Ketikmedia, Gowa – Seorang pendaki wanita bernama Ani (20) hilang saat melakukan pendakian di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Insiden ini terjadi pada Minggu (23/2) sekitar tengah malam waktu setempat. Ani terpisah dari rombongannya di sekitar Pos 10.
Kejadian ini langsung memicu respons cepat dari tim pencarian dan penyelamatan (SAR). Tim SAR segera bergerak untuk melakukan upaya pencarian di medan yang cukup menantang.
Berdasarkan informasi yang ada, Ani tengah mendaki bersama 16 orang lainnya dalam sebuah rombongan pendakian. Di lokasi kejadian terjadi cuaca buruk secara tiba-tiba dengan hujan deras serta angin kencang.
Ini menjadi faktor utama yang menyebabkan korban kehilangan jejak rombongannya. Situasi tersebut memperburuk jarak pandang di jalur pendakian dan membuat korban panik hingga akhirnya keluar dari jalur utama.
Kasi Operasi Basarnas Makassar, Andi Sultan, menjelaskan bahwa kondisi cuaca yang ekstrem di lokasi kejadian menyulitkan pendaki untuk tetap berada dalam kelompok.
“Saat badai terjadi, jarak pandang sangat terbatas, dan itu kemungkinan membuat korban bingung hingga tersesat. Selain itu, minimnya sinyal komunikasi di area tersebut membuatnya sulit untuk menghubungi rekan-rekan pendakinya atau meminta pertolongan,” jelas Andi pada Senin (24/2).
Pendaki Wanita Hilang, Tim SAR Terjun ke Lokasi
Setelah menerima laporan tentang pendaki yang hilang di Gowa, tim SAR dari Basarnas Makassar segera bergerak untuk melakukan pencarian. Medan yang sulit dan kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan utama dalam operasi ini.
Mengingat lokasi terakhir korban terlihat berada di sekitar Pos 10, tim SAR mempertimbangkan beberapa jalur yang ada untuk mempercepat pencarian dan evakuasi.
Akhirnya, tim SAR memilih untuk menggunakan jalur alternatif melalui Tassoso di Kabupaten Sinjai. Menurut Andi Sultan, jalur ini lebih dekat dari jalur lain, seperti rute Bulu Balea, yang lebih panjang dan membutuhkan waktu tempuh lebih lama.
“Kami memutuskan untuk menggunakan jalur Tassoso sebagai alternatif terbaik karena pertimbangan medan dan waktu. Jika tetap melewati jalur Bulu Balea, evakuasi bisa memakan waktu lebih lama dan meningkatkan risiko bagi tim penyelamat,” tambahnya.
Tim SAR yang terlatih dalam operasi pencarian di medan berat membawa peralatan khusus, termasuk penerangan tambahan untuk mendukung pencarian di malam hari, alat komunikasi jarak jauh, serta perlengkapan medis dasar untuk mengantisipasi kondisi korban.
Korban Selamat, Evakuasi Terkendala Medan yang Sulit
Setelah pencarian intensif selama beberapa jam, tim akhirnya berhasil menemukan Ani pada dini hari dalam keadaan selamat. Namun, proses evakuasi tidak berjalan mudah karena kondisi medan yang menantang.
Ini terasa terutama di sekitar Pos 7 dan Pos 8 yang penuh bebatuan besar serta jalur menanjak yang licin akibat hujan.
“Alhamdulillah, korban sudah ditemukan dalam kondisi selamat. Namun, kami masih menghadapi kendala dalam proses evakuasi, terutama karena jaringan komunikasi yang buruk di lokasi dan kondisi medan yang cukup berat,” jelas Andi.
Evakuasi dari lokasi penemuan menuju titik aman membutuhkan waktu ekstra karena tim harus berhati-hati agar tidak terjadi insiden lain, baik bagi korban maupun tim penyelamat.
Proses penurunan korban dari gunung juga disertai dengan upaya pengamanan tambahan. Ini terjadi karena beberapa bagian jalur pendakian masih tergenang air akibat hujan semalam.
Korban Diperkirakan Tiba di Kaki Gunung Sore Hari
Tim SAR memperkirakan bahwa proses evakuasi akan memakan waktu beberapa jam sebelum akhirnya tiba di kaki Gunung Bawakaraeng. Jika semua berjalan sesuai rencana, korban diprediksi sampai di titik akhir evakuasi sekitar pukul 15.00 hingga 16.00 Wita.
“Kami menargetkan korban bisa tiba di kaki gunung sore ini. Saat ini tim terus berkoordinasi untuk memastikan perjalanan turun berjalan aman dan lancar,” ungkap Andi.
Ia juga menyampaikan bahwa kondisi korban secara umum baik. Tapi korban sempat mengalami kelelahan dan dehidrasi ringan akibat semalam penuh bertahan di alam terbuka tanpa perbekalan yang memadai.
Tim medis yang sudah bersiaga di posko evakuasi akan segera melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan kondisi kesehatannya stabil.
Pentingnya Kesiapan dan Waspada dalam Pendakian
Insiden yang menimpa Ani menjadi pengingat bagi para pendaki agar selalu mempersiapkan diri dengan matang sebelum mendaki gunung, terutama saat kondisi cuaca tidak menentu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan di antaranya adalah membawa peralatan pendakian yang lengkap dan memiliki navigasi yang jelas. Penting juga untuk menjaga komunikasi dengan rekan-rekan satu tim agar tidak terpisah selama perjalanan.
“Kami mengimbau kepada semua pendaki agar selalu berhati-hati, terlebih saat cuaca sedang tidak bersahabat. Jangan memaksakan perjalanan jika situasi tidak memungkinkan, dan pastikan selalu ada komunikasi yang baik dengan rombongan,” jelas Andi.
Kejadian ini menjadi pelajaran bagi para pendaki lain bahwa alam sering kali tidak dapat diprediksi. Kejadian pendaki wanita yang hilang ini menjadi tanda bahwa persiapan yang matang sangat penting untuk memastikan keselamatan.