Rukun Haji Ada 6 Apa Saja? Wajib Terpenuhi!

Rukun Haji

Dalam melaksanakan ibadah haji, memahami dan menjalankan rukun haji sebagai kunci utama untuk meraih kesahihan ibadah serta mendapatkan berbagai keutamaan yang membawa kita jadi haji mabrur, insyallah.

Ibadah haji, sebagai salah satu rukun islam yang ke-5, merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang memiliki kemampuan. Pentingnya memahami rukun-rukun haji tidak bisa diabaikan.

Dari buku Ensiklopedia Fikih Indonesia, haji sebagai sebuah tindakan mulia yang dilakukan dengan kesadaran, menuju kepada sesuatu atau seseorang yang sangat dihormati. Untuk anda yang ingin tahu informasi terbaru mengenai rukun dan syarat daftar haji dapat anda cek di artkel Ketik Media. Setiap orang ingin naik haji ataupun umroh serta menjadi haji mabrur jadi hati perlu senantiasa memantapkan diri dalam hal menjalangkan ibadah.

Sudah Tahu Asal Muasal Istilah Haji?

Secara istilah, haji adalah kunjungan ke Ka’bah untuk melakukan amalan-amalan tertentu, atau melakukan ziarah ke tempat-tempat tertentu, dengan niat ibadah, pada waktu yang ditentukan.

Rukun, dalam bahasa Arab, dapat diartikan sebagai tiang yang mendukung suatu bangunan. Dalam konteks ini, rukun mengacu pada unsur-unsur yang menjadi bagian integral dari suatu keseluruhan.

Menurut ilmu fikih, rukun adalah hal-hal yang jika tidak melakukannya, akan membuat suatu ibadah menjadi tidak sah. Dengan demikian, amalan rukun haji adalah unsur-unsur yang jika meninggalkan, akan membuat ibadah haji menjadi tidak sah.

Oleh karena itu, ketika menjalankan ibadah haji, menjaga agar tidak meninggalkan salah satu dari rukunnya menjadi kewajiban mutlak. Karena meninggalkan salah satu rukun haji, baik secara sengaja maupun tidak, akan membuat ibadah haji tersebut tidak sah secara hukum.

Pandangan 4 Mahzab Rukun Rukun Haji

Para ulama dari empat mahzab memiliki pandangan yang berbeda mengenai rukun rukun haji. Apakah Anda sudah tahu? Jika belum simak ringkasannya!

Baca Juga:  Kloter 36 Tiba di Makassar Dapat Sambutan Hangat

1. Mahzab Hanafi

Menurut Mahzab Hanafi, syarat rukun haji hanya terdiri dari dua hal, yaitu wukuf di Arafah dan Tawaf di Ifadah. Mereka menganggap bahwa selain kedua hal tersebut, tidak termasuk dalam rukun haji menurut pandangan mereka.

2. Mahzab Maliki

Mahzab Maliki berpendapat bahwa urutan rukun haji terdiri dari berihram, wukuf di Arafah, Tawaf Ifadah, dan melakukan Sai antara Shafa dan Marwah. Bagi mereka, hal-hal lainnya tidak sebagai rukun haji.

3. Mazhab Syafi’i

Ulama dari Mazhab Syafi’i menyatakan bahwa terdapat enam rukun dalam haji, yaitu berihram, wukuf di Arafah, Tawaf Ifadah, melaksanakan Sa’i, mencukur atau menggunting rambut kepala, dan menjalankan rukun-rukun tersebut dengan tertib.

4. Mazhab Hambali

Mazhab Hambali menganggap bahwa rukun haji adalah terdiri dari empat hal yang sama dengan Mazhab Maliki, yaitu berihram, wukuf di Arafah, Tawaf Ifadah, dan melakukan Sa’i antara bukit Shafa dan Marwah.

Meskipun terdapat perbedaan pendapat antara mereka, penting bagi jemaah haji untuk memahami dan melaksanakan syarat dan rukun haji sesuai dengan pandangan yang sesuai dengan keyakinan dan tuntunan agama masing-masing.

Inilah Rukun Haji Ada 6 yang Wajib Terpenuhi

Ibadah haji merupakan salah satu puncak spiritualitas dalam kehidupan seorang Muslim. Biasanya, para jamaah haji akan mendapatkan buku panduan yang memuat semua rukun-rukun haji yang harus terpenuhi.

Namun, lebih dari sekadar mengikuti prosedur, ibadah haji juga mengandung makna spiritual yang dalam, yang mencakup penghayatan atas peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam, terutama yang berkaitan dengan Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim.

Rukun-rukun haji adalah serangkaian kegiatan yang harus terlaksana dengan sungguh-sungguh selama menjalani ibadah haji. Tanpa memenuhi rukun-rukun ini, ibadah haji hukumnya tidak sah atau batal. Mari kita bahas apa saja rukun haji yang sangat penting ini.

1. Ihram

Ihram adalah keadaan khusus yang menandai mulainya ritual haji. Jamaah mengenakan pakaian ihram, serba putih, sebagai simbol kesucian dan kebersihan. Larangan-larangan tertentu berlaku selama ihram, seperti larangan memotong kuku, menggunakan parfum, atau melakukan hubungan seksual.

Mengenakan pakaian yang sederhana dan tidak ada jahitan juga merupakan simbol untuk menjauhkan manusia dari kesombongan materi.

Baca Juga:  Informasi Haji Kemenag Lengkap 2025

2. Wukuf

Wukuf adalah ritual berdiam diri di Padang Arafah dari matahari terbenam sampai matahari terbit pada tanggal 9 hingga 10 Dzulhijjah. Selama masa wukuf, jamaah tidak hanya berdiam diri, tetapi juga terus berzikir dan berdoa, menunjukkan ketaatan dan pengabdian mereka kepada Allah.

3. Tawaf

Tawaf, harus dengan mengelilingi Ka’bah tujuh kali berlawanan arah jarum jam, adalah manifestasi dari kepatuhan dan penghormatan terhadap ajaran Islam. Saat tiba di Masjidil Haram, jamaah wajib melakukan tawaf kedatangan.

Di sinilah Anda memiliki kesempatan untuk mencium atau menyentuh Hajar Aswad, batu hitam yang menjadi salah satu simbol penting dalam ritual ini. Namun, dalam situasi keramaian, jamaah dapat menunjuk batu tersebut dengan tangan mereka sebagai pengganti.

Selama tawaf, jamaah tidak boleh makan, namun minum boleh mengingat kemungkinan kelelahan dan dehidrasi akibat kerumunan. Bagi jamaah laki-laki, perlu untuk memutari Ka’bah dengan langkah cepat pada tiga sirkuit awal, kemudian melanjutkan dengan langkah santai.

4. Sa’i

Setelah menyelesaikan tawaf, jamaah langsung melanjutkan dengan rukun berikutnya, yaitu Sa’i. Hal ini mengingatkan kita akan keteguhan Hajar, istri Nabi Ibrahim, yang mencari air di padang pasir untuk putranya, Ismail. Saat ini, Sa’i juga melambangkan upaya dan kesungguhan kita dalam mencari kebenaran dan keberkahan hidup.

5. Tahallul

Tahallul, tahap terakhir dari ibadah haji, terjadi setelah para jamaah menyelesaikan Sa’i. Bagi para jamaah laki-laki, tahallul berarti mencukur atau merapikan rambut mereka, sementara bagi perempuan, cukup dengan memotong rambutnya sedikit.

Ritual ini memiliki makna simbolis yang mendalam, menandai akhir dari perjalanan spiritual yang panjang dalam ibadah haji. Ketika tahallul selesai dilakukan, semua larangan yang berlaku selama ibadah haji, seperti memotong kuku, menggunakan parfum, atau melakukan hubungan suami istri, tidak lagi berlaku. Tahallul biasanya dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah, setelah para jamaah melaksanakan lontar jumrah.

6. Tertib

Selain tahallul dan lontar jumrah, sebuah prinsip penting dalam ibadah haji adalah tertib. Jamaah haji wajib untuk menjalankan semua rangkaian ibadah secara berurutan, mulai dari ihram hingga tahallul, dengan sungguh-sungguh dan penuh kesungguhan. Ini menunjukkan komitmen mereka untuk mengikuti ajaran Islam dengan benar dan menjalankan ibadah sesuai dengan ketentuan.

Baca Juga:  Apa Itu Haji Furoda? Kelebihan, Biaya, dan Prosesnya

Dengan semakin banyaknya umat Islam yang menjalankan ibadah haji dan umrah, penting bagi mereka untuk memahami syarat-syarat dan rukun-rukun haji dengan baik. Dengan pemahaman yang baik tentang ibadah haji, umat Islam harus dapat melaksanakan ibadah mereka dengan penuh kesadaran dan ketundukan kepada Allah SWT.

Jangan Lupa, Pahami Syarat-syarat Sebelum Menunaikan Haji

Untuk memastikan bahwa ibadah haji Anda sah di mata Allah SWT. Penting untuk memahami syarat-syarat yang harus terpenuhi sebelum menunaikan haji. Syarat-syarat ini menjadi dasar yang tidak boleh melewatkan bagi setiap jamaah yang ingin menjalankan ibadah haji dengan benar.

1. Beragama Islam

Pertama-tama, menjadi seorang muslim adalah syarat mutlak. Ibadah haji adalah kewajiban agama Islam, sehingga hanya mereka yang mengakui keesaan Allah dan mengikuti ajaran Islam yang dapat menjalankan ibadah ini.

2. Baligh, Akal Sehat dan Merdeka

Jamaah harus telah mencapai usia baligh, memiliki akal yang sehat, dan merdeka secara hukum. Ini menegaskan bahwa ibadah haji adalah tanggung jawab bagi individu yang sudah dewasa dan mampu membuat keputusan sendiri.

3. Finansial Cukup dan Harus Memasuki Waktu Haji

Selain itu, jamaah harus memiliki kecukupan finansial untuk menunaikan ibadah haji. Ini termasuk biaya perjalanan, akomodasi, makanan, dan kebutuhan lainnya selama berada di Tanah Suci. Tidak hanya itu, jamaah juga harus memasuki waktu haji yang telah ditetapkan.

4. Memiliki Akses dan Fasilitas Akomodasi Haji

Akses dan fasilitas akomodasi di Tanah Suci juga menjadi syarat sah ibadah haji. Jamaah harus dapat mengakses tempat-tempat suci dan memiliki fasilitas yang memadai untuk menjalankan ibadah dengan nyaman dan aman.

5. Sanggup Jalankan Ibadah Haji

Yang tak kalah pentingnya adalah bahwa jamaah harus dinyatakan mampu dan sanggup untuk menjalankan ibadah haji. Ini berarti jamaah memiliki fisik dan kesehatan yang memadai serta kesiapan mental untuk menyelesaikan perjalanan spiritual ini dengan baik.

Dengan memahami dan memenuhi semua syarat ini, jamaah dapat memastikan bahwa ibadah haji mereka sah dan diterima di sisi Allah SWT.

Ibadah haji bukan sekadar rutinitas, tetapi merupakan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh kekhusyukan dan pengabdian yang tulus dengan memenuhi syarat dan rukun haji.