Ketikmedia.com – Meski bukan pekerjaan bergengsi, gaji TKI Arab Saudi di restoran sangat besar lho. Opsi berkarir di luar neger juga makin relevan dengan kondisi di Indonesia belakangan ini.
Sebab, tingkat persaingan pekerja di dalam negeri semakin ketat dari hari ke hari. Beberapa waktu yang lalu bahkan sempat viral bagaimana job fair di Bekasi penuh sesak oleh pelamar kerja.
Baca Juga: Tertarik? Segini Gaji Kerja di Hotel Arab Saudi!
Peluang Kerja Restoran di Arab Saudi
Peluang kerja di sektor restoran di Arab Saudi sendiri masih sangat terbuka lebar bagi tenaga kerja asing, termasuk dari Indonesia. Apalagi, beberapa tahun ke belakang, negeri Timur Tengah tersebut juga sedang giat meluncurkan program pariwisatanya.
Berbagai posisi pun tersedia, mulai dari pelayan (waiter), barista, koki, hingga manajer restoran. Gajinya bisa dibilang kompetitif dengan tambahan insentif bulanan sampai akomodasi bagi para pekerja asing.
Berapa Gaji Kerja Restoran di Arab Saudi?
Lantas, berapa sebenarnya gaji seorang karyawan restauran di Arab Saudi? Secara umum, untuk posisi pelayan, gaji bulanan yang bisa seorang pegawai peroleh berkisar antara SAR 2.500 hingga SAR 6.000 atau 10 jutaan hingga 26 jutaan, tergantung pada pengalaman dan jenis restoran. Pelayan berpengalaman atau supervisor dapat memperoleh hingga SAR 10.000 (43 juta) per bulan.
Posisi manajerial seperti manajer restoran menawarkan gaji yang lebih tinggi, dengan rata-rata sekitar SAR 6.500 per bulan (11 jutan), dan dapat mencapai hingga SAR 13.500 (58 juta), tergantung pada industri, lokasi kerja, dan profil kandidat. Beberapa perusahaan bahkan menawarkan gaji hingga SAR 20.000 atau 86 juta rupiah per bulan untuk posisi seperti ini.
Restoran-restoran di Saudi Arabia sendiri biasanya juga menyediakan akomodasi bagi pegawai migrannya. Sering, seorang pegawai mendapatkan uang akomodasi, makan, sampai mess. Sistem perpajakan yang juga rendah membuat bekerja di negara ini terasa makin ramah bagi para tenaga asing.
Bila dibandingkan dengan gaji di Indonesia, angka-angka di atas jelas terlihat sangat fantastis. Di negeri ini, gaji pelayan restaurant seringkali masih di bawah UMR. Bahkan koki senior pun kadang gajinya hanya sedikit lebih tinggi dari UMR.
Gaji pegawai restaurant yang tinggi di Indonesia baru ditemukan di rumah makan yang memang mewah. Selebihnya, industri F&B dalam negeri termasuk restoran masih terkenal dengan upahnya yang serba terbatas.
Gaji vs Biaya Hidup di Arab Saudi sebagai Pegawai Restauran
Meski gajinya terbilang tinggi, tak bisa dipungkiri bahwa biaya hidup di Arab Saudi pun tidak murah. Dalam sebulan, seorang individu dewasa tanpa keluarga membutuhkan 6 ribu hingga 8 ribu SAR atau 26 sampai 34 juta rupiah agar bisa hidup dengan layak. Sementara untuk keluarga kecil dengan empat anggota, biaya bulanan minimumnya kurang lebih 14 ribu SAR (60 jutaan rupiah).
Dengan kata lain, gaji pegawai restoran junior di Arab sangatlah sedikit. Rasionya dengan UMR hampir sama dengan pekerja restoran di Indonesia. Namun, kontrak kerja di Arab Saudi tetap menjanjikan apabila:
- pegawai mendapatkan fasilitas tempat tinggal seperti mess.
- pegawai mendapatkan uang transport.
- memperoleh jatah makan setidaknya sekali sehari.
- Tidak berfoya-foya selama bekerja.
Komponen terbesar dalam pengeluaran di Arab Saudi sendiri adalah biaya sewa tempat tinggal. Di Riyadh, misalnya, harga sewa apartemen satu kamar di pusat kota berkisar antara SAR 3000 hingga SAR 6000 per bulan. Adapun, untuk apartemen dengan tiga kamar tidur, biaya sewanya minimal 5,5 ribu setiap bulannya.
Karena itulah, penyediaan fasilitas seperti mess amat krusial bagi tenaga kerja migran. Sementara untuk biaya lain, umumnya harga di Saudi masih cukup terjangkau. Bahkan pegawai bisa sesekali menikmati makan di luar dengan harga 20 hingga 60 SAR per porsinya.
Jangan Cuma Jadi ART
Selama ini, mayoritas Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri, khususnya di Arab Saudi, masih didominasi oleh sektor pekerjaan sebagai Asisten Rumah Tangga (ART). Padahal, terdapat peluang karir lain yang lebih menjanjikan, seperti bekerja di sektor restoran dan perhotelan. Sektor ini menawarkan gaji dan fasilitas lebih besar serta jenjang karier yang lebih jelas.
Dalam aspek ini, pekerja kita bahkan kalah oleh pekerja migran dari Filipina. WN Filipina sudah lebih dulu mengambil peluang di sektor formal tersebut. Banyak warga negara dari jiran kita itu yang bekerja sebagai perawat hingga pelayan di berbagai restoran. Pemerintah Filipina sendiri memang aktif mempromosikan penempatan pekerja mereka di sektor layanan formal sejak beberapa tahun belakangan.
Di Indonesia, sayangnya, calon pekerja migran atau TKI harus lebih mandiri dalam mencari pekerjaan di sektor-sektor seperti ini. Meski sulit, namun ingat bahwa gaji TKI Arab Saudi di restoran jauh lebih besar dari gaji ART di negeri yang sama.