Aqiqah Anak Perempuan Berapa Kambing? Ini Jawabannya

Aqiqah Anak Perempuan Berapa Kambing Sesuai Sunnah

KetikMedia.com – Masih banyak yang bertanya, berapa jumlah kambing untuk aqiqah anak perempuan? Apakah berbeda dengan anak laki-laki? Pertanyaan ini sering muncul di forum parenting, grup WhatsApp keluarga, hingga konsultasi langsung ke ustaz. Padahal, jawabannya sudah dijelaskan dalam hadits Nabi SAW secara gamblang dan tidak sulit dipahami.

Aqiqah merupakan salah satu bentuk ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Selain sebagai rasa syukur atas kelahiran, aqiqah juga mengandung nilai sosial: berbagi rezeki dengan kerabat dan masyarakat sekitar. Namun, banyak orang tua masih bingung, terutama soal jumlah kambing, waktu pelaksanaan, dan pembagian daging. Apalagi dengan banyaknya jasa aqiqah online, makin banyak pula pertanyaan praktis yang muncul.

Dasar Hukum dan Jumlah Kambing Aqiqah

Aqiqah adalah ibadah sunnah muakkadah. Disyariatkan bagi orang tua sebagai bentuk syukur atas kelahiran anak.

Dalam hadits riwayat Abu Dawud disebutkan:

“Untuk anak laki-laki dua kambing yang sepadan dan untuk anak perempuan satu kambing.” (HR. Abu Dawud, no. 2834)

Artinya: jumlah kambing untuk aqiqah anak perempuan cukup satu ekor. Namun, sebagian ulama menyebut bahwa jika tidak mampu, boleh ditunda atau tidak dilaksanakan.

Syarat Kambing Aqiqah Sesuai Sunnah

Hewan yang digunakan untuk aqiqah tidak bisa dipilih asal-asalan. Islam menetapkan standar tertentu agar ibadah aqiqah sah dan sesuai tuntunan Nabi. Salah satu syarat paling penting adalah usia kambing. Menurut ulama, kambing untuk aqiqah harus berumur minimal satu tahun penuh atau lebih, yang dikenal dengan istilah jaza’ah. Jika masih terlalu muda, maka sembelihannya tidak memenuhi kriteria syar’i.

Baca Juga:  Aqiqah Anak Laki-Laki Berapa Kambing Sesuai Sunnah?

Selain usia, kondisi fisik kambing juga wajib diperhatikan. Kambing harus dalam keadaan sehat, tidak pincang, tidak cacat, dan tidak terlalu kurus. Misalnya, kambing yang buta sebelah, telinga sobek parah, atau kakinya lemas, tidak dianggap sah sebagai hewan aqiqah. Tujuannya agar hewan yang dipersembahkan bernilai baik dan tidak ada cela. Ini sesuai prinsip umum dalam ibadah kurban maupun aqiqah, mengutamakan yang terbaik.

Lalu bagaimana dengan jenis kelamin kambing? Mayoritas ulama menyatakan bahwa kambing jantan dan betina sama-sama sah untuk aqiqah. Tidak ada keharusan memilih salah satu. Namun jika memungkinkan, banyak ulama menyarankan memilih kambing jantan karena lebih utama, meskipun bukan syarat mutlak. Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka penyembelihan dianggap tidak sah sebagai aqiqah dan tidak bisa menggugurkan sunnahnya, Sebagai aqiqah.

Waktu Terbaik untuk Melaksanakan Aqiqah

Waktu ideal aqiqah adalah hari ke-7 setelah kelahiran. Ini berdasarkan sabda Nabi:

“Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari ketujuh…” (HR. Abu Dawud)

Jika belum mampu pada hari ke-7, bisa digantikan pada hari ke-14, ke-21, atau kapan saja sebelum anak baligh. Bahkan jika baru mampu setelah dewasa, aqiqah tetap bisa dilakukan sebagai bentuk syukur.

Tata Cara Aqiqah Anak Perempuan

Pelaksanaan aqiqah tidak berhenti pada penyembelihan kambing saja. Ada beberapa tahapan penting yang sebaiknya dilakukan agar ibadah aqiqah berjalan sesuai sunnah dan tetap bernilai ibadah. Urutannya pun tidak boleh asal-asalan, karena setiap tahapan memiliki dasar dari hadits Nabi SAW dan diterapkan oleh mayoritas umat Muslim sejak dahulu.

Dalam konteks anak perempuan, jumlah kambing memang hanya satu ekor. Namun, tata cara pelaksanaannya tetap mengikuti standar syar’i. Mulai dari niat, doa penyembelihan, hingga proses pembagian daging, semuanya perlu diketahui dengan benar. Di bawah ini adalah penjelasan setiap tahapannya agar Anda bisa mempersiapkan aqiqah dengan lebih mudah dan tenang.

Baca Juga:  Kandungan Gizi Daging Kambing, Informasi Lengkap!

1. Niat dan Doa Saat Penyembelihan

Tahapan pertama dalam pelaksanaan aqiqah adalah niat dan doa saat menyembelih kambing. Niat ini tidak harus diucapkan secara lisan, tapi cukup hadir dalam hati. Namun, banyak ulama menganjurkan untuk menambahkan doa khusus saat menyembelih, seperti “Bismillah, Allahumma hadzihi ‘aqiqatun ‘an fulanah” (Ya Allah, ini adalah aqiqah dari si fulanah). Doa ini menegaskan bahwa kambing tersebut disembelih sebagai bentuk ibadah, bukan sembelihan biasa.

Jika orang tua tidak menyembelih langsung, boleh diwakilkan kepada orang lain, termasuk pihak jasa aqiqah. Yang penting, niat tetap atas nama anak yang diaqiqahkan. Proses ini menjadi penanda awal dari ibadah aqiqah, dan pelaksanaannya menunjukkan kesungguhan niat serta kepatuhan pada tuntunan sunnah Rasulullah SAW.

2. Penyembelihan Dilakukan oleh Muslim yang Paham Syariat

Penyembelihan hewan aqiqah sebaiknya dilakukan oleh seorang Muslim yang memahami tata cara penyembelihan syar’i. Hal ini mencakup penggunaan pisau tajam, mengucapkan basmalah, menyembelih di bagian leher yang tepat, dan menghindari menyakiti hewan secara berlebihan. Selain itu, posisi hewan sebaiknya dihadapkan ke arah kiblat, sesuai kebiasaan Nabi Muhammad SAW.

Dalam praktik modern, banyak keluarga mempercayakan proses ini kepada penyedia jasa aqiqah profesional. Meski demikian, penting untuk memastikan bahwa pihak penyedia menjalankan prosedur penyembelihan sesuai syariat Islam. Dengan begitu, pelaksanaan aqiqah tidak hanya sah, tetapi juga mencerminkan adab yang diajarkan dalam agama.

3. Cukur Rambut dan Pemberian Nama

Salah satu sunnah yang menyertai aqiqah adalah mencukur rambut bayi perempuan pada hari ke-7 setelah kelahiran. Cukur rambut ini dilakukan setelah penyembelihan kambing sebagai bentuk simbolis penyucian dan doa keselamatan bagi anak. Setelah rambut dicukur, dianjurkan untuk menimbangnya dan menyedekahkan emas atau uang seberat timbangan tersebut, meskipun ini bersifat sunnah tambahan.

Baca Juga:  Kandungan Gizi Daging Kambing, Informasi Lengkap!

Jika si kecil belum diberi nama, maka waktu terbaik untuk memberikannya adalah saat mencukur rambut. Dalam Islam, pemberian nama yang baik menjadi bagian dari tanggung jawab orang tua. Nama yang memiliki makna positif diharapkan menjadi doa yang akan melekat sepanjang hidup anak. Momen ini juga bisa dijadikan bagian dari syukuran kecil bersama keluarga.gadakan doa syukuran sederhana, tanpa harus mewah.

4. Pengolahan dan Pembagian Daging Aqiqah

Setelah kambing disembelih, dagingnya bisa diolah terlebih dahulu sebelum dibagikan. Banyak masyarakat Indonesia memilih untuk memasak daging menjadi menu siap santap, seperti gulai, sate, atau rendang, lalu mengemasnya dalam nasi box. Pembagian daging seperti ini lebih praktis dan sekaligus menjadi bentuk jamuan kepada kerabat dan tetangga.

Namun, daging juga boleh dibagikan dalam kondisi mentah, sesuai kemampuan dan tradisi keluarga. Yang penting, aqiqah tetap mengandung unsur sedekah dan berbagi kebahagiaan. Orang tua dan keluarga inti boleh ikut memakan daging aqiqah, tidak seperti qurban yang lebih terbatas. Dalam hal distribusi, dianjurkan untuk membaginya ke tiga golongan: keluarga, kerabat, dan fakir miskin.

Estimasi Biaya Aqiqah Anak Perempuan di Indonesia

Berdasarkan data pasar 2025, harga kambing di Indonesia berkisar:

  • Rp 2.000.000 – Rp 3.500.000 per ekor (standar aqiqah)
  • Tambahan biaya untuk pemotongan, pengolahan, dan distribusi: sekitar Rp 500.000 – Rp 1.500.000

Total rata-rata sekitar Rp 2,5 – 5 juta per aqiqah anak perempuan. Beberapa jasa aqiqah juga menawarkan paket lengkap dengan dokumentasi, sertifikat, dan nasi box.

Kesimpulan

Aqiqah anak perempuan cukup dengan 1 ekor kambing, sesuai sunnah Nabi SAW. Anda hanya perlu memastikan hewannya sehat, penyembelihannya sesuai syariat, dan pembagiannya dilakukan dengan niat ibadah.