Presiden Prabowo Subianto sudah melewati fase pelantikan pada hari Minggu (20/10/2022). Sekarang beliau sudah resmi menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
Setelah pelantikan, ada harapan besar bahwa Presiden akan melakukan beberapa perubahan di Sulawesi. Perubahan tersebut mencakup pemberlakuan moratorium pertambangan nikel, pembangunan PLTU Industri, hingga perluasan kebun sawit.
Permintaan Aliansi Sulawesi pada Prabowo Subianto
Aliansi Sulawesi atau Walhi (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) se-Sulawesi memberikan beberapa tanggapan terkait pidato Presiden Prabowo yang menanggapi tentang kemiskinan, ketakutan, dan penindasan di Indonesia.
Aliansi Sulawesi sendiri mengeluarkan pernyataan tertulis yang kurang lebih berisi krisis ekologi yang terjadi di Pulau Sulawesi akibat kebijakan-kebijakan dari Presiden Jokowi.
Krisis tersebut mencakup beberapa hal mulai dari hancurnya hutan hujan, pencemaran sungai, polusi udara, sampai limbah pabrik yang mencemari pesisir laut. Sampah-sampah yang mengotori Sulawesi sendiri semakin menumpuk dari hari ke hari.
Menurut Aliansi Sulawesi, permasalahan-permasalahan tersebut muncul sebagai dampak dari kebijakan Jokowi yang mempermudah pemberi izin pada para pengusaha dalam menjalankan bisnisnya.
Kebanyakan bisnis yang berjalan sendiri memang bersifat eksploitatif dan hal tersebut semakin parah dengan melemahnya sistem perlindungan lingkungan dan sosial dari negara.
Pernyataan dari Perwakilan Aliansi Sulawesi
Setelah mengeluarkan pernyataan tertulisnya untuk Presiden Prabowo Subianto, aliansi Sulawesi lewat perwakilannya menjelaskan beberapa hal terkait pandangan tersebut. Menurutnya kebijakan-kebijakan yang Presiden Jokowi keluarkan menghancurkan ekologi pulau Sulawesi.
“Bagi Kami, kebijakan yang Jokowi keluarkan sama dengan menghancurkan ekologi Pulau Sulawesi secara perlahan-lahan walaupun secara ekonomi memberikan dampak yang cukup instan,” ujar perwakilan tersebut pada Senin (21/10/2024).
Menurutnya perubahan ekonomi yang terjadi di Sulawesi selama 5 tahun terakhir sendiri tidak memperlihatkan tanda-tanda perubahan yang signifikan. Selain itu, ia sangat berharap Presiden Prabowo benar-benar melakukan perbaikan akan kebijakan ini.
Jika di masa depan perubahan tidak terlihat pada kebijakan-kebijakan tersebut, pihak aliansi berjanji akan terus menunjukkan kerusakan-kerusakan yang terjadi. Ini agar masyarakat umum semakin sadar dengan beratnya permasalahan yang ada.
“Kami akan menunjukkan kerusakan-kerusakan yang sudah terjadi dan potensi kerusakan yang terjadi di masa depan apabila perubahan ini tidak terlihat pada masa Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya.
3 Hal Utama yang Disorot Oleh Aliansi Sulawesi
Aliansi Sulawesi sendiri untuk sekarang menyoroti tiga hal utama yang dirasa paling memperburuk kondisi daerahnya. Berikut ketiga hal tersebut:
1. Ekspansi Tambang Nikel
Aliansi mencatat bahwa ekspansi tambang nikel di Sulawesi telah menghancurkan ekosistem hutan hujan, menyebabkan pencemaran sungai, laut, dan pesisir, serta menghilangkan mata pencaharian petani dan nelayan.
Hilirisasi nikel dan kemudahan izin tambang di bawah pemerintahan Jokowi mempercepat kerusakan tersebut. Masyarakat yang menolak proyek ini, termasuk aktivis HAM dan lingkungan, mengalami ancaman, kriminalisasi, serta kekerasan.
Ini sangat memperlihatkan bahwa ruang demokrasi semakin sempit. Aliansi berharap pemerintahan Prabowo Subianto dapat mengatasi masalah ini dengan lebih berpihak pada rakyat dan lingkungan.
2. PLTU Industri
Masalah kedua yang menjadi pesan dari aliansi pada Presiden Prabowo Subianto adalah dampak buruk dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) industri.
Menurut aliansi, ini semakin merusak kualitas udara di Sulawesi, terutama di kawasan industri nikel. Polusi udara yang disebabkan oleh PLTU captive mempengaruhi kesehatan masyarakat dan para pekerja di kawasan industri.
Aliansi menyebut bahwa perusahaan tidak memberikan kompensasi yang memadai kepada para pekerja yang harus bekerja dalam kondisi udara tercemar. Selain itu, masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri juga tidak mendapatkan perlindungan kesehatan yang layak.
Aliansi mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Presiden juga diharapkan mengurangi ketergantungan pada PLTU berbahan bakar batu bara.
3. Ekspansi Perkebunan Sawit
Ketiga, ekspansi perkebunan sawit di Sulawesi mengancam ekosistem hutan yang tersisa setelah kerusakan oleh tambang nikel.
Proyek Sulawesi Palm Oil Belt, yang direncanakan meliputi satu juta hektare lahan, diperkirakan akan mempercepat hilangnya tutupan hutan dan mengancam sumber kehidupan masyarakat, terutama perempuan tani.
Aliansi memperingatkan bahwa ekspansi ini akan mengakibatkan penggusuran lahan-lahan masyarakat serta semakin memperburuk krisis lingkungan di Sulawesi.
Intinya Aliansi Sulawesi berharap Presiden Prabowo Subianto dapat membatalkan proyek ini dan fokus pada pembangunan yang lebih berkelanjutan serta menghargai keberlanjutan ekosistem hutan.