Ada momen tak terduga yang terjadi pada acara Desak Anies hari Kamis, 18 Januari 2024. Hal ini karena ada warga Kampung Bayam yang datang dan memeluk calon presiden nomor urut 01 tersebut dengan erat. Dia menangis sambil mengadu nasib pada Anies.
“Sampai sekarang masalah tempat tinggal masih belum ada kepastian, pak, nasib kami gimana?” Tanya salah satu warga sambil memeluk Anies dengan erat.
Momen warga Kampung Bayam peluk Anies Baswedan tersebut dengan segera viral di berbagai media sosial khususnya di X (Twitter). Tidak sedikit warganet yang merasa tersentuh dengan momen tersebut, sebagian lainnya mengutuk sikap Pemprov DKI Jakarta.
Kronologi Polemik di Kampung Bayam
Kehadiran warga Kampung Bayam ke acara Desak Anies bukan tanpa alasan. Hal ini terjadi karena polemik di kampung tempat tinggal mereka terjadi tepat setelah Anies Baswedan lengser dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta di periode 2017 – 2022.
Polemik di Kampung Bayam terjadi ketika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berniat untuk membangun Jakarta International Stadium (JIS) yang terletak di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Kota Jakarta Utara. Pembangunan terjadi pada tahun 2019.
Hanya saja, harus ada yang dikorbankan dalam pembangunan JIS, yaitu Kampung Bayam. Agar wilayah di sekitar stadion steril, maka mau tidak mau harus terjadi penggusuran Kampung Bayam. Warga sekitar pun setuju karena dijanjikan tempat tinggal.
Gubernur DKI Jakarta saat itu, Anies Baswedan, adalah orang yang bertanggung jawab atas penggusuran lahan Kampung Bayam tersebut. Namun, sesuai janjinya, Anies membangun sebuah rusun yang nantinya bisa ditempati oleh para warga di kampung tersebut.
Pembangunan stadion berjalan dengan lancar, pembangunan rusun juga berjalan dengan aman. Pada tahun 2022, kedua bagunan tersebut rampung didirikan dan siap untuk diresmikan. Hanya saja, masa pemerintahan Anies Baswedan sudah selesai.
Sayangnya, penjabat Gubernur Heru Budi Hartono yang menggantikan Anies malah mengubah perjanjian secara sepihak. Hal ini karena Heru ingin mengalihfungsikan rusun dan meminta warga Kampung Bayam untuk membayar biaya sewa Rp750 ribu per bulan.
Jadi, hingga sekarang warga kampung tersebut masih belum mendapatkan hak tempat tinggal yang sudah dijanjikan oleh pemerintah sebelumnya. Padahal, hanya tinggal proses serah terima kunci, sebab rusun tersebut sudah resmi berdiri sejak tahun 2022.
Anies Baswedan Akan Usahakan Tempat Tinggal untuk Masyarakat di Kampung Bayam Saat Sudah Punya Wewenang
Karena masalah di Kampung Bayam yang tak kunjung usai, beberapa warga kampung pun tersebut datang ke acara Desak Anies. Ada yang membawa banner bertuliskan “Kami Rindu Kepemimpinan Pak Anies” hingga tulisan “Kampung Bayam Pulang ke Rumah”.
Anies pun menyambut warga dengan tangan terbuka dan tidak segan untuk memeluk erat dan mencium kening warga. Dia mendengarkan keluh kesah warga dengan seksama dan meminta mereka untuk sabar hingga Anies mendapatkan kewenangan.
“Nanti Insya Allah sabar, sekarang kewenangannya belum ada (untuk melakukan perubahan), kita masih sama-sama rakyat biasa. Nanti kalo kewenangannya sudah ada (masalah tempat tinggal Kampung Bayam) akan diusahakan,” jelas Anies.
Anies Baswedan: Ikatan Kita Bukan Hanya Sebatas Gubernur dan Warganya
Ketika ditanya soal warga Kampung Bayam, Anies mengaku jika ikatan di antara mereka bukan hanya sebatas Gubernur dan warganya. Namun, ini adalah ikatan antar sesama manusia dan sebangsa yang saling mengasihi antara satu sama lain.
“Kami memiliki prinsip untuk menguatkan yang lemah tanpa melemahkan yang kuat,” ungkap Anies dalam wawancara bersama media.
Anies mengatakan bahwa pada saat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun JIS, mereka juga merancang pemukiman di sampingnya untuk orang yang tinggal di Kampung Bayam. Bahkan, tetap ada lahan untuk mereka bercocok tanam.
Bahkan, di bagian atap rusun Kampung Bayam, sudah disiapkan lahan untuk bertani sehingga para warga masih bisa melanjutkan hidup mereka sebagai seorang petani. Jadi, Anies menegaskan bahwa pembangunan rusun itu memang untuk warga sekitar.
“Sayangnya hal itu tidak diselesaikan sehingga para warga terlantar dan harus hidup tanpa listrik dan air,” tambah Anies, menyayangkan sikap Pemprov yang tidak menjalankan amanahnya.
Berkaitan dengan berita polemik tersebut, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah mengatakan bahwa pihak Pemprov DKI Jakarta dan masyarakat Kampung Bayam harus duduk bersama. Polemik ini terjadi karena komunikasi yang tidak baik.
Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta harus segera melaksanakan kewajibannya dan memberikan fasilitas yang seharusnya pada masyarakat Kampung Bayam. Namun, para warga juga harus segera mengurus semua perizinan yang berkaitan dengan hunian tersebut.
“Harus duduk bareng lagi, soalnya polemik ini terjadi karena semua pihak yang terlibat merasa benar sendiri tanpa mau melihat perspektif dari pihak lain. Baik itu warga Kampung Bayam, Pemprov DKI, dan juga JakPro,” ungkap Ida kepada media.