Ketikmedia.com, Palopo – Warga Palopo, Sulawesi Selatan, terkejut dengan penemuan kerangka mayat manusia berjenis kelamin wanita dengan kondisi mulut terikat kain. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih berupaya mengidentifikasi korban serta mencari tahu penyebab kematiannya.
Kerangka tersebut berada di KM 35, Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Battang Barat, pada Jumat (7/2) sekitar pukul 14.00 Wita. Menanggapi temuan ini, polisi segera melakukan penyelidikan guna mengungkap fakta di balik peristiwa tersebut.
“Ada dugaan kuat bahwa mayat tersebut berjenis kelamin perempuan dan pada tengkorak kepala terdapat kain yang merupakan kain celana yang melilit dan terikat pada posisi mulut,” ujar Supriadi selaku Kasi Humas Polres Palopo pada Senin (10/2).
Hal yang Sudah Diketahui Terkait Penemuan Mayat Wanita di Palopo
Berdasarkan data yang tim Ketikmedia himpun pada Sabtu (15/2), ada 5 informasi yang sudah valid terkait penemuan mayat ini antara lain:
1. Penemuan Mayat oleh Pengendara yang Berhenti di Pinggir Jalan
Supriadi mengungkapkan bahwa kerangka wanita tersebut pertama kali dua terlihat oleh pengendara yang berhenti di pinggir jalan untuk buang air kecil. Ketika itu, mereka melihat ayam hutan sedang memakan belatung, yang kemudian mengarah pada temuan mengejutkan tersebut.
“Saat membuang air kecil kedua saksi melihat adanya seekor ayam hutan yang memakan sebuah belatung di atas tanah yang gembur dan kedua saksi menghampiri ayam hutan tersebut,” jelas Supriadi.
Terkejut dengan pemandangan tersebut, kedua pengendara mendekati ayam hutan dan menemukan bahwa belatungnya berasal dari tengkorak manusia.
Menyadari adanya temuan yang mencurigakan, mereka segera melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian. Tak lama berselang, tim Inafis Polres Palopo tiba di lokasi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Hingga saat ini kerangka telapak kaki masih belum ditemukan, adapun posisi tengkorak kepala berjarak 70 cm dari tulang paha korban,” tambahnya.
2. Polisi Lakukan Autopsi dan Tes DNA untuk Identifikasi Korban
Polisi melakukan autopsi serta tes DNA terhadap kerangka wanita yang ada di Palopo. Proses ini berlangsung di Rumah Sakit Sawerigading Palopo pada Jumat (14/2) sekitar pukul 09.00 Wita, berdasarkan permintaan penyidik Polres Palopo.
Ahli Forensik Polda Sulsel, Denny Matius, menyatakan bahwa pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi korban secara lebih akurat. Sampel DNA yang polisi ambil akan berlanjut ke pusat pemeriksaan DNA di Mabes Polri untuk analisis lebih lanjut.
“Jadi berdasarkan permintaan autopsi dari penyidik Kota Palopo kita telah laksanakan proses autopsi sekaligus identifikasi rangka (tes DNA) yang terlihat beberapa hari lalu,” jelas Denny pada Jumat (14/2).
“Nah salah satu yang paling penting nanti adalah pemeriksaan DNA dan itu kami sudah ambil sampelnya dan akan kami periksa kan, mungkin butuh waktu beberapa lama untuk hasil DNA-nya. Karena sampel ini akan kami kirim ke pusat DNA Mabes Polri dan itu akan berproses nantinya,” tambahnya.
3. Dugaan Kekerasan Sebelum Kematian Korban
Ahli Forensik Polda Sulsel, Denny Matius, mengungkapkan bahwa korban nampaknya mengalami kekerasan sebelum meninggal. Namun, dugaan ini masih perlu pembuktian lebih lanjut melalui proses autopsi dan penelitian forensik di Makassar.
“Jika ada pertanyaan apakah ada tanda-tanda kekerasan, kami menduganya demikian. Namun, hal ini masih perlu pembuktian melalui pemeriksaan lebih lanjut,” tambahnya.
Meski terdapat indikasi kekerasan, Denny menegaskan bahwa penyebab pasti kematian korban belum mereka ketahui. Hasil autopsi dan pemeriksaan laboratorium nantinya akan menjadi dasar utama dalam mengungkap penyebab kematian.
“Saat ini kami masih terus mendalami penyebab kematian. Data yang ada di lokasi belum cukup untuk menarik kesimpulan. Oleh karena itu, kami fokus terlebih dahulu pada identifikasi korban sebelum melangkah lebih jauh,” tutupnya.
4. Korban Meninggal Enam Bulan Lalu
Berdasarkan analisis forensik, korban diduga telah meninggal sekitar enam bulan sebelum ditemukan. Saat dievakuasi, jasadnya sudah dalam kondisi tinggal kerangka.
“Yang kami temukan hanya sisa-sisa kerangka. Berdasarkan perkiraan waktu, kemungkinan korban sudah berada di lokasi tersebut selama kurang lebih enam bulan,” ujar Denny.
5. Dua Warga Melapor Kehilangan Anggota Keluarga
Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Sayed Ahmad Aidid, mengungkapkan bahwa hingga saat ini ada dua warga yang melaporkan kehilangan anggota keluarga mereka ke Polres Palopo.
Kedua pelapor berharap bisa memastikan apakah mayat wanita yang ditemukan merupakan kerabat mereka atau bukan.
“Satu pelapor berasal dari Kota Palopo, sementara yang lainnya berasal dari luar daerah, tepatnya dari Wajo,” ujar Sayed pada Selasa (11/2).
Penemuan mayat wanita di palopo ini sangat mengejutkan banyak pihak. Terlebih lagi, korban diperkirakan meninggal pada kisaran 6 bulan yang lalu.