Perbincangan mengenai rohingya di Aceh sedang menjadi berita hangat di kalangan masyarakat. Banyak dari kalangan masyarakat yang menolak kedatangan etnis Rohingya karena dianggap merugikan.
Pihak pemerintah daerah setempat juga merasa kewalahan dalam mengurusi banyaknya Rohingya yang berdatangan. Dana yang dimiliki untuk memberikan makanan sehari-hari pun sudah mulai menipis. Selain itu, tempatnya juga terbatas.
Macam-Macam Perilaku Buruk Etnis Rohingya Di Aceh
Awalnya masyarakat Aceh memang merasa iba dengan pengungsi Rohingya tersebut. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena perilaku buruk para pengungsi mulai terlihat. Berikut rangkuman perilaku buruk pengungsi Rohingnya:
1. Kabur Dari Tempat Pengungsian
Sampai saat ini, tercatat ada 1.478 pengungsi Rohingya yang sudah datang ke Indonesia. Data tersebut disampaikan langsung oleh Menko Polhukam Mahfud MD. Banyaknya pengungsi tersebut membuat bingung pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Disisi lain, catatan buruk ditorehkan oleh pengungsi Rohingya Myanmar. Dimana ada 12 orang yang tertangkap basah ingin melarikan diri dari pengungsian. Kejadian tersebut berhasil digagalkan oleh polisi yang sedang berjaga-jaga di tempat tersebut.
Berdasarkan keterangan dari polisi, upaya kabur dari pengungsian dilakukan setelah diberikan fasilitas kendaraan dan sopir. Dimana, ada tempat penyewaan kendaraan beserta supir untuk mengantar ke arah tujuan.
2. Membuang Makanan
Aksi membuang makanan dari pengungsi Rohingya sempat viral di media sosial. Hal tersebut tentu membuat masyarakat Aceh dan masyarakat Indonesia menjadi geram. Pasalnya, tidak ada rasa menghargai sedikit pun terhadap pemberian dari warga setempat.
Belum diketahui jelas alasan membuang makanan tersebut karena tidak diketahui secara pasti siapa yang membuangnya. Disisi lain, ada pula pengungsi yang memberikan isyarat bahwa nasi yang diberikan terlalu sedikit.
Kejadian tersebut terekam oleh kamera pada saat reporter melakukan wawancara dengan pengungsi. Isyarat yang diberikan pun menggunakan gerakan tangan yang menandakan nasinya terlalu sedikit sehingga kurang mengenyangkan.
3. Melanggar Adat dan Norma
Pengusiran yang dilakukan masyarakat setempat terhadap rohingya di Aceh memang bukan tanpa masalah. Pasalnya, banyak dari mereka yang terbukti melanggar adat dan norma yang berlaku di masyarakat.
Kabid Humas Polda Aceh Kombes, Joko Krisdiyanto telah memberikan kesaksian bahwa imigran Rohingya berperilaku kurang baik. Selain itu, mereka juga tidak patuh terhadap norma-norma yang telah diterapkan masyarakat.
Perilaku tidak terpuji lainnya yang membuat masyarakat geram adalah tidak mengindahkan syariat islam dan tidak menjaga kebersihan. Jelas bahwa hal tersebut membuat masyarakat marah dan merasa tidak dihargai.
4. Isu Meminta Tanah
Setelah diterima di Indonesia, terdapat isu bahwa rohingya minta tanah sebagai tempat tinggal. Memang di Sidoarjo sudah ada tempat tinggal untuk pengungsi Rohingya yang datang tahun 2014 silam.
Berdasarkan penuturan Kasubsi Ketertiban Rudenim Surabaya, Jumlah pengungsi tersebut hanya tinggal 6 orang saja. Setiap bulannya pengungsi diberikan uang bulanan sebesar Rp 1.250.000.
Untuk pengungsi Rohingya yang baru datang, ternyata yang meminta tanah adalah dari pihak UNHCR. Namun setelah dikonfirmasi, permintaan tersebut berasal dari anggota DPR RI, Ahmad Sahroni.
Tujuan dari ditempatkannya rohingya di Indonesia pada pulau yang kosong adalah guna menghindari penyakit yang bisa saja terjadi. Penyebaran penyakit di musim hujan ini memang mudah sekali terjadi sehingga perlu mengantisipasinya.
Penutup
Adanya pro dan kontra terkait rohingya di Aceh terus bergulir di masyarakat. Menko Polhukam pun sedang berupaya penuh agar bisa memulangkan pengungsi tersebut ke tempat asalnya. Tujuannya agar tidak terjadi polemik di Indonesia.