Berita  

Pengepul Susu Boyolali Tutup, Ada Utang Pajak Rp670 Juta

pengepul susu boyolali tutup

UD (Usaha Dagang) Pramono, pengepul susu Boyolali terancam tutup karena terlilit utang pajak hingga Rp670 juta rupiah. Kejadian ini cukup menyedihkan mengingat ada sampai 1.300 peternak sapi perah yang menggantungkan diri pada usaha dagang tersebut.

UD Pramono sendiri baru-baru ini menyatakan pamit kepada para peternaknya karena mengaku memiliki masalah terkait pajak usahanya. Para peternak sendiri mengaku sedih karena kerjasama dengan UD Pramono sudah berjalan sejak puluhan tahun yang lalu.

Para peternak sendiri tidak hanya sekadar menjual hasil susunya kepada usaha tersebut. Sudah sejak lama para peternak ini juga membeli pakan dari usaha dagang tersebut.

UD Pramono juga memiliki program kredit tanpa bunga untuk para peternak. Pemblokiran terhadap rekening UD Pramono sehingga bisnisnya tidak bisa berjalan jelas merugikan banyak pihak.

Pihak pajak sendiri menjelaskan kalau rekening tersebut akan kembali normal setelah pihak usaha dagang melunasi seluruh utang pajang yang ada.

Ratusan Peternak Sapi Mendatangi Kantor Pajak karena Pengepul Susu Boyolali Tutup

Karena pengepul susu Boyolali tutup, ratusan pihak sapi perah langsung mendatangi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Boyolali, Jawa Tengah pada Senin (4/11). Gito (56), seorang peternak susu dari Cepogo menjelaskan kalau ia datang untuk meminta klarifikasi dari pihak KPP.

“Hari Jumat Besok, UD Pak Pramono akan tutup. Makanya kita datang ke sini untuk minta klarifikasi,” ujar Gito.

Masyarakat merasa kalau pembekuan ini justru akan mempersulit bisnis yang sedang mereka jalankan. Terlebih lagi tidak ada solusi nyata yang pihak pajak berikan apabila penutupan ini benar terjadi.

Tanggapan dari Pihak Kantor Pelayanan Pajak

Dengan datangnya para peternak sapi, Irawan selaku Kepala KPP Pratama Boyolali menjelaskan bahwa UD Pramono belum memenuhi kewajiban pajaknya.

Baca Juga:  5 Wisata Selo Boyolali Terbaru yang Wajib Anda Kunjungi!

Menurutnya setiap wajib pajak memiliki kewajiban untuk menyelesaikan proses administrasi ini. Pemeriksaan sendiri memang terus berjalan mengingat ada perbedaan data dari pihak UD Pramono.

“Pemeriksaan yang berjalan akan menghasilkan ketetapan pajak. Nah ketetapan pajak ini wajib lunas”, ujar Irawan.

Irawan melanjutkan bahwa proses pemeriksaan ini akan membuka seluruh data transaksi dari pihak UD Pramono. Ia juga meluruskan berita kalau rekening UD Pramono akan langsung ditutup.

Menurutnya jika tidak segera lunas, pihak pajak dalam satu bulan ke depan akan memberikan teguran. Jika 21 hari setelah surat teguran tersebut keluar masih belum ada pelunasan, pihak pajak akan mengeluarkan surat paksa.

Surat paksa sendiri bukan yang terakhir. Jika pada fase ini utang pajak belum juga lunas, barulah penyitaan hingga pemblokiran rekening bisa terjadi.

“Nah begitu surat paksa tidak juga diindahkan, ini tentunya semua wajib pajak pasti kita lakukan tindakan penagihan aktif. Bisa penyitaan, pemblokiran rekening, atau bisa juga ada penyanderaan menurut undang-undang pajak,” tegas Irawan.

Pemkab Boyolali Coba Selamatkan UD Pramono

Dengan melihat pada dampaknya yang bisa sangat besar, Pemerintah Kabupaten Boyolali mencoba untuk menyelamatkan UD Pramono agar ribuan peternak sapi perah yang bekerja sama dengan pihak pengepul susu ini tidak sampai gulung tikar.

Insan Adi Asmono selaku Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Boyolali menjelaskan kalau pihaknya terus melakukan komunikasi intensif dengan pihak KPP terkait kasus ini.

Ia menegaskan kalau pihak Pemkab akan selalu memprioritaskan kepentingan peternak sapi perah yang jumlahnya mencapai ribuan.

“Kami berupaya dengan opsi memberi keleluasaan pada UD Pramono, seperti alternatif pembukaan rekening atau sejenis agar bisa tetap bertransaksi dengan tetap berpedoman pada ketentuan perundangan dan asas-asas umum pemerintahan yang baik,” ujarnya.

Baca Juga:  5 Wisata Selo Boyolali Terbaru yang Wajib Anda Kunjungi!

Ia juga menegaskan kalau susu segar yang UD Pramono kumpulkan jumlahnya tidak sedikit. Dalam satu hari, ada lebih dari 20 ribu ton susu yang bisa terkumpul dari 1.300 peternak mitra.

Dari jumlah tersebut, sekitar 10% nya digunakan untuk memenuhi kebutuhan di Solo Raya sehingga semua usaha warung susu segar bisa berjalan.

UD Pramono sendiri selalu berkiblat pada harga dari IPS (Industri Pengolahan Susu). Ini membuat usaha-usaha yang membutuhkan susu murni tidak kesulitan dan bisa menjalankan bisnisnya secara optimal.

Walaupun semuanya masih belum pasti, patut dinantikan bagaimana keberjalanan kasus ini dalam beberapa waktu ke depan. Intinya semoga jalan tengah dari kasus ini bisa didapat sehingga kasus pengepul susu Boyolali tutup ini bisa selesai tanpa merugikan banyak pihak.