Gempa di Tuban Terjadi Ratusan Kali, Ini Kata BMKG

gempa di Tuban

Sebagai negara yang terletak di area cincin api, Indonesia memang sudah tidak asing lagi dengan bencana gempa bumi. Hanya saja, fenomena gempa di Tuban yang terjadi pada hari Jumat, 22 Maret 2024 kemarin memang sangat jarang terjadi di negara ini.

Pasalnya, gempa bumi yang terjadi bukan hanya satu atau dua kali saja, namun ada gempa susulan di Tuban yang mencapai hingga ratusan kali. Hal ini jelas membuat seluruh masyarakat Indonesia merasa panik dan menerka-nerka tentang apa penyebab gempa di Tuban.

Hingga Sabtu Malam, Tercatat Ada 193 Kali Gempa Susulan

Seperti apa yang sudah disinggung di atas, gempa bumi Tuban terjadi pada hari Jumat sore, tepatnya pada pukul 15.52 WIB dengan kekuatan 5,9 magnitudo. Namun, guncangan tidak berhenti sampai di situ, sebab tidak lama kemudian ada gempa susulan. 

Gempa susulan tersebut terus muncul hingga Sabtu malam, pada tanggal 23 Maret 2024. Menurut catatan terakhir dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Tuban, total gempa susulan Tuban kurang lebih ada 193 kali. 

Selain total gempa susulan yang banyak hingga mencapai ratusan, ada keanehan lain yang terjadi pada bencana gempa bumi kali ini. Sebab, ada gempa susulan yang kekuatan magnitudonya lebih besar dari gempa utama, yaitu hingga mencapai 6,5 magnitudo.

Sedangkan, gempa terakhir yang tercatat tersebut berkekuatan tidak terlalu besar, yaitu sekitar 3,5 magnitudo. Lokasinya ada di laut Tuban arah timur sejauh 141 km dan sedalam 10 km. Hal ini berkaitan dengan sesar gempa Tuban, yaitu sesar di Laut Jawa.  

BMKG: Sangat Jarang Ada Gempa Susulan yang Lebih Besar dari Gempa Utama

Pasca gempa di Tuban, BMKG pun memberikan penjelasan tentang penyebab guncangan di sesar Laut Jawa ini. Terlebih, karena ada hal yang sangat jarang terjadi pada bencana gempa bumi, yaitu kekuatan gempa susulan yang lebih besar daripada gempa utamanya. 

Baca Juga:  Misteri Sesar Pemicu Gempa Sumedang yang Belum Terpetakan

Berdasarkan penjelasan dari BMKG, fenomena ini bukan hal yang tidak mungkin terjadi, karena kekuatan gempa susulan bisa lebih besar maupun lebih kecil daripada gempa utama. Hanya saja, pada umumnya kekuatan magnitudonya akan lebih kecil.

Jadi, fenomena gempa di Tuban ini memiliki kemungkinan bisa terjadi dan bukan sesuatu hal yang perlu mengundang rasa panik. Berkaitan dengan hal ini, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami, Daryono menjelaskan penyebab gempa di Tuban. 

“Biasanya first break atau patahan pertama pada sesar akan terjadi di pada bagian sesar yang paling lemah, lalu patahannya akan menimbulkan satu gempa pembuka,” jelas Daryono.

Namun, setelah ada patahan pertama atau deformasi, biasanya akan ada patahan susulan akibat adanya tekanan di bagian lain. Hal ini bisa membuat lebih banyak deformasi hingga menyentuh asperities atau bakal slip utama yang menyebabkan gempa lebih besar. 

Daryono pun memberikan analogi yang akan lebih dimengerti oleh masyarakat awam, yaitu ketika seseorang mematahkan penggaris kayu. Ketika penggaris dipukul ke benda keras dan tumpul, akan ada retakan terlebih dahulu sebelum penggaris patah.

Retakan yang kecil tersebut dianalogikan sebagai gempa di Tuban yang berkekuatan kecil, sedangkan patahan di akhir adalah gambaran gempa utama. Jadi, gempa utama tidak selalu muncul di awal, namun juga bisa di akhir maupun di tengah dari rangkaian gempa.

Lebih jauh lagi, Daryono menjelaskan jika gempa susulan adalah hal yang wajar terjadi, terutama setelah ada gempa yang cukup kuat. Masyarakat tidak perlu merasa panik berlebihan karena itu adalah tanda bahwa gempa akan segera berakhir tidak lama lagi.

Bupati Tuban Himbau Masyarakat agar Tetap Tenang dan Waspada

Berkaitan dengan bencana alam yang kini sedang dihadapi oleh masyarakat Tuban, Bupati Kabupaten Tuban Aditya Halindra Faridzky meminta masyarakat untuk tetap tenang. Namun, Aditya menjelaskan jika kewaspadaan tidak boleh dilupakan oleh masyarakat. 

Baca Juga:  Banjir Bandang Tana Toraja Menerjang, Jalan Poros Lumpuh

Hingga saat ini, belum ada korban jiwa akibat gempa di Kabupaten Tuban. Berdasarkan keterangan sang bupati, kondisi masyarakat kini dalam keadaan baik, tidak ada pengungsian dan lain-lain. Jadi, hingga kini keadaan di Tuban masih aman terkendali. 

Aditya juga meminta masyarakat untuk jangan percaya akan hoax, termasuk hoax tentang tsunami atau adanya air laut yang akan menyerang daratan. Sang bupati terus menghimbau masyarakat untuk selalu melakukan cross check terhadap informasi di media sosial.

“Sebaiknya tetap hindari bangunan yang retak, reyot, dan tidak layak huni terlebih dahulu karena guncangan susulan masih mungkin terjadi,” jelas Aditya, ketika memberikan himbauan kepada warganya.

Hingga saat ini, belum ada kejelasan soal kapan gempa di Tuban akan berakhir, sebab pergeseran sesar Laut Jawa ini terjadi secara horizontal sehingga akan ada banyak gempa susulan. Bahkan, menurut pakar geologi dari ITS, gempa bisa terjadi berhari-hari.