Ketik Media, Berita – Ketua Umum Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia dengan tegas menyatakan pengusaha harus mengelola program makan bergizi gratis. Ketum bernama lengkap Anindya Bakrie ini, menyimpulkan kalau keterlibatan pengusaha di program MBG akan menguntungkan bagi kegiatan industri ke depan.
Informasi ini tersampaikan dari Ketum Kadin Indonesia bersamaan dengan adanya Pra-Rapat Pimpinan Nasional atau Rapimnas. Sedangkan agenda rapat ini sendiri terselenggara di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat. (29/11)

Menurut Anindya, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Indonesia begitu penting. Apalagi kalau melihat nominal anggaran yang akan keluar cukup fantastis mencapai Rp75 Triliun Rupiah.
“MBG itu program bagus loh. Bahkan kalau tidak salah dana yang akan keluar itu mencapai Rp75 triliun untuk tahun ini dan selanjutnya. Nah, kalau pengusaha bisa terlibat pada program ini, itu akan menjadi sebuah keuntungan bagi kita ke depan”, ucap Anindya kepada kalangan awak media.
Program Makan Bergizi Menjadi Industri Agrobisnis yang Potensial
Makan Bergizi Gratis bisa menjadi industri agrobisnis yang sangat potensial. Tentunya terlepas dari visi perilisan program yang bersifat bantuan pangan dan kesehatan untuk generasi Indonesia hingga 20 tahun yang akan datang.
Informasi ini sesuai dengan penjabaran Ketua Umum Kadin yang menyatakan kalau program MBG bisa menjadi keuntungan yang potensial bagi kalangan pengusaha. Terutama bagi mereka yang bergerak di bidang agrikultur atau agrobisnis.
“Tidak kita pungkiri, program MBG adalah ujung tombak kita, Kadin. Karena 20 tahun yang akan datang, merekalah generasi yang akan menggantikan kita para pengusaha. Namun ada juga yang penting. Program Makan Bergizi itu memiliki keuntungan agrobisnis yang sangat potensional apalagi untuk jangka panjang”, ungkap Putra Sulung dari Abu Rizal Bakrie ini.
Kebutuhan Masyarakat terhadap MBG Cukup Besar
Keuntungan terhadap industri agrobisnis begitu potensial, jika melihat dari data kebutuhan masyarakat terhadap bahan pokok makanan. Untuk satu item saja, semisal telur, kebutuhan harian mencapai 80juta. Ini masih belum data tentang bahan baku MBG yang lainnya.
Anindya Bakrie sebagai Ketum Kadin sekaligus pengusaha di bidang teknologi, media dan telekomunikasi ini menyampaikan kalau pengusaha agro bisnis akan terimbas dari program MBG. Keuntungan pun sangat bagus karena permintaan bahan baku makanan akan terus meningkat.
“Saya mendapat informasi kalau kebutuhan bahan makanan untuk program MBG sangat tinggi. Bahkan telur saja bisa mencapai 8juta perhari. Ini masih belum bahan lain seperti ayam dan daging. Makanya kita harus terlibat karena program ini memiliki nilai industri yang bagus”, ungkap lulusan Stanford Graduated Scholl of Business ini.
Ketum Kadin: Sebaran Industri Bahan MBG Harus Merata
Sebaran industri agrobisnis berupa penyediaan bahan makanan untuk Program Makan Bergizi Gratis Indonesia tidak boleh terlokalisir di satu wilayah tertentu saja. Pemerataan industri harus menjadi prioritas dan kalau perlu harus melibatkan pengusaha di seluruh Indonesia.
Pernyataan ini tidak jauh berbeda dengan ungkapan Ketua Umum Kadin RI. Menurutnya, pemerataan industrialisasi adalah hal penting. Termasuk menggerakkan pengusaha daerah lain yang berada di luar Jawa. Karena baginya akan menjadi tidak produktif jika Pulau Jawa saja yang harus memenuhi kebutuhan MBG di luar Jawa.
“Menurut saya penyediaan bahan makanan untuk MBG jangan fokus pada pengusaha di Jawa saja. Karena nantinya tidak akan ada pemerataan industrialisasi. Bagaimana kita pengusaha mendapatkan keuntungan potensial kalau misalnya, yang membutuhkan bahan orang Sulawesi, pasokannya malah dari Jawa”, tutup Anindya.
Perlu diketahui program makan bergizi gratis adalah program pemerintah demi memberikan asupan nutrisi yang bagus sejak dini kepada masyarakat. Sedangkan tata kelolanya bisa melibatkan semua pihak termasuk pengusaha.