Bisnis  

Amartha Hadir untuk Kesejahteraan Merata di Indonesia

kesejahteraan merata di Indonesia

Keberadaan UMKM kini semakin menjamur di Indonesia, bahkan di daerah-daerah kecil. Di tahun 2023, terdapat 66 juta UMKM dibangun di Indonesia. Hal ini dapat berdampak baik untuk roda perekonomian di Indonesia yang didominasi transaksi dari masyarakat akar rumput dan menengah. 

Namun, banyak UMKM daerah yang mengalami tantangan serius dalam operasional mereka: sulit mendapatkan modal usaha. Oleh karena itu, Andi Taufan Garuda Putra hadir bersama Amartha untuk membantu permodalan UMKM sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan merata di Indonesia.

Mau tau kisah lengkap Amartha dalam memeratakan kesejahteraan di Indonesia, khususnya masyarakat akar rumput? Simak ulasannya berikut ini!

Perjalanan Panjang Amartha untuk Mewujudkan Kesejahteraan Merata di Indonesia

Amartha adalah sebuah lembaga keuangan mikro yang didirikan di tahun 2010 atas dasar keprihatinan Andi Taufan Garuda Putra, Founder & CEO Amartha, melihat masyarakat akar rumput yang sulit mendapatkan permodalan usaha. 

Awal mula pendirian Amartha adalah saat Andi Taufan bertemu seorang ibu pemilik warung di desa Ciseeng, Kabupaten Bogor, yang bercerita bahwa warungnya terancam tutup karena kurangnya modal usaha untuk melanjutkannya. 

Akhirnya, Andi Taufan memberikan bantuan dana sebesar Rp500.000 agar ibu pemilik warung bisa melanjutkan bisnisnya. Dari situlah Andi Taufan mendirikan Amartha, sebuah lembaga keuangan mikro yang dapat membantu pelaku usaha mikro di daerah-daerah di Indonesia agar bisa mendapatkan akses finansial yang mudah. 

Baca Juga:  3 Jenis Peluang Usaha di Bidang Jasa yang Paling Mudah dan Menguntungkan

Dimulai dari desa Ciseeng, kesejahteraan merata di Indonesia dapat terwujud dan perekonomian masyarakat akar rumput dapat tumbuh dengan baik. 

Melalui pilar pengentasan kemiskinan, keterlibatan perempuan dalam pembangunan, dan penurunan ketimpangan pendapatan di daerah pedesaan, Amartha berharap dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Karena sulitnya lembaga keuangan tradisional menjangkau pemilik usaha mikro di daerah pedesaan saat itu, Andi Taufan dan tim Amartha harus mengunjungi pemilik usaha mikro di desa tersebut menggunakan kereta api, angkutan umum, atau ojek lokal.

Andi Taufan dan tim Amartha menggunakan pendekatan sosial bisnis dengan sistem yang mudah digunakan serta pola pembiayaan kelompok untuk bisa menyosialisasikan layanan keuangan inklusif mereka. 

Awalnya, Amartha memberikan pinjaman modal kepada 20 orang peminjam. Dari langkah awal tersebut, pertumbuhan semakin positif hingga Amartha dapat melayani 200 orang peminjam. 

Tantangan yang Dialami Amartha dan Andi Taufan dalam Memajukan Perekonomian Indonesia

Sejak dibangun tahun 2010, Amartha terus menunjukkan perkembangan yang signifikan. Kendati demikian, kendala yang ada di depan masih harus diatasi. Andi Taufan dan timnya beberapa kali gagal, tetapi hal itu tidak membuatnya patah semangat. 

Sekitar tahun 2015, Amartha menghadapi tantangan yang cukup besar, di mana saat itu Amartha masih merupakan lembaga keuangan mikro yang biasa. 

Namun, jumlah peminjam terus meningkat, tetapi berbanding terbalik dengan jumlah investor. Untuk terus melayani mitra di masyarakat, sejumlah langkah telah diambil, termasuk meminjam dari bank dan lembaga keuangan lainnya. Namun, karena hasil yang kurang memuaskan, banyak mitra Amartha yang terpaksa hengkang.

Andi Taufan, pendiri sekaligus Founder & CEO Amartha, pada akhirnya mengambil keputusan penting pada tahun 2016 untuk mengubah strategi bisnis perusahaan dari keuangan mikro menjadi peer-to-peer lending

Baca Juga:  Cara Bikin Barcode QRIS untuk UMKM, Mudah & Terbaru

Ternyata, mitra Amartha dapat memperoleh dana melalui model bisnis ini. Berkat perubahan ini, Amartha menjadi pemain penting di pasar teknologi finansial Indonesia, bersaing dengan sejumlah perusahaan sejenis yang mulai bermunculan di Indonesia.

Tidak sampai di situ saja, di tahun 2017, Amartha berkembang menjadi lembaga keuangan berbasis teknologi dan melayani pendanaan secara daring melalui aplikasi Amartha. 

Selain itu, Amartha juga berhasil meningkatkan pendapatan bulanan ratusan ribu mitranya dari Rp4,2 juta menjadi Rp6,7 juta sepanjang tahun 2018. Peningkatan pendapatan mitra Amartha ini mampu menurunkan angka kemiskinan hingga 22%, lebih cepat dari rata-rata penurunan angka kemiskinan nasional.

Selanjutnya, pada tahun 2019, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah resmi memberikan izin usaha Perusahaan Penyelenggaraan Layanan Pinjaman Uang Berbasis Teknologi Informasi kepada PT. Amartha Mikro Fintek (Amartha) dengan nomor KEP-46/D.05/2019 dan berlaku secara permanen.

Hingga tahun 2020, Amartha telah berhasil menjangkau sekitar 12.000 komunitas di seluruh pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi di Indonesia, serta berhasil menyalurkan pendanaan sekitar 2 triliun Rupiah kepada 500.000 perusahaan ultra-mikro.

Namun, di tahun yang sama, pandemi melanda sehingga mengharuskan Amartha mengubah strategi bisnisnya. Mereka meluncurkan program #DesaLawanCorona yang membantu masyarakat prasejahtera yang terdampak pandemi COVID-19 di beberapa daerah di Indonesia. 

Apa yang Kelompok UMKM Dapatkan dari Amartha?

Andi Taufan Garuda Putra, Founder & CEO Amartha, membentuk layanan keuangan inklusif ini untuk mewujudkan kesejahteraan merata di Indonesia. Amartha memiliki peran penting dalam perjalanan usaha mikro untuk menopang aktivitas perekonomian rakyat. 

Untuk mencapai kesejahteraan merata di Indonesia, Amartha memberikan pinjaman modal usaha untuk UMKM di daerah-daerah di Indonesia dan membuka akses finansial untuk keberlanjutan bisnis mereka. 

Baca Juga:  Konsep Angkringan Cafe Solusi Baru Memenangkan Persaingan!

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, atau UMKM merupakan bagian terbesar dari perekonomian masyarakat. UMKM berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja dan kegiatan ekspor nasional. Selain itu, UMKM juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Modal yang mereka dapatkan dari Amartha dapat membangun fondasi bisnis dan menjaga eksistensinya. Tidak hanya itu, UMKM juga dapat menggunakan modal dari Amartha untuk menambah produksi dan menempatkan UMKM ke sektor produktif. 

Dengan begitu, UMKM dapat mengembangkan bisnis dengan lebih mudah. Yang tidak kalah penting, Amartha menyediakan pembiayaan UMKM yang praktis, pencairan dana cepat, bebas potongan admin, menggunakan sistem berkelompok, dan memberikan pendampingan berkala yang amanah dan ramah. 

Sekilas tentang Andi Taufan Garuda Putra, Founder & CEO Amartha

Andi Taufan Garuda Putra adalah seorang Founder & CEO dan pendiri Amartha, sebuah perusahaan teknologi untuk pelaku UMKM perempuan di Indonesia. Ia lahir di Jakarta, 24 Januari 1987.

Andi Taufan merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Harvard Kennedy School. Sebelum membangun Amartha, ia sempat bekerja menjadi konsultan bisnis di IBM Global Business Services. Kemudian, ia mendirikan Amartha di tahun 2010 yang masih beroperasi hingga saat ini. 

Di tahun 2019, Andi Taufan Garuda Putra ditunjuk sebagai staf khusus kepresidenan pada masa jabatan Presiden Joko Widodo bersama dengan enam anak muda generasi milenial berprestasi lainnya. Ia pun banyak mendapatkan penghargaan dari tahun 2010 atas kontribusinya pada perekonomian UMKM untuk mewujudkan kesejahteraan merata di Indonesia.