Ketikmedia.com – Kalender Jawa weton bukan hanya jadi alat penanggalan saja, melainkan juga sebagai simbol kearifan lokal yang masih berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Jawa. Sampai sekarang, kalender Jawa masih jadi identitas budaya untuk berbagai tujuan tertentu.
Kalender weton seringkali dikenal dengan kalender pasaran yang punya sistem unik dan berbeda dari kalender Hijriah yang digunakan dalam agama islam. Lantas, apa sebenarnya kalender Jawa weton dan bagaimana perhitungannya? Simak penjelasan dari Ketik Media berikut ini!
Apa Itu Kalender Jawa Weton?
Kalender Jawa weton adalah sistem penanggalan yang digunakan dalam budaya Jawa. Biasanya kalender weton akan digunakan untuk menentukan hari baik atau acara adat lainnya. Pada kalender ini berbeda dengan kalender Masehi yang sering digunakan sehari-hari.
Umumnya, kalender Jawa weton 2026 punya perhitungan dan nama bulan yang khas dengan menggabungkan unsur kalender Hindu, Islam, dan kepercayaan lokal masyarakat Jawa. Dalam sejarahnya, kalender ini diresmikan oleh Sultan Agung dari Kerajaan Mataram tahun 1633 Masehi.
Sebelum ada kalender Jawa, mulanya masyarakat menggunakan kalender Saka yang di gunakan di India dalam pengaruh budaya Hindu. Kemudian, Sultan Agung merasa perlu kalender yang mencerminkan identitas budaya Jawa.
Sehingga, lahirlah kalender Jawa weton hasil dari gabungan sistem kalender Saka dan kalender Hijriah. Meski begitu, pada penanggalan di kalender Jawa ini berbeda dari kalender lainnya.
Weton dalam Kalender Jawa
Secara terminologi, weton memiliki arti angka perhitungan yang berdasarkan hari, bulan, dan tahun Jawa. Weton adalah hari lahir seseorang yang hitungannya berdasarkan gabungan dari hari dan pasaran Jawa.
Dalam penanggalan Jawa, weton berasal dari sistem kalender Jawa yang perumusannya oleh Sultan Agung dari Mataram pada abad ke -17.
Weton terdiri atas 7 hari dalam seminggu dan 5 siklus pasaran tradisional. Adapun siklus pasaran yang dimaksudkan, yakni Legi, Pahing, Wage, Kliwon, dan Pon. Umumnya, setiap orang mempunyai weton berdasarkan hari dan pasaran saat mereka lahir.
Weton tersebut dipercaya bisa mempengaruhi kepribadian seseorang, kesuksesan, hingga penentu hari baik. Itulah sebabnya sampai saat ini kalender Jawa masih sangat kental dipercaya oleh masyarakat Jawa.
Makna Kalender Weton dalam Budaya Jawa
Bukan tanpa alasan, asal usul terbentuknya kalender Jawa bisa Anda telusuri ke masa lalu yang kental dengan budaya dan spritualitas. Kalender ini hasil dari gabungan antara ajaran Hindu dan unsur mistik budaya Jawa Kuno. Sehingga, keberadaannya memiliki makna mendalam, antara lain:
1. Identifikasi Karakteristik Individu
Dalam budaya masyarakat Jawa, tanggal kelahiran menurut kalender Jawa bisa mengidentifikasikan karakteristik individu. Biasanya, orang-orang yang lahir di tanggal, hari, dan pasaran tertentu dianggap memiliki sifat-sifat sesuai yang dipercaya pada weton kalender.
2. Astrologi dan Spritualitas
Astrologi dan spritualitas sangat berkaitan erat dengan keberadaan kalender Jawa. Tidak sedikit masyarakat Jawa yang memanfaatkan kalender weton ini untuk pemilihan tanggal yang baik untuk barbagai acara, seperti pernikahan, upacara keagamaan, dan sebagainya.
Makna Nama Hari dan Pasaran Kalender Jawa Weton
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa weton terdiri atas 7 hari dalam seminggu dan 5 siklus pasaran tradisional. Pada siklus tersebut memiliki makna tersendiri yang harus Anda ketahui. Adapun maknanya, yakni sebagai berikut:
1. Saptawara
Saptawara adalah siklus yang terdiri dari 7 hari (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Ahad). Tapi di penanggalan Jawa, siklus tersebut punya nama lain serta maknanya masing-masing, yaitu:
- Ngahad (Radite): meneng (diam)
- Senen (Soma): maju
- Selasa (Hanggara): mundur
- Rebu (Buda): mangiwa (bergerak ke kiri)
- Kemis (Respati): manengen (bergerak ke kanan)
- Jemuwah (Sukra): munggah (bergerak ke atas)
- Setu (Tumpak ): tumurun (bergerak turun)
2. Pancawara
Pancawara adalah siklus pasaran yang ada di kalender Jawa dan terdiri atas 5 siklus, yaitu Kliwon, Legi, Pahing, Pon, dan Wage. Kelima siklus ini juga memiliki maknanya masing-masing, yaitu:
- Kliwon (Kasih): jumeneng (berdiri)
- Legi (Manis): mungkur (berbalik arah ke belakang)
- Pahing (Jenar): madep (menghadap)
- Pon (Palguna): sare (tidur)
- Wage (Cemengan) lenggah (duduk)
Mengutip dari buku Weton: Penentu Praktik Manajemen Laba, Lilik Purwanti (2021:67), weton diartikan sebagai hari kelahiran. Weton terdiri atas siklus Saptawara dan Pancawara yang punya nilai tertentu dalam perhitungannya. Adapun nilai weton yang jadi patokan, yaitu:Senin: 4 Legi: 5 Selasa: 3 Pahing: 9 Rabu: 7 Pon: 7 Kamis: 8 Wage: 4 Jumat: 6 Kliwon: 8 Sabtu: 9 Minggu: 5
Contoh perhitungan untuk menentukan weton seseorang menurut kalender Jawa, yakni sebagai berikut:
Jika seseorang lahir pada hari Senin Wage, maka nepto wetonnya adalah 4 (Senin) + 4 (Wage) = 8.
Kemudian, jika ingin menghitung weton untuk menentukan jodoh, maka tinggal hitung jumlah neptu weton pasangan. Misalnya, pasangan lahir pada hari Kamis Legi, maka neptu wetonnya adalah 8 (Kamis) + 5 (Legi) = 13.
Jika dijumlahkan, maka hasilnya wetonnya adalah 8 + 13 = 21.
Arti Perhitungan Weton
Ketika sudah bisa menghitung weton sesuai hari dan pasaran bulan lahir, maka Anda juga harus tahu arti dari nilai weton tersebut. Jika Anda menghitung weton untuk masalah jodoh, berikut arti perhitungannya:
1. Pegat (1, 9, 10, 18, 19, 27, 28, 36)
Jika hasil perhitungan weton Anda dengan pasangan berada di angka-angka ini, maka masuk dalam ketegori pegat atau rawan bermasalah. Ramalan weton pegat menunjukkan bahwa kemungkinan rumah tangga akan menghadap berbagai kendala.
2. Ratu (2, 11, 20, 29)
Hasil perhitungan weton kategori Ratu melambangkan keberuntungan besar dalam hubungan. Pada nilai weton ini meramalkan seorang pasangan akan hidup sebagai jodoh sejati dan memiliki hubungan yang harmonis.
3. Jodoh (3, 12, 21, 30)
Neptu weton yang masuk kategori ini diramalkan sebagai seorang pasangan yang jodoh dan cocok. Kehidupan rumah tangganya juga akan rukun dan harmonis. Dengan hasil perhitungan weton ini menjadikan pasangan bisa melanjutkan ke jenjang pernikahan.
4. Topo (4, 13, 22, 31)
Pada kategori weton ini akan menunjukkan bahwa hubungan kedepannya bisa muncul kesulitan di awal pernikahan. Meski begitu, kesulitan bisa teratasi dengan kerja sama antar pasangan.
5. Tinari (5, 14, 23, 32)
Pada ketegori Tinari meramalkan bahwa pasangan akan hidup bahagian dan rezeki yang lancar. Selain itu, kehidupan setelah pernikahan juga akan mudah dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
6. Padu (6, 15, 24, 33)
Padu menjadikan hubungan setelah pernikahan diramalkan akan sering mengalami cekcok atau perdebatan. Meski sering berselisih, tetapi tingkat perceraian kemungkinan kecil.
7. Sujanan (7, 16, 25, 34)
Sejanan masuk dalam kategori rumah tangga yang sering terjadi pertengkaran besar yang biasanya berasal dari perselingkuhan.
8. Pesthi (8, 17, 26, 35)
Pesthi menunjukkan bahwa kehidupan rumah tangga akan harmonis dan damai. Seorang pasangan akan hidup rukun dan membangun keluarga bahagia.
Dari penjelasan di atas, Anda pastinya sudah mengetahui kalender Jawa lengkap dengan perhitungan wetonnya. Dengan mengetahui kalender Jawa weton tersebut, maka Anda bisa lebih mengenal budaya Jawa yang masih banyak dipercaya sampai sekarang.












