, penanganan dini bisa mencegah sekitar 90% kasus kebutaan akibat retinopati diabetik. Tapi kalau sudah telanjur, kerusakan permanen bisa saja terjadi.
Bisakah Dicegah?
Untungnya, beberapa kasus kerusakan retina bisa dicegah, atau setidaknya risikonya dikurangi. Cara paling sederhana, biasakan periksa mata rutin minimal setahun sekali, apalagi buat kamu yang punya riwayat diabetes, hipertensi, atau keluhan visual sebelumnya.
Jangan lupa, batasi durasi layar gadget. Terapkan aturan 20-20-20, yaitu setiap 20 menit, alihkan pandangan selama 20 detik ke objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter). Ini bisa bantu mata tetap rileks dan mengurangi ketegangan retina.
Selain itu, konsumsi makanan tinggi antioksidan seperti sayuran hijau, wortel, ikan berlemak, dan buah beri, karena nutrisi tersebut bisa membantu menjaga kesehatan retina. Beberapa suplemen khusus kesehatan mata juga bisa dipertimbangkan, asal sesuai anjuran dokter.
Kesimpulan
Jadi, apakah retina rusak bisa disembuhkan? Bisa, tapi tergantung jenis dan seberapa parah kerusakannya. Beberapa kasus bisa ditangani dengan prosedur medis seperti laser atau operasi, sementara yang lain hanya bisa diperlambat atau dikendalikan.
Yang paling penting, jangan tunggu sampai parah. Kenali gejalanya sedini mungkin, periksakan ke dokter mata, dan lakukan langkah pencegahan rutin.