Menlu Retno Bangga Promosi Kain NTT di Sidang PBB

Menlu Promosi Kain NTT di Sidang PBB

Siapa yang tidak bangga dengan kain khas Nusantara yang terkenal dengan keindahan eksotisnya. Begitupun dengan Menlu Retno promosi kain NTT di sidang PBB pada Rapat Majelis Umum ke-78 di New York, Amerika Serikat. Bahkan Retno dengan bangga memperkenalkan tentang kain tersebut dalam pidatonya.

Hal ini tentunya langsung mendapat sambutan positif dari netizen Indonesia. Kain yang diperkenalkan oleh Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, merupakan kain khas dari NTT. Dalam pidatonya Retno menyampaikan tentang kebanggaan tersebut.

“Hari ini, Saya mengenakan kain tradisional dari Nusa Tenggara Timur, Indonesia,” ucap Retno saat membuka pidato di hadapan para peserta PBB dari negara lain.

Pada acara tersebut, Retno mengenakan setelan blouse yang terbuat dari kain tradisional NTT dengan corak merah muda yang cerah. Kemudian terdapat sentuhan biru dan kuning pada detail baju tersebut yang membuat Retno tampak anggun.

Tentunya keindahan kain tersebut semakin bertambah dengan adanya motif khas kain tenun. Tidak hanya memamerkan pakaian dengan khas daerah NTT, tapi Retno juga dengan bangga memperkenalkan delegasi Indonesia yang lain. Di mana pada saat itu, delegasi Indonesia juga mengenakan kain khas daerah.

Masing-masing delegasi mengenakan jenis kain dari daerah yang berbeda sehingga terlihat perwakilan Indonesia mengenakan pakaian yang beragam. Ini menjadi nilai tersendiri, dan Retno mengatakan bahwa keberagaman kain tersebut adalah untuk mewakili keragaman budaha di Indonesia.

“Delegasi saya mengenakan kain tradisional yang berbeda, ini mewakili keragaman lebih dari seribu etnis di Indonesia. Kami beragam, tetapi kami adalah satu,” ujar Retno bangga masih dalam pidato Sidang Majelis PBB di Kota New York.

Baca Juga:  Cara Menggunakan TikTok untuk Mempromosikan Bisnis Ekspedisi

Dalam pidato tersebut Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, juga sempat menyinggung tentang beberapa topik. Berikut ini adalah poin menarik yang disampaikan oleh Retno Marsudi dalam Sidang Majelis PBB di New York pada Hari Sabtu, 23 September 2023.

Menlu Promosi Kain NTT di Sidang PBB

Momen yang paling menarik perhatian tentu saja karena kehadiran Menteri Retno Marsudi dengan mengenakan pakaian dari kain khas daerah. Mungkin ini terlihat biasa, namun menjadi suatu hal yang membanggakan ketika Menteri Retno menyinggung tentang asal pakaian tersebut.

Seperti yang telah disampaikan di atas, di momen tersebut Retno Marsudi mempromosikan tentang kekayaan Indonesia. Menlu promosi kain NTT di Sidang PBB sekaligus menjadi pakaian yang ia kenakan saat itu.  Tidak hanya Menlu, tapi delegasi lain juga mengenakan dress code tema serupa.

Kebanyakan yang mendominasi adalah batik dengan corak khas daerah masing-masing. Kekompakan delegasi yang mengenakan pakaian khas daerah tersebut tentu tidak luput dari perhatian Retno. Bahkan dalam pidatonya juga sempat menyinggung hal tersebut.

Menurut Retno, keragaman pakaian yang ia dan para delegasi kenakan adalah makna dari Bhineka Tunggal Ika yang telah menjadi prinsip kehidupan di Indonesia. Retno juga mengkaitkan hal tersebut dengan persoalan kepercayaan dan kesenjangan yang ada di dunia ini. Hal ini relevan dengan tema sidang saat itu, yaitu mengembalikan rasa saling percaya.

Menlu Menyinggung tentang Semangat Bandung

Selain Menlu promosi kain NTT di Sidang PBB, Retno Marsudi juga menyinggung tentang Semangat Banding yang ada dalam Dasasila Bandung. Semangat bandung diangkat dalam pidato karena relevan dengan tema sidang saat itu yang berkaitan dengan rasa saling percaya.

Retno juga mengingkatkan bahwa Semangat Badnung tersebut telah hadir hampir lebih dari enam dekade dan masih sangat relevan hingga saat ini. Relevansi semangat bandung ini tidak hanya disampaikan sekilas, tapi menjadi penekanan dalam pidato yang disampaikan oleh Retno

Baca Juga:  Cara Order Peralatan Outlet di Fastpay di Apk atau di Website

Bahkan menurut Retno, Semangat bandung dapat menjadi kelebihan Indonesia dalam mendengarkan sekaligus menjadi bagian dari solusi permasalahan di dunia.

Semangat bandung sendiri merupakan Semangat perubahan, khususnya bagi negara bekas jajahan. Semangat ini dapat menjadi pendorong perubahan politik internasional. Seperti halnya dulu, di mana semangat bandung membantu dalam mengatasi potensi pecahnya perang dingin menjadi perang dunia ke-3 apabila dunia tidak berupaya untuk melakukan perubahan.

Konsistensi Sikap Indonesia untuk Palestina

Dalam rapat yang dihadiri oleh banyak pemimpin dunia tersebut, Menlu juga menyampaikan tentang konsistensi Indonesia dalam mendukung Palestina. Retno juga menyampaikan tentang dukungan sepenuhnya untuk melakuakn perubahan supaya masyarakat Palestina tidak lagi merasakan penderitaan.

Ungkapan dukungan terhadap Palestina ini tidak hanya disampaikan pada tahun ini. Tapi telah menjadi topik yang terus diangkat Indonesia di panggung dunia. Ini merupakan bentuk dukungan Indonesia dalam menyuarakan hak-hak kemanusiaan.

Retno juga menyinggung tentang diskirimasi perdangan terhadap negara-negara berkembang yang terus terjadi. Diskriminasi ini berimbas pada monopoli pasangan global yang dilakukan oleh negara-negara tertentu. Ini membuat menghambat negara-negara untuk memenuhi kebutuhan SDGs pada tahun ini.

Negara berkembang ini tidak hanya dihadapkan pada persoalan pasokan global yang terbatas saja. Tapi juga berjuang untuk mengatasi utang luar negeri, sementara harus terus melakukan pembiayaan untuk pembangunan.

Menurut Retno, jika persoalan ini tidak segera di atasi maka akan membuat rasa kepercayaan dan solidaritas antar negeri berkurang. Pembahasan topik tersebut memiliki relevansi kuat dengan tujuan Sidang Majelis Umum yaitu untuk membangun kembali rasa saling percaya.

Jadi, persoalan tentang industri harusnya tidak hanya menjadi tanggung jawab negara maju saja. Tapi, negara maju pun harus ikut mendukung industri di negara berkembang agar dapat membangun masa depan yang kuat.

Baca Juga:  Kiat Promosi Produk di Live Tiktok Cocok Bagi Pebisnis Online

Persoalan Perubahan Iklim Dunia dan Keanekaragaman Hayati

Topik dalam Sidang Majelis Umum tersebut juga menjadi momen tepat bagi Indonesia untuk menyuarakan tentang perubahan iklim dan keanekaragaman hayati. Retno menyampaikan bahwa Indonesia telah memenuhi kewajiban internasional dalam menjaga perubahan iklim dan keanekaragaman hayati.

Retno menyampaikan bahwa dalam menuntaskan tugas tersebut membutuhkan negara maju, baik dalam pendanaan iklim, transfer teknologi, ataupun dalam bentuk investasi hijau. Terakhir, Retno juga mendorong agar negara mendorong kerja sama regional.

Nah, itulah ulasan lengkap mengenai kegiatan Menlu dalam sidang PBB di Amerika. Paling menarik adalah saat Menlu promosi kain NTT di sidang PBB yang banyak mengundang rasa bangga masyarakat. Pada sidang tersebut, Retno Marsudi merupakan perwakilan yang menggantikan kehadiran Presiden Joko Widodo.

Retno juga memuji bagaimana PBB berhasil menjaga dinamika geopolitik di bawah Komando Presiden Joko Widodo. Namun, sangat disayangkan karena selama hampir 9 tahun kekuasaan Presiden Joko Widodo belum pernah menghadiri langsung Sidang Majelis umum PBB.

Pada tahun 2020 dan 2021, Presiden Jokowi pernah menyampaikan pidato dalam Sidang Majelis Umum. Namun, karena faktor pandemic membuat proses penyampaian pidato berlangsung seara online. Retno Marsudi juga menjelaskan bahwa Indonesia tidak pernah absen dalam kegiatan dan panggung internasional

Meskipun dalam kegiatan tersebut kehadiran Presiden secara langsung terus menjadi tanda tanya, tapi Menteri Luar Negeri menjawab bahwa Presiden masih mengganggap relevan forum internasional karena ini adalah momen tepat untuk menggodok keputusan. Ini juga menjadi bukti bahwa Indonesia selalu berkontribusi dalam kegiatan apapun di skala internasional. Semoga informasi Ketik Media bermanfaat.