Bencana longsor terjadi di Dusun Bekak, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja, pada hari Jumat tanggal 1 Maret 2024 silam. Longsor di Tana Toraja ini terjadi akibat hujan deras yang terus mengguyur dan juga kondisi tanah yang tidak stabil.
Bencana tanah longsor di Tana Toraja ini terekam oleh kamera amatir. Dalam video tersebut, terlihat ada tebing setinggi 50 meter yang amblas akibat curah hujan yang tinggi, mengakibatkan jalan utama tertutup. Karena itu, aktivitas warga sekitar lumpuh total.
Ada Tiga Rumah Warga yang Rusak dan Porak Poranda
Tidak hanya jalan saja yang tertutup, longsor di Tana Toraja ini juga membuat tiga rumah warga rusak parah. Ketiga rumah tersebut pun porak poranda setelah diterjang oleh tanah longsor yang amblas dari tebing yang terletak tidak jauh dari rumah.
Bahkan, ada beberapa material tersebut yang ikut terbawa longsor ke bawah jurang. Untungnya tidak ada korban tanah longsor di Tana Toraja pada hari Jumat tersebut. Namun tetap saja, warga tetap menderita kerugian karena rumah mereka terbawa longsor.
Karena bencana tanah longsor di Sulawesi Selatan tersebut, warga pun memutuskan untuk menyelamatkan diri dan mengungsi. Bahkan, bukan hanya ketiga warga yang tinggal di tiga rumah rusak tadi, namun juga hampir semua warga yang tinggal di Dusun Bekak.
Sebab, selain karena kerusakan rumah, aktivitas mereka pun lumpuh karena jalan penghubung ke kecamatan lain tertutup tanah longsor. Di samping itu, warga juga khawatir jika ada longsor susulan yang terjadi tidak lama setelah longsor pertama di Jumat siang.
Kebanyakan dari mereka mengungsi di rumah sanak saudara yang tinggal di luar Kecamatan Makale Selatan. Mereka pun membuka dapur umum untuk warga agar bisa mengolah makanan dengan layak dan tetap mendapatkan asupan nutrisi yang baik.
Meskipun begitu, ada beberapa warga yang kembali ke lokasi longsor Tana Toraja untuk melihat bagaimana kondisi rumah mereka. Tidak sedikit juga dari mereka yang menyelamatkan puing-puing material rumah untuk membangun kembali rumah mereka.
Evakuasi Segera Dilakukan dan Bantuan Siap Dikucurkan
Segera setelah tanah longsor menerjang Kecamatan Makale Selatan, evakuasi pun dilakukan. Setidaknya, ada dua alat berat yang diturunkan ke lokasi untuk mencoba menyelamatkan beberapa benda penting dan berharga dari tumpukan tanah di rumah terdampak.
Lalu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga dengan cepat membuat status darurat di sana. Hal itu disampaikan langsung oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Fajar Setyawan, S.I.P di dalam rapat koordinasi.
Dalam Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Bencana Banjir dan Longsor, Mayjen Fajar mengatakan bahwa dirinya dan tim BNPB siap meninjau dan memberi bantuan pada warga terdampak. Mereka akan mengguyurkan bantuan langsung ke pemerintah daerah.
“Ada bantuan dari pusat berupa anggaran dan alat-alat. Semua itu akan diserahkan pada warga terdampak selama status darurat masih ada,” ungkap Fajar dalam acara rapat tersebut.
Selain dari pemerintah pusat, pemerintah daerah Sulawesi Selatan pun siap untuk memberikan bantuan. Ada dana Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Dana Siap Pakai senilai Rp250 juta yang siap untuk disalurkan langsung ke warga yang terdampak.
Selain anggaran Pemprov Sulawesi Selatan juga akan memberikan bantuan alat-alat seperti perahu karet LCR satu unit, mesin perahu 40HP satu set, dan pompa alkon lima unit. Kemudian, mereka juga akan mendapatkan makanan, alat kebersihan, dan selimut.
Longsor di Tana Toraja Bukan Bencana Satu-Satunya yang Sedang Terjadi di Sulawesi Selatan
Selain Tana Toraja terkena longsor, di Sulawesi Selatan ada satu daerah lain yang sedang terkena bencana saat ini, yaitu di Kabupaten Luwu. Bencana alam tersebut adalah bencana banjir yang memakan satu korban jiwa yang meninggal dunia akibat terjangan air.
Jadi, bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak hanya untuk bencana tanah longsor saja, namun juga untuk banjir di Luwu. Kedua kabupaten di Sulawesi Selatan tersebut akan mendapat anggaran bantuan yang sama, yaitu senilai Rp250 juta.
Selain memberikan bantuan, BNPB pun memberi himbauan jika musim hujan masih akan terjadi dalam beberapa bulan ini. Sehingga, masyarakat tidak boleh lengah karena potensi banjir dan tanah longsor masih ada selama hujan masih mengguyur.
“Prioritas kami adalah mitigasi dan pencegahan bencana karena potensi terjadinya bencana alam masih sangat besar akibat curah hujan. Hal ini agar ketika bencana ini datang lagi, dampaknya akan jadi jauh lebih minim,” jelas Fajar dalam konferensi pers saat rapat.
Selain itu, Fajar juga mengajak warga untuk ikut serta dalam menjaga alam, termasuk merawat sungai. Agar longsor di Tana Toraja ini tidak datang lagi, alam harus tetap asri. Sungai jangan diganggu, segera perbaiki tanggul rusak, dan lain sebagainya.