Banjir bandang Tana Toraja menerjang Kelurahan Sarira, Kecamatan Makale Utara, Kabupaten Tana Toraja, sejak hari Kamis tanggal 7 Maret 2024 silam. Karena musibah ini, jalan poros menuju Kabupaten Toraja Utara lumpuh dan tak bisa dilewati kendaraan.
Tidak hanya jalan poros, belasan rumah warga juga tidak luput dari genangan air setinggi kurang lebih satu meter ini. Akibatnya, ada banyak warga yang mulai mengungsi ke rumah sanak saudara mereka yang ada di luar Kecamatan Makale Utara karena banjir.
Banjir yang Menggenangi Pemukiman Warga Datang dari Air Bah
Berkaitan dengan banjir di Tana Toraja, salah satu warga terdampak bernama Ferah menjelaskan faktor penyebab bencana alam ini tiba. Menurut Ferah, penyebab banjir bandang Tana Toraja kali ini adalah karena air bah yang terus meluap dari Gunung Sarira.
“Airnya datang dari Gunung Sarira yang ada di belakang, terus masuk hingga ke rumah warga dan ke jalan,” jelas Ferah pada media.
Ketika banjir bandang Tana Toraja mulai menerjang, warga sekitar dengan segera melakukan evakuasi mandiri pada berbagai jenis barang berharga yang ada di rumah. Benar saja, tidak lama setelahnya air terus naik hingga ke seukuran pinggang orang dewasa.
Sayangnya, air bah sudah masuk ke jalan poros yang digunakan oleh warga untuk bepergian ke tempat lain. Penuhnya air yang memenuhi jalan membuat warga sekitar kesulitan untuk melakukan evakuasi mandiri karena akses jalan menjadi lumpuh akibat banjir.
“Jalan porosnya udah ketutup air jadi lumpuh,” jelas warga kemudian.
Penyebab banjir di Tana Toraja ini juga dikonfirmasi langsung oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja Christian Sakkung. Menurut Christian, intensitas air hujan yang turun secara terus-menerus membuat air sungai meluap.
“Sepertinya sungai gak bisa menampung air bah yang datang dari Gunung Sarira, sehingga airnya masuk ke jalan dan ke pemukiman warga,” jelas Christian kepada media.
Ratusan Rumah Terdampak dan Perlu Segera Dievakuasi
Jika di Kelurahan Salira hanya belasan rumah yang terkena dampak banjir bandang Tana Toraja, maka hal itu tidak sama di Kelurahan Makale. Sebab, di sini setidaknya ada 200 rumah warga yang terkena dampak banjir dan perlu segera dievakuasi.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Makassar, Mexianus Bekabel menjelaskan jika banjir ini juga berasal dari curah hujan yang tinggi di Kelurahan Makale hingga air sungai meluap. Sebagian besar rumah warga yang terdampak pun berada di area bantaran sungai.
“Kami menerima laporan ada banjir di Makale dan membutuhkan evakuasi dengan segera, karena itu kami mengirim unit batuan,” jelas Mexianus.
Hanya saja, waktu kejadiannya memang tidak sama, sebab banjir di Makale Tana Toraja datang pada tanggal 26 Februari 2024 silam. Jadi, bencana alam ini terjadi kurang lebih 11 hari sebelum banjir bandang menerjang Kelurahan Sarira di Tana Toraja.
Hal ini bukanlah pertanda baik, karena banjir menerjang Tana Toraja secara berturut-turut dalam beberapa minggu terakhir ini. Belum lagi ada bencana tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Tana Toraja dalam minggu-minggu yang sama sebelumnya.
Penyebabnya pun sama, yaitu karena intensitas air hujan yang tinggi sehingga membuat sungai tidak mampu untuk terus menampungnya. Karena itu, pemeliharaan sungai akan sangat diperlukan agar tidak terjadi bencana serupa di musim hujan yang selanjutnya.
Tidak Ada Korban Jiwa dalam Bencana Banjir di Tana Toraja
Berkaitan dengan banjir bandang Tana Toraja, hingga kini belum ada laporan mengenai korban jiwa yang tewas dalam bencana alam yang satu ini. Jadi, untungnya tidak ada korban banjir di Tana Toraja meskipun banjir datang sebanyak dua kali.
Meskipun begitu, ada banyak warga yang terdampak bencana banjir ini dan perlu meninggalkan kediaman mereka untuk sementara. Hanya saja, memang belum ada taksiran tentang berapa kerugian material yang mereka alami akibat banjir bandang yang terjadi.
Sayangnya, Kabupaten Tana Toraja bukan satu-satunya kabupaten di Sulawesi Selatan yang terkena banjir. Sebelumnya, pada tanggal 7 maret 2024, banjir juga merendam puluhan rumah warga yang ada di Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara.
Hal ini berarti, banjir yang terjadi di Kecamatan Sabbang sama dengan di Kecamatan Makale Utara pada hari Kamis silam. Penyebabnya pun sama, yaitu karena air hujan yang tidak tertampung oleh sungai dan meluap hingga ke rumah warga.
Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir yang menerjang Kabupaten Luwu Utara, baik itu korban meninggal dunia maupun korban luka-luka. Namun, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang ada di sekitar wilayah terdampak akan tetap siaga.
Kegesitan Puskesmas setempat juga terlihat saat ada banjir bandang Tana Toraja. Sebab, selain korban jiwa akibat banjir, bencana alam ini juga sering menimbulkan berbagai jenis penyakit, seperti demam, demam berdarah, diare, dan lain-lain.