Masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang tinggal di Sulawesi Utara dikejutkan dengan erupsi Gunung Ruang yang terjadi sejak tanggal 16 April 2024 silam. Dalam dua hari terakhir, aktivitas vulkanik di sana mengakibatkan gempa 944 kali dan juga beberapa letusan.
Ratusan gempa vulkanik Gunung Ruang sudah terasa sejak tanggal 11 April hingga 15 April 2024 sebelum akhirnya Gunung Ruang meletus pada tanggal 16 April 2024 pukul 13:37 dan 21:45 WITA. Erupsi ini membuat PVMBG mengubah statusnya menjadi siaga.
Status Gunung Ruang Kembali Berubah Menjadi Awas
Seperti yang sudah diketahui, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status Gunung Api Ruang menjadi Siaga beberapa hari sebelumnya. Hal ini membuat warga yang tinggal 4 km dari pusat aktivitas vulkanik harus mengungsi.
Namun, setelah erupsi Gunung Ruang kembali mengakibatkan letusan, PVMBG menaikkan statusnya ke level IV. Letusan ini kembali terjadi di keesokan harinya, yaitu pada tanggal 17 April 2024 pada pukul 01:08, pukul 05:05, dan juga pukul 18:00 WITA.
Karena ledakan demi ledakan yang cukup eksplosif itu, status level Gunung Ruang saat ini berada di level Awas. Akibatnya, warga yang tinggal 6 km dari pusat aktivitas vulkanik harus mengungsi. Hanya saja karena dampaknya yang akan sangat membahayakan.
Sebagai informasi, Gunung Ruang terletak Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), yang secara geografis ada di Provinsi Sulawesi Utara. Sejak hari Rabu, 17 April 2024, radius 6 km dari pusat sudah kosong karena warga dievakuasi ke pulau lainnya.
Totalnya ada 828 warga yang dievakuasi, yaitu 506 warga Desa Laingpatehi dan 322 warga Desa Pumpente. Hingga saat ini belum ada laporan tentang korban erupsi Gunung Ruang karena semua masyarakat sekitar sudah berada di tempat yang lebih aman.
Potensi Tsunami Masih Mengancam
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan bahwa letusan Gunung Ruang masih sangat mungkin untuk menimbulkan tsunami. Selain karena aktivitas vulkanik yang cukup intensif, hal ini juga bisa saja terjadi karena material abu dan batu yang jatuh ke laut.
“Kami terus memantau erupsi Gunung Ruang dari waktu ke waktu, termasuk kemungkinan adanya tsunami,” ungkap Wafid.
Berdasarkan pada catatan sejarah, erupsi Gunung Ruang yang sebelumnya juga mengakibatkan tsunami. Karena adanya dampak letusan Gunung Ruang tersebut, Ketua Tim Kerja Pengamatan Gunung Api Heruningtyas mengingatkan warga untuk berhati-hati.
Bukan hanya untuk masyarakat yang tinggal dekat dengan pusat inti aktivitas vulkanik, namun juga mereka yang tinggal di sekitar pesisir pantai. Maka dari itu, mereka yang tinggal di pesisir barat Pulau Tagulandang harus mengungsi ke daerah yang aman.
Selain itu, dampak erupsi Gunung Ruang lainnya adalah lava dan awan panas yang sangat membahayakan bagi manusia. Pada saat ini, efek lava dan awan panas tersebut sudah terasa di Pulau Ruang, karena itu masyarakat harus segera menjauhi gunung api tersebut.
“Rekomendasi kami adalah semua warga yang tinggal 6 km dari pusat aktivitas vulkanik dan sebagian pesisir barat Pulau Tagulandang harus mengungsi. Ini berkaca pada kejadian letusan Gunung Api Ruang sebelumnya yang menimbulkan tsunami,” jelasnya.
Letusan Gunung Api Ruang Sudah Terjadi Sejak Tahun 1808
Karena Indonesia berada di daerah cincin api, sangat wajar rasanya jika ada banyak gunung api aktif di negara ini, termasuk Gunung Ruang. Menurut catatan sejarah, gunung api ini meletus untuk pertama kali pada tahun 1808 silam dengan letusan yang eksplosif.
Setelah itu, gunung api aktif ini kembali mengalami beberapa kali letusan dan yang paling parah terjadi pada tahun 1871 silam. Pada saat itu, letusan gunung tersebut menelan kurang lebih 400 orang korban jiwa dan membuat pulau-pulau sekitarnya tenggelam.
Hal tersebut masih mengancam warga sekitar ketika Gunung Ruang kembali meletus di tahun 2024 ini. Sebab, material batu dan abu yang jatuh ke laut masih mungkin menimbulkan tsunami. Belum lagi ada gumpalan abu vulkanik, gas, dan awan panas.
Gumpalan abu vulkanik, gas, dan awan panas tersebut menimbulkan fenomena petir vulkanik muncul. Hal ini karena ada ion-ion gas yang membuat muatan listrik meloncat akibat suhu yang panas. Suhu panas ini lah yang membahayakan nyawa manusia.
Maka dari itu, sebaiknya tidak ada orang yang mendekati area 6 km dari pusat aktivitas vulkanik untuk menghindari hal yang tidak berbahaya. Setidaknya ketika status Gunung Ruang masih belum turun dari level Awas yang masih berlaku hingga hari ini.
Masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang tinggal di Sulawesi Utara terkejut dengan erupsi Gunung Ruang yang terjadi sejak tanggal 16 April 2024. Sebagai informasi, Bandara Internasional Sam Ratulangi di Kota Manado Sulawesi Utara masih tutup pasca erupsi Gunung Ruang. Hal ini karena abu vulkanik masih ada, sehingga langkah ini perlu agar keselamatan penumpang dan awak pesawat tetap terjaga.