Tega sekali! HS (34) cabuli anak tirinya, salah satu korban modus Dukun Gadungan (palsu).
HS sebagai warga Dusun Dongi-dongi, Desa Cendana, Kecamatan Burau, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (SulSel) terungkap atas pengobatan palsunya.
Bripka Andi Muhamad Taufik selaku Kasi Humas Polres Luwu Timur, membeberkan kronologi HS bisa mencabuli dua korban, padahal itu sebagai anak tirinya.
Kronologi Modus Dukun Gadungan HS Cabuli Dua Korban
Cerdik, pelaku mengaku ahli mengobati orang sakit. Kebetulan, anak tirinya sedang sakit di bagian payudara.
HS sendiri mencabuli anak tirinya sudah lama, yaitu pada bulan Januari 2024 di Desa Cendana.
“Tersangka mengobati (Korban NY) dengan cara memegang payudara korban sebanyak dua kali. Lalu memasukkan jarinya ke alat vital korban, setelah itu disetubuhi,” ungkap Bripka Taufik.
Bukan hanya itu saja, HS kembali melakukan aksi sebagai upaya Modus Dukun Gadungan dengan motif aksi cabul yang sama.
Kali ini kepada korban kedua, yaitu sepupu dari anak tirinya, SH.
Korban SH dapat perlakukan tak senonoh pada bulan Februari 2024 di Dusun Somali, Desa Rinjani, Kecamatan Wotu, Luwu Timur, Sulsel.
“Pada waktu itu, korban sakit. Kemudian tersangka mengobati korban juga dengan cara memegang payudara lalu disetubuhi,” tambah Bripka Taufik.
Kepada wartawan, SH mengaku terang-terangan disetubuhi dua kali oleh pelaku.
“Saya dua kali pada bulan Februari 2024, ketika saya sakit, di ruang tamu dan di kamar,” kata SH.
Atas kelakuan modus Dukun Gadungan HS (34), kini sudah mendekam di penjara Polres Lawu Timur (Lautim) setelah mencabuli anak tiri dan sepupu dari anak tirinya.
Jadi, ada dua korban atas kasus pencabulan ini yaitu, NY (16) dan SH (13).
“Kasus ini sudah disidik dan pelaku HS sudah ditahan,” pungkas Kasi Humas Polres Luwu Timur, Bripka Andi Muhamad Taufik.
Bripka Taufik mengungkapkan bahwa korban pencabulan ini ada dua orang yaitu anak dan sepupunya.
10 Cara Menjaga Anak Agar Tetap Aman dari Tindak Pencabulan
Melindungi anak-anak dari ancaman pencabulan adalah tanggung jawab besar yang memerlukan perhatian dan tindakan nyata. Ada 10 cara yang dapat Anda lakukan untuk menjaga anak-anak tetap aman:
1. Pendidikan dan Komunikasi Terbuka
Ajarkan anak tentang tubuh mereka serta hak mereka untuk merasa aman dan nyaman. Pastikan anak mengerti bahwa mereka bisa berbicara dengan Anda tentang perasaan dan pengalaman mereka tanpa rasa takut.
2. Pantau dan Awasi dengan Cermat
Selalu terlibat dalam kehidupan anak Anda. Ketahui dengan siapa mereka berinteraksi. Baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Perhatikan siapa yang menjemput mereka dari sekolah atau mengunjungi rumah.
3. Ajarkan Batasan dan Privasi
Bantu anak memahami batasan fisik dan emosional mereka. Tekankan bahwa tidak ada yang berhak menyentuh di area pribadi atau melakukan tindakan yang membuat mereka tidak nyaman.
4. Jadi Teladan yang Baik
Perilaku Anda adalah contoh utama bagi anak. Berikan contoh nyata mengenai penghormatan pada batasa fisik dan privasi orang lain dalam proses interaksi sehari-hari Anda.
5. Pentingnya Persetujuan
Berbicara tentang pentingnya persetujuan dalam setiap interaksi fisik. Ajarkan kepada anak agar menghormati dan mengerti perasaan orang lain secara terbuka.
6. Tingkatkan Kesadaran Bahaya
Saat usia anak sudah cukup, diskusikan mengenai kasus pencabulan atau pelecehan seksual. Beri tahu mereka tentang tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai.
7. Perhatikan Perubahan Perilaku
Jika anak tiba-tiba menjadi tertutup, gelisah, atau menunjukkan perubahan perilaku lain yang mencolok, ini bisa menjadi indikasi adanya masalah. Berbicaralah dengan mereka dengan penuh perhatian dan empati.
8. Batasan Media dan Internet
Awasi penggunaan media sosial dan internet oleh anak. Pastikan mereka tidak mengunggah atau berbagi informasi pribadi yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan.
9. Beri Dukungan Emosional
Berikan ruang kepada anak agar terbuka berbicara mengenai hal apapun kepada Anda. Dukung penuh dan yakinkan bahwa anak tidak ada yang salah ketika menjadi korban.
10. Bekerjasama dengan Lembaga Perlindungan
Jika ada kekhawatiran konkret, jangan ragu mencari bantuan dari lembaga perlindungan anak atau psikolog anak yang kompeten.
Dengan langkah-langkah ini, Anda dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi anak, membantu mereka tumbuh dengan rasa aman dan terlindungi.
Tentu, bisa menghindarkan anak dari modus Dukun Gadungan yang terjadi di Sulawesi Selatan agar tidak terulang kembali.