Daerah  

Sejumlah Wilayah di Jeneponto Kekeringan, BPBD Salurkan Air

Wilayah di Jeneponto kekeringan

Memasuki paruh kedua di tahun 2024, sejumlah wilayah di Jeneponto kekeringan yang menyebabkan kurangnya pasokan air bersih. Ini adalah fenomena tahunan yang sering terjadi mulai dari akhir bulan Juli atau awal bulan Agustus hingga musim hujan tiba.

Pada tahun ini, masyarakat Jeneponto mulai merasakan dampak kekeringan di periode awal bulan Agustus. Hal ini membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jeneponto berencana untuk salurkan air bersih ke wilayah terdampak. 

BPBD Kabupaten Jeneponto Kini Mulai Melakukan Pendataan untuk Distribusi Air Bersih

Karena fenomena kekeringan di Kabupaten Jeneponto sudah mulai terasa, pihak BPBD mulai bergerak untuk mengatasi masalah yang ada. Hal ini pun bisa terlihat ketika pihak BPBD Kabupaten Jeneponto mulai melakukan pendataan untuk distribusi air bersih.

Sekretaris BPBD Kabupaten Jeneponto Zulfikar bahkan mengonfirmasi jika distribusi air bersih di Jeneponto sudah dimulai sejak pertengahan bulan Juli silam. Hanya saja, memang ada beberapa wilayah yang belum mendapatkannya di bulan Agustus ini.

“Pihak kami sudah melakukan distribusi air bersih sejak bulan Juli kemarin, namun memang baru wilayah yang meminta saja yang sudah mendapatkan aksesnya. Rata-rata, yang meminta adalah wilayah yang masih menggunakan sumur bor atau dari bukit,” jelas Zulfikar.

Jadi, wilayah di Jeneponto kekeringan yang sudah mendapatkan bantuan air bersih memang baru wilayah pedalaman yang belum terjangkau PDAM. Sedangkan masyarakat Jeneponto yang ada di wilayah perkotaan masih memiliki stok air bersih yang aman.

“Rata-rata memang wilayah yang belum terjangkau PDAM yang sedang kami bantu,” tambah Zulfikar.

Hanya saja, hingga kini Zulfikar mengaku jika pihaknya masih belum tahu sampai kapan bantuan saluran air bersih di Jeneponto oleh BPBD akan berlangsung. Seharusnya, bantuan ini memang terus diberikan hingga musim kemarau di tahun ini usai.

Baca Juga:  Keajaiban Tersembunyi Air Terjun Saliu Maros Sulawesi Selatan

Jalan keluar lainnya adalah dengan memperluas jaringan PDAM hingga ke wilayah terdalam dan terluar agar semua masyarakat bisa menikmati akses air bersih. Hal ini karena mereka juga termasuk warga negara dan berhak untuk mendapatkannya.

Selain Kekeringan, BPBD Minta Warga untuk Waspada terhadap Kekeringan

Karena beberapa wilayah di Jeneponto kekeringan, potensi kebakaran pun akan semakin besar. Jadi, BPBD Kabupaten Jeneponto meminta warga sekitar untuk selalu waspada, mengingat wilayah yang mereka tinggali semakin rentan mengalami kebakaran.

Hal ini mengingat musim kemarau di Jeneponto akan berlangsung setidaknya hingga satu bulan ke depan. Berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kemarau akan berlangsung hingga bulan September 2024. 

Jadi, potensi kebakaran akibat kekeringan di Jeneponto masih tinggi dan bisa terjadi di semua kecamatan hingga bulan depan. Karena itu, warga tidak boleh lengah karena musim kemarau kali ini bisa menimbulkan efek domino yang lebih besar.

“Musim kemarau di Indonesia tahun 2024 memang lebih lama daripada biasanya dan diprediksi baru selesai di bulan September nanti. Puncak kemarau sendiri terjadi di bulan Juli hingga Agustus dan berpotensi menimbulkan fenomena kekeringan,” ucap Zulfikar.

Harapannya, selama musim kemarau di semua kecamatan di Kabupaten Jeneponto, BPBD bisa terus memasok keperluan air bersih bagi masyarakat. Hal ini karena peran air sangat esensial dalam kehidupan, sehingga aktivitas warga tidak terganggu karena ini.

Terlebih, mengingat beberapa wilayah di Jeneponto kekeringan, khususnya wilayah yang masih belum memiliki akses PDAM dan masih mengandalkan air tanah. Jadi, pemerintah melalui BPBD harus gerak cepat untuk mengatasi akar permasalahan ini.