Ketik Media, Jakarta – Harga minyak goreng untuk masyarakat, yang dikenal dengan sebutan Minyakita, belakangan ini masih menunjukkan angka yang tinggi di berbagai wilayah.
Menteri Perdagangan, Budi Santoso, mengungkapkan alasan di balik kenaikan harga Minyakita tersebut.
Ia menjelaskan bahwa salah satu faktor penyebab tingginya harga Minyakita adalah adanya keterlambatan distribusi. Keterlambatan ini terjadi karena libur perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
“Minyakita kan rata-rata masih Rp 17 ribu, jadi itu kebanyakan memang di daerah timur (Indonesia timur). Tadi teman-teman PKTN (Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga) datang ke pasar Banten, jadi gini, masalahnya ini kan libur natal-tahun baru masih banyak distributor yang belum jalan,” jelas Budi pada Jumat (3/1).
Harga Minyakita Melonjak Naik
Budi menegaskan bahwa pasokan Minyakita di tingkat distributor masih mencukupi. Namun, karena adanya keterlambatan dalam proses distribusi, harga minyak goreng tersebut terpaksa melambung tinggi.
Lebih jauh lagi, Budi menyampaikan bahwa pada pekan depan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan melakukan koordinasi dengan pihak produsen. Ini untuk memastikan ketersediaan stok terbaru.
“Kita usahakan harga harus terjangkau, harus sesuai HET, harus gimana caranya kita harus lakukan. Mudah-mudahan tanggal 6 kita cek di SP2KP, kita hubungi teman-teman di daerah, di timur juga ngecek lapangan karena salah satu faktornya memang karena liburan itu,” jelasnya.
Menteri Perdagangan (Mendag) menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan sanksi kepada pedagang nakal. Menurutnya, banyak yang menjual Minyakita dengan cara menggabungkannya (bundling) dengan produk lain.
Hal ini bertujuan untuk menjaga kepatuhan terhadap regulasi harga dan mencegah manipulasi yang merugikan konsumen.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan.
Mulai sekarang, distribusi minyak goreng kemasan rakyat atau Minyakita langsung oleh BUMN pangan, khususnya Perum Bulog.
Arief menjelaskan bahwa peran Bulog dalam distribusi Minyakita bertujuan untuk menyesuaikan harga minyak goreng tersebut. Dengan cara ini, harganya tetap sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan, yakni Rp15.700 per liter.
Masalah tingginya harga Minyakita, terutama di wilayah Indonesia bagian timur, disebabkan oleh hambatan dalam rantai distribusi. Dengan melibatkan Bulog dalam proses distribusi, harga Minyakita harapannya dapat terkontrol dan HET di seluruh wilayah Indonesia dapat seragam.
Stok Minyakita Semakin Tipis
Arief juga meminta kepada pemerintah daerah agar memiliki cadangan pangan pemerintah di masing-masing wilayah. Ini untuk memastikan ketersediaan dan kestabilan pasokan pangan, termasuk Minyakita, bagi masyarakat.
Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa tujuan utama dari pemenuhan cadangan pangan pemerintah adalah untuk memastikan ketersediaan stok pangan di seluruh daerah.
Ini khususnya di wilayah-wilayah yang tergolong tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan (3TP). Langkah ini penting agar pasokan pangan dapat sampai ke masyarakat di daerah-daerah yang aksesnya sulit.
Sementara itu, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan (Kemendag), Bambang Wisnubroto, menegaskan bahwa harga minyak goreng kemasan rakyat atau Minyakita yang masih tinggi bukan karena kelangkaan stok.
Ia menjelaskan bahwa pemerintah terus berupaya menurunkan harga Minyakita. Saat ini, rata-rata harganya di tingkat nasional mencapai Rp17.000, padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan adalah Rp15.700.
Wisnu juga menegaskan bahwa Minyakita, minyak goreng kemasan premium, dan minyak curah tersedia dengan cukup di pasar. Masalah yang harus segera selesai adalah panjangnya rantai distribusi.
Ini menyebabkan terjadinya transaksi antar pengecer. Hal ini memengaruhi harga jual yang lebih tinggi bagi konsumen.
Bulog Menyatakan Siap untuk Menjadi Distributor MinyaKita
Sebelumnya, Perum Bulog menyatakan kesiapan untuk mendistribusikan Minyakita apabila diberikan tugas atau perintah oleh pemerintah.
Pernyataan tersebut langsung dari Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono, yang pada Senin, 23 Desember 2024.
Hal ini menunjukkan komitmen Bulog untuk turut serta dalam memastikan kelancaran distribusi minyak goreng kemasan rakyat. Ini penting guna menjaga kestabilan harga dan ketersediaan produk di masyarakat.
“Siap. Instruksi belum (ada), tapi kalau kita ada instruksi kita siap. “Kita sudah punya pengalaman di bisnis di luar beras,” ujar Wahyu.
Tingginya harga minyak jelas memberatkan masyarakat. Harapannya, harga Minyakita bisa stabil dalam waktu dekat.